Terpana

1234 Words
Makanan sudah datang, Sesil segera membawanya ke dalam ruangan Pak Reno. Reno hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan pekerjaannya kembali. "Pak, jika terus bekerja kapan makan siangnya? Kalau telat makan siang, akan terlambat juga bertemu dengan Nona Rasela." "Kamu ini, bawel sekali, Sesil! Baiklah silahkan kamu kembali ke tempatmu dan gue akan makan!" "Baiklah Pak Bos! Laksanakan!" sahutnya meninggalkan Reno dengan beberapa makanan. Lelaki tampan itu bukannya segera menyantap makanan yang sudah dihidangkan ini malah membiarkannya begitu saja tanpa disentuh, hingga waktu pertemuan tiba belum juga makan. Telepon berdering dan sudah dapat dipastikan yang menelpon adalah Sesil. Menurut Reno, sekretarisnya itu benar-benar sangat menyebalkan sekali karena selalu mengganggu konsentrasinya saat mendesain. Oh mengertilah, mendesain itu tidak mudah dan membutuhkan keadaan yang tenang. "Ada apa lagi, Sesil?" jawabnya tak suka. "Maaf mengganggu, Pak. Nona Rasela sudah datang." "Baiklah, bawa di keruangan gue, sekarang!" "Baik, Pak." "Silahkan, Nona, saya antar ke dalam." "Terima kasih, hm …," ucapnya bingung. "Sesilia, Nona." "Terima kasih, Sesilia." Sesil tersenyum dan mempersilahkan Rasela untuk masuk ke dalam ruangan Reno. Langkahnya sangat anggun sekali, wanita itu sungguh ayu dengan wajah yang hampir mendekati wajah orang-orang korea, dengan pipi semu merah dan bibir tipis pink menambah hiasan ayu di wajahnya. Kaki jenjangnya melangkah pasti dan masuk ke dalam ruangan yang cukup luar biasa itu. Banyak sekali miniatur-miniatur motor kecil yang sudah pasti harganya sangat dahsyat sekali. "Selamat datang Nona Rasela," sapa Reno. Sesil segera pergi dari ruangan tersebut. "Siang, Tuan Reno. Senang akhirnya kita bisa bertemu lagi dengan kesempatan yang kedua dengan keadaan yang tidak di sengaja." "Wow, apakah sebelumnya kita sudah pernah mengenal satu sama lainnya?" "Apakah kau bercanda Tuan Reno? Bagaimana bisa kau melupakan gadis ayu sepertiku yang selalu menjadi idola di sekolah dulu," ucapnya sedikit sombong. "Haha, bercanda sekali, Nona. Bagaimana bisa aku melupakan gadis cantik sepertimu ini? Tidak akan pernah kulupa, Nona," sambutnya menggandeng tangan Rasela dan menempelkan bibirnya pada punggung tangan wanita putih itu. "Senang sekali aku bisa bertemu denganmu lagi, Ren. Rasanya seperti mimpi sekali bisa dipertemukan dalam suatu kegiatan yang nantinya akan selalu melibatkan diri berdua bersamamu." "Aku juga, sejak dimana aku lulus dan sejak saat itu kita sudah tidak pernah bertemu lagi. Dan lihatlah, kau terlihat semakin cantik, menawan dan juga seksi. Oh bahkan sekarang lebih sangat seksi, apa resepmu bisa menjadi seindah ini, Sayang," bisiknya di telinga Rasela membuat gadis itu merinding dan membuatnya menghirup aroma mint dari tubuh lelaki tampan di hadapannya itu dalam-dalam. "Kau juga, semakin kekar dan rupawan. Tubuhmu ini penuh dengan otot yang menggoda. Aku tidak menyangka ternyata seorang Reno bisa menjadi sangat tampan juga menggoda seperti ini," bisiknya kembali di telinga Reno membuat gelombang aliran dalam seketika naik hingga ubun-ubun dan membuatnya merasa tak kuat menahan gejolak cinta tersebut. Namun, sebisa mungkin menahannya karena tak etis rasanya semua itu muncul dalam tiba-tiba. "Jangan menggodaku jika kau tak ingin kusergap, Nona." "Haha, kau masih saja ganas seperti dahulu, Tuan Reno." "Baiklah, kita kesampingkan terlebih dahulu temu kangennya. Kita bahas yang seharusnya dibahas terlebih dahulu, jika sudah baru memulai mengenang yang lalu lagi." "Baiklah, Tuan Reno. Eh, tapi tunggu dulu," ucapannya terhenti. "Ada apa lagi, Sela?" "Pemandangan apa yang aku lihat ini, Tuan Reno? Apakah kau belum makan siang?" "Hehe, belum, Sel." "Hm … makanan ini sangat banyak sekali, bagaimana sebelum ke bahasan mengenai kerja sama kita terlebih dahulu aku membantumu untuk makan? Haha," tawarnya. "Okelah, kalau begitu. Itu adalah ide yang sangat luar biasa, haha." Mereka makan bersama, ada canda tawa di dalamnya membuat mereka yang sebelumnya sempat dekat namun terputus karena satu dan lain hal maka sekarang tak sulit bagi mereka untuk bisa dekat satu sama lainnya. Terlebih lagi, saat ini mereka terlibat dalam satu proyek bersama. Itu sudah dapat dipastikan akan membuat mereka semakin dekat. "Alhamdulillah, Sela, mohon maaf sebelum mulai, aku minta izin untuk shalat dzuhur dulu, ya," ucapnya. Sela mengangguk setuju. "Silahkan." Reno masuk ke dalam satu ruangan yang Sela tidak tau itu ruangan apa. Lelaki itu cukup lama berada di dalam dan kemungkinan sedang shalat. Lima belas menit kemudian, Reno keluar dan kembali menemui Rasela. "Maaf ya, jadi menunggu lama." "Tidak apa-apa. Aku cukup punya banyak waktu kok, hehe." "Hehe, makasih cantik," ucapnya mengerlingkan mata. "Ngomong-ngomong itu ruangan apa, Ren?" "Oh, itu ruangan istirahat saja hehe. Lumayan saja untuk tempat istirahat siang hari jika sedang tidak ada kerjaan dan pusing desain paling aku tidur di dalam sana, haha," terangnya. Rasela terkekeh dengan penjelasan Reno. Ada-ada saja kelakuan lelaki tampan itu yang bisa bikin tersenyum. "Baiklah, mari kita bahas tujuan kita." Rasela mulai menjelaskan setiap rencana yang akan ia buat agar kerjasama bersama perusahaan Reno itu menjadi kerjasama yang luar biasa. Awalnya, Reno pikir, wanita di hadapannya itu tak mengerti apa-apa terlebih urusan motor custom namun siapa sangka ternyata dia sangat mengetahui seluk beluk isi dalam custom motor bahkan dia juga punya beberapa desain baru untuk custom walaupun memang itu desain buatan orang lain tetapi dibuat sesuai dengan keinginannya. Jadi, kerjasama yang akan mereka lakukan adalah membuat motor-motor vespa keluaran terbaru tetapi dengan desai custom yang luar biasa. Tentunya dengan bantuan hiasan gambar luar biasa yang akan diciptakan oleh jari-jemari Reno. Mengingat belakangan ini peminat motor custom dan juga custom motor-motor tua semakin melonjak maka kerjasama mereka pasti akan berjalan dengan sangat lancar. Apalagi dengan kecerdasan otak Reno yang bisa memutar satu sama lain mesin yang menurutnya bisa dan lebih cocok digunakan pada motor-motor custom antik tersebut. Reno terpesona dan kagum dengan penjelasan dari Rasela yang begitu sangat mendetail. Benar-benar di luar dugaan, ia merasa malu karena sebelumnya sudah lebih dulu meragukan dan meremehkan kemampuan Rasela. "Bagaimana? Setuju?" Rasela sudah menjelaskan secara detail dan rinci hingga akhir namun Reno masih terpesona dengan cara wanita itu menjelaskan. Ia hanya terdiam dan memandang Rasela. Tanpa sadar, gadis itu sudah selesai menjelaskan setiap rinci dari kerja sama mereka. "Ren?" panggilnya lembut. "Reno?" panggilnya lagi, kali ini wajahnya sudah berada di hadapan Reno, dekat bahkan sangat dekat sekali sehingga membuat aroma lavender dari tubuh Rasela sangat menusuk hidung Reno dan membuatnya sedikit melayang. "Eh iya, bagaimana?" "Ren, aku tau kok bahwa aku sangatlah cantik. Tapi bisakah Tuan Reno fokus sebentar pada tujuan kita? Setelah itu, aku akan mempersilahkan Tuan untuk sepuasnya memandangku." "Uhuk … uhuk …." Reno tiba-tiba terbatuk mendengar kata-kata tersebut, ia merasa tak mampu menelan slavina sehingga membuatnya terbatuk. "Maaf. Aku sangat setuju dengan rencanamu. Itu semua sangat luar biasa. Aku tak menyangka ternyata kau sangat luar biasa. Maaf karena awalnya aku sempat meremehkanmu." "Pasti menurutmu, karena aku seorang wanita jadi tidak mengerti dengan seluk beluk motor?" Reno mengangguk cepat. "Oh kalau begitu, kau sangat salah Tuan Reno. Aku justru sangat paham mengenai seluk beluk motor bahkan aku lebih paham dari papah." "Haha, bahkan pemahamanmu mengalahkan papahmu? Kau sangat luar biasa." Reno menatap Sela dengan sangat tidak percaya dan gadis itu mengangguk mantap. "Baiklah, secepatnya kita untuk semua ini dan aku akan membuat satu unit sepeda motor vespa custom sesuai dengan keinginanmu sebagai icon tanda kerjasama kita, bagaimana?" "Deal!" Mereka berjabat tangan dan tersenyum puas satu sama lain. Ini adalah awal mereka menjalin kerjasama sekaligus cinta dan juga rasa lainnya yang akan berjalan sesuai dengan berjalannya waktu. Rasela mulai menjelaskan custom motor seperti apa yang diinginkan dan Reno langsung menarikan penanya di atas kertas putih yang siap berubah menjadi kertas indah berisi desain motor vespa custom khusus wanita karena ini yang meminta adalah seorang wanita cantik. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD