Ranjang Bergoyang

1109 Words
"Gimana, Sayang?" "Kamu, luar biasa, Reno." "Apakah sakit?" "Sedikit, tapi selebihnya sungguh membuatku melayang dan terlena." "Ingin lagi?" "Memang boleh?" "Semua untukmu, Sela." Gadisnya tersenyum dan mengangguk. Mereka berdua kembali melakukan kegiatannya lagi dan lagi seakan tak ingin kehilangan momen luar biasanya. Lagi dan lagi terus-menerus tanpa henti mereka mengulangi kembali dosa nikmat yang sudah mereka rasakan sebelumnya. Kali ini, mereka lebih menikmati dan lebih nafsu melakukannya sehingga membuat ranjang yang awalnya tenang dan sangat damai namun dalam seketika langsung bergoyang karena sang empunya menaikkan tempo dan membuat semuanya berantakan. Mereka masih saja asik dengan kegiatannya, bahkan Sela bisa sangat menggila di atas ranjang, namun tanpa mereka ketahui, ada seseorang mengintip dibalik pintu yang tak tertutup rapat tersebut. Seseorang itu menutup mulutnya melihat pemandangan mengejutkan di hadapannya itu namun seketika tersenyum karena berpikir sebentar lagi akan mempunyai mantu dan cucu. Beliau akan segera meminta anaknya menikah dan memberikan cucu. Aku tak menyangka anakku sekarang sudah dewasa sekali, tapi aku lebih tidak menyangka mereka bisa melakukan semua ini. Mungkin mereka sudah tidak tahan lagi kali ya hehe, kalau begitu aku akan segera mengurus semuanya agar mereka segera menikah lalu aku akan segera mempunyai cucu. Betapa bahagianya diri ini sebentar lagi akan memiliki menantu dan cucu. Aku akan segera membicarakan semuanya dengan Papih dan keluarga Rasela. Lebih cepat akan lebih baik dan tidak harus ditunda-tunda, bahaya jika ditunda-tunda akan semakin lama juga punya menantu dan khawatir juga hubungan mereka terhenti di tengah jalan. Jangan sampai Reno membuat keluargaku malu. Mamih langsung membalikkan tubuhnya dan pergi dari ruangan tersebut dengan perasaan tak menentu. Bahagia satu kata yang menunjukkan untuk keadaan saat ini. Jelas sangat bahagia, karena dalam waktu dekat akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa dalam kehidupannya. "Nyonya, tidak jadi ketemu Tuan Reno?" tanya Sesil yang bingung melihat Ibu Bosnya itu tiba-tiba keluar kembali dari ruangan tersebut. "Hehe, sudah Sesil, nanti lagi aja. Kayaknya mereka sedang sibuk dan ada hal penting yang sedang dibicarakan." Sesil menaikkan satu alisnya bingung, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres. "Lalu, Nyonya akan kemana?" "Pulang lagi, Sayang. Semangat kerjanya ya," ucapnya lembut menyemangati Sesil. Gadis itu tersenyum karena memang sikap ibu sang bos sangat baik sekali. "Hati-hati dijalan, Nyonya." Hormatnya dan Mamih mengangguk pasti lalu melangkahkan kakinya pergi kembali ke rumah. *** Setelah kejadian dimana mereka memadu kasih berkali-kali tanpa menyadari ada yang sudah mengintip, kejadian itu terus berulang beberapa kali dan seperti biasanya bukan Reno yang meminta tetapi Sela. Entah mengapa, gadis itu merasa candu dengan tubuh Reno dan aroma yang keluar dari tubuh kekar tersebut. Apalagi kegagahan Reno yang sering kali membuat Sela menggelinjang dan tak sanggup untuk menahannya. Gadis itu seringkali merasakan geli di daerah sensitifnya setiap kali bertemu atau berada di dekat kekasihnya. Ia merasa tak ingin melewatkan momen cinta di antara mereka setiap sedang bersama. Ia tak merasa malu apabila meminta lebih dulu, dan akan memaksa apabila kekasihnya menolak. Reno bukannya ingin menolak, ia juga ingin merasakannya berkali-kali bahkan setiap waktu namun rasanya tidak etis apabila melakukannya sebelum menikah. Namun, lagi-lagi ia tak sanggup menolak keinginan gadisnya yang selalu membuatnya menggila di atas ranjang bergoyang. Setelah kejadian itu juga, Mamih langsung menanyakan keseriusan hubungan mereka dan betapa bahagianya mengetahui bahwa memang anaknya akan menikahi Sela sesuai dengan apa yang diinginkan olehnya. Keluarga Reno sudah terlihat sangat bahagia sekali mengetahui semua itu. Berharap agar segera terlaksana. Saat ini, sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu berbaring di atas ranjang dengan berpelukan. Sela menyandarkan kepala mungilnya di d**a bidang Reno dan lelaki itu memeluknya dengan penuh cinta, sesekali tangannya mengelus setiap inci tubuh Sela dengan sangat usil. Mereka baru saja menghabiskan waktu berdua dengan peluh bercucuran dan melayang-melayang di udara hingga mencapai pencapaian yang membuat keduanya seakan terhempas dari langit ketujuh hingga jatuh ke bawah membuat tulang terasa linu dan lelah karena sebuah kenikmatan. Mereka mengulanginya kembali, ya mengulangi kejadian nikmat yang selalu dilakukan setiap bertemu dan setiap ada kesempatan. Sela tidak akan melewati jika ada kesempatan. Nafas mereka berdua masih terdengar sangat menderu layaknya orang yang sedang lari marathon. Entah, setan apa yang merasuki keduanya, Sela semakin menggila dan Reno? Mulai ikut menggila karena merasa tak ingin kalah dari gadisnya itu. Gadis? Apa masih bisa di sebut gadis sedangkan keadaannya sudah tidak seperti gadis. Reno menyampingkan pikiran tersebut dan kembali fokus pada pandangan menggiurkan di hadapannya itu. Ia kembali menjajaki kekasihnya dengan penuh nafsu dan juga tanda mereka di setiap tubuh inci Sela. Gadis itu terus-menerus menggelinjang karena merasa tidak sanggup lagi menahan aliran listrik yang menyetrum di inti tubuhnya, ia menginginkan yang lebih lagi dan Reno harus memenuhi dirinya. Memenuhi inti tubuh Sela dan membuat tenggorokan gadis itu terasa tercekat karena kegagahan Reno yang luar biasa. Keduanya seakan tak sanggup lagi menahan gelombang listrik dan gejolak cinta yang memenuhi otak mereka. Keduanya melakukan pelepasan dengan secara bersamaan dan mereka sama-sama menyemprotkan lahar panas di tubuh inti masing-masing. "Kamu luar biasa, Ren," ucap Sela kagum pada kekasihnya itu. "Aku akan selalu menjadi luar biasa untukmu, Sayang. Kau juga menggila bahkan sangat liar jika di atas ranjang ini," bisiknya menggoda membuat bulu kuduk Sela meremang dan menuntut lagi. "Ren, jangan menggodaku. Apakah kau tidak lelah?" "Aku tak akan pernah lelah untuk membuatmu puas." "Lalu, apakah kau masih sanggup untuk melanjutkannya?" "Kenapa tidak? Memang kau ingin berapa ronde sayang?" godanya membuat Sela menenggelamkan kepalanya di d**a bidang Reno. "Apakah kau tersipu sayang?" tanya Reno menoel dagu Sela. "Reno! Jangan menggodaku!" ucapnya merajuk kesal dengan Reno. "Coba tunjukkan merajukmu, Sayang. Aku tak sabar ingin melihat gadisku ini merajuk." "Aku sudah tidak gadis lagi, Ren." "Aku akan menikahimu, Sela." "Kau serius?" "Ya, Sayang. Keluargaku sudah menyetujuinya, dalam waktu dekat aku akan datang ke rumahmu untuk memintamu pada orangtuamu." "Aahhhh, serius? Sungguh aku sangat tidak sabar lagi menantinya." "Tunggu aku, Sayang. Kita akan menikah dalam waktu dekat, semua sudah dipersiapkan oleh Mamih. Tapi, apakah keluargamu akan setuju?" "Pasti! Pasti mereka akan setuju dengan kita, Ren. Aku sungguh tak sabar lagi ingin segera menikah denganmu sayang. Aku ingin menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu kelak." "Jadilah istri yang baik dan ibu luar biasa untuk anak-anak kita ya, Sayang." "Pasti, Ren." Mereka berpelukan dan saling berciuman lalu melanjutkan kembali kegiatan mereka di atas ranjang. Lagi dan lagi seakan tidak pernah puas akan semuanya. Keduanya saat ini melakukan semua dengan cinta dan kepuasan. Mungkin, kelak ketika mereka sudah menikah maka keadaannya akan lebih menggila lebih dari ini dan Sela sudah tidak sabar lagi menunggu waktu itu tiba. Waktu dimana ia akan menjadi Nyonya dan bisa menikmati kekasihnga setiap hari bahkan mungkin akan menjadi setiap saat. Sela akan menjadikan candunya menjadi sebuah kenyataan yang akan bisa dinikmati setiap waktu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD