bc

Starting from A Broken Heart

book_age16+
32
FOLLOW
1K
READ
HE
curse
arrogant
boss
drama
bxg
city
affair
selfish
like
intro-logo
Blurb

Mikaela dan Delan, siapa yang tidak mengenal mereka? Bak putri dan pangeran, dimana ada Mikaela, maka di situ ada Delan. Namun, mendadak situasi berubah. Delan mengatakan ingin berkenalan dengan teman sebangkunya tepat setelah Mikaela mengatakan rasa sukanya.

"Gue suka lo!" katanya lantang di depan Delan.

"Mikae, gue nggak mungkin suka sama sahabat sendiri. Bercanda deh lo!"

"Tapi-"

"Kenalin gue dong sama anak baru di kelas lo, cantik dia."

Dari patah hati Mikaela belajar sesuatu, sesuatu tentang cinta yang membuatnya mengenal sosok lain yang menjadi sandaran barunya. Namun, perlahan rahasia demi rahasia terkuak termasuk dengan Delan yang tiba-tiba ingin mendekati anak baru di kelasnya. Lantas apa yang Mikaela lakukan?

chap-preview
Free preview
Pernyataan
Keberanian itu perlu, tapi juga harus menggunakan perhitungan tepat. Ash, sial! Gue anak IPS, mana ngerti tentang peluang! ×××××××× Mikaela berlari kencang menjelajahi koridor SMA Angkasa. Tungkai jenjang berlapis kets itu menapak dan melayang dengan begitu cepat. Ini karena Pak Dodo yang terlalu semangat menceritakan sejarah, dia membuat Mikaela kewalahan karena harus segera sampai parkiran sebelum Delan meninggalkannya lagi. Riuh koridor dia abaikan. Mikaela tetap berlari bahkan menyenggol beberapa siswa lain. Gerutuan dan makian tentu dia terima, tapi Mikaela memilih abai. Mikaela tidak suka jika ada siswa yang menyusahkan seperti sekarang. Bukannya cepat pulang, mereka justru menggerombol atau bahkan ada yang berpacaran. Ck, tidak tahukah mereka jika jiwa jomblo Mikaela meronta? Bahkan ketika melewati sepasang anak baru gede yang berduaan, Mikaela sengaja pura-pura menyenggol kaki mereka, atau kalau perlu dia sengaja lewat di tengah-tengah mereka. "Mikaela sinting!" teriak Rose teman sekelasnya. Mikaela hanya tersenyum miring menatap Rose sambil berteriak, "Makanya pacaran ditempatnya, jangan di sekolah, Bege!" Larinya pun berlanjut hingga ia tiba di parkiran, tepat di depan Delan. "Terlambat lima menit," kata Delan sambil menatap jam di pergelangan tangannya. Mikaela masih terengah, kedua tangannya bertumpu di lutut dengan d**a naik turun. "Gue udah lari kenceng, De. Tapi pak Dodo lambat banget!" "Ck. Makanya ambil IPA biar cepet pulang." Mikaela langsung berdiri tegap. "Nggak salah? Helooo, gue telat pulang seminggu paling dua kali, ya! Beda sama lo yang seminggu sampe empat kali!" "Tapi lo nungguin," jawab Delan santai. Ash, sial! Mikaela gugup karena bingung memikirkan alasan. "Ya karena ...." "Karena apa?" "Gue suka lo, Delan!" ceplos Mikaela. Tangannya langsung menepuk mulut comelnya. "Suka?" tanya Delan dengan senyum jahil. "Gue nggak mungkin suka sama sahabat gue, Mikae. Bercanda deh lo!" Tawa Delan menggelegar, tangannya menepuk kepala Mikaela dengan lembut beberapa kali. Ih, kenapa Delan tidak serius menganggap ucapannya? Padahal Mikaela serius tentang perasaannya. Rasanya kok nyeri? Seperti ingin menangis. "Delan?" panggil Mikaela. Delan menatapnya, tawa menyebalkan itu sudah berhenti beberapa saat lalu. "Hm?" "Gue beneran suka," ucap Mikaela, kedua tangannya bertautan dan saling cubit sebagai penghilang gugup. Delan terdiam sebentar sebelum akhirnya kembali tertawa keras. "Gue baper deh, Mikae!" ujarnya sambil tertawa. Kemudian tawanya terhenti, Delan menatap seseorang yang melintas di depan mereka menggunakan motor Scoopy merah. "Dia anak baru?" tanya Delan yang jelas Mikaela angguki. "Dia anak kelas gue, duduk bareng gue sih. Naksir, ya, lo?!" ejeknya dengan tawa sinis. Sayangnya, Delan malah mengangguk membuat Mikaela terdiam lama. "Serius?" bisik Mikaela yang diangguki sahabatnya itu. "Tapi–" "Kenalin gue dong sama anak baru kelas lo, cantik dia!" Delan menyebalkan. Mikaela benar-benar patah sekarang. ××××××××× Mikaela merebahkan badannya dengan kasar, tanpa repot berganti seragam apalagi membersihkan diri. Mikaela benar-benar sebal, sepanjang perjalanan pulang Delan terus saja bertanya seperti apa si Naura itu, apakah dia pintar, apakah dia cerewet seperti Mikaela atau apakah dia dekat dengan seseorang. Ash, gendang telinga Mikaela rasanya mau pecah mendengar semua itu. Lagi pula, kenapa sih Delan tidak menyukainya saja? Kan lebih simpel karena mereka sudah saling kenal. Mikaela juga hanya dekat dengan Delan kok, ya ada beberapa teman perempuan sih. Tapikan, itu sudah cukup untuk menunjukan kata setia dari Mikaela untuk Delan. Drt. Drt. Drt. Getar ponsel membuat Mikaela teringat bahwa benda itu masih dia mode silent dan getar. Segera saja Mikaela mengambil ponselnya dari saku roknya, kemudian mengubah mode ponsel menjadi bunyi. Matanya memanas begitu membaca pesan yang Delan kirimkan untuknya. Delan sialan. Hanya karena satu pesan berhasil membuat Mikaela merasakan sedih dan terluka. Mikae cantik, bagi kontak Naura dong? ×××××××× "Dia baik banget ternyata, Mikae!" ucap Delan begitu menghentikan motornya di depan Mikaela. Gadis itu meniup rambutnya dengan malas. "Udah jadi pedekate?" Delan mengangguk. "Jadilah! Dia itu sempurna, nggak boleh terlewatkan!" Mikaela kini mendengus. Gadis itu langsung melangkahkan kakinya dan naik begitu saja di boncengan Delan. "Lo nanti pulang sendiri, ya? Dia mau pulang bareng gue soalnya." Bangsat. Mikaela yang baru saja mengancingkan helm berhasil dibuat mematung oleh perkataan Delan. "Terus gue pulang sama siapa, Bege?!" Delan tidak menjawab. Laki-laki itu malah terus mengegas motor kesayangannya. Lagi-lagi mood Mikaela dibuat turun. Gadis itu memegang erat-erat tali tasnya, kepalanya berusaha mencari kesenangan dengan menatap sekitar. Kali ini perjalanan mereka tidak ada obrolan seru seperti biasa dan hal ini berhasil membuat Mikaela semakin lesu. Apakah setelah Delan benar-benar mendapatkan Naura hubungannya akan rusak? Atau mungkin Naura akan melarang Delan mendekati dirinya? ××××××× Mikaela jadi sebal begitu masuk sudah mendapati Naura di dalam kelas. Gadis itu dikerubuti banyak orang membuat tempat duduknya penuh dan itu benar-benar mengesalkan. Mikaela tidak suka, apalagi fakta bahwa Delan juga menyukai gadis itu membuat Mikaela semakin kesal sendiri. "Misi, gue mau duduk," ucapnya membuat atensi mereka teralih. Masing-masing mulai menyingkir membiarkan Mikaela duduk di tempatnya. "Nanti cerita lagi ya! Gue kepo banget sampe Delan bisa deketin lo!" ucap Fasya sambil meliriknya. Mikaela sangat kesal, Fasya seolah mengejeknya bahwa Delan bisa lepas dan berpaling dari Mikaela. "Maaf, ya, buat lo nggak nyaman," ucapnya lembut. Mikaela terpaksa tersenyum. Mau marah pun tidak etis apalagi ini masih sangat-sangat pagi. ×××××××× "Hari ini kita kerja kelompok aja, ya, ibu males banget kalau kalian maju satu-satu." Semua bersorak termasuk Mikaela, dia paling suka jika ada tugas kelompok begini. Jadi, dia tidak perlu pusing sendirian jika ada yang kurang dimengerti. Pembagian kelompok dimulai, Mikaela sedang beruntung kali ini karena tidak satu kelompok dengan Naura dan Fasya. Namun, dia harus satu kelompok dengan Clao yang terkenal pemalas dan juga Daga yang sedikit cerewet. Semua mulai berkumpul, Mikaela menatap keduanya yang saling diam. Pikiran Mikaela seolah terbang, apalagi kalau Delan benar-benar meninggalkan dirinya karena Naura. "Kita mau bahas dari mana?" tanya Daga memulai. Mikaela menatap Daga, jujur saja dia sendiri bingung mau bahas yang mana dulu karena pikirannya masih kacau. Sedangkan Clao lebih memilih diam dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. "Clao gimana?" tanya Mikaela. Daga menatap Clao, laki-laki itu tampak malas mengerjakan tugas ini. "Calo itu rajin loh," ucap Daga seolah tahu pandangan menilai dari Mikaela. Mikaela sendiri jelas tidak percaya. Gadis itu memandang Daga penuh curiga. "Masa? Buktinya apa?" Clao yang menjadi topik menggebrak mejanya keras. Tentu saja itu mengundang atensi teman-teman sekelasnya. "Gue nggak tertarik sekelompok sama kalian," ucap Clao datar. Dia bahkan beranjak dari sana dengan tampang tidak bersahabat. Mikaela yang sadar langsung berdiri, menghandang Clao. "Lo harus ikut! Gue nggak mau ya Bu Ratna sampai kasih nilai gue sama Daga nol gara-gara lo nggak ikut!" Clao berdecak. Laki-laki itu menyingkirkan Mikaela dengan mudah dan berjalan melewatinya. "Clao, pokoknya lo harus ikut!" Mikaela kembali menghadang Clao. "Lo pemaksa, minggir!" Mikaela menggeleng keras. Gadis itu bahkan dengan lancang menarik-narik tangan Clao agar duduk di sebelahnya. "Kali ini aja, please!" pinta Mikaela dengan muka memohon. Entah kena sihir atau bagaimana, Clao mengalah dan setuju. Tentu saja hal itu kembali menggundang atensi dan bisikan dari teman sekelas mereka. Clao yang keras dan tidak bisa diatur bahkan oleh guru itu menuruti permintaan Mikaela yang cerewet. ××××××××

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook