Bab 27

2019 Words

Di hadapannya, Banyu duduk berhadapan dengan seorang wanita cantik, keduanya makan malam bersama. Kotak makanan masih terbuka, sendok masih di tangan. Tatapan Bening langsung menusuk, campuran terkejut, marah, dan sakit. Wanita itu menoleh, wajahnya heran, bukan bersalah. Sementara Banyu hanya meletakkan sendok perlahan, lalu menatap Bening dengan datar. Tidak ada ekspresi bersalah. Tidak ada gelagat orang yang baru saja kegep. Hanya bingung. “Bening?” suaranya rendah, datar. “Ngapain kamu di sini jam segini?” Bening mematung. Jantungnya berdetak cepat, tapi matanya tidak berkedip. Ia bahkan belum sempat membuka mulut ketika wanita di depannya ikut bicara. “Itu junior kamu, Banyu?” tanya Bianca, keningnya berkerut samar. “Atau siapa?” Banyu bergeser sedikit, menatap Bianca sebentar.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD