Bening baru saja menurunkan ponselnya setelah membuka pesan singkat itu. Tidak ada penjelasan panjang. Jantungnya langsung berdegup kencang. Ia tidak sempat berpikir panjang. Tangannya spontan meraih tas dan file yang masih terbuka di meja kerja. Rio yang duduk di meja seberang menoleh, kaget melihat Bening tergesa-gesa. “Eh, lo mau ke mana, Ben? Rapat sama redaksi aja baru selesai.” Bening tidak menjawab. Ia hanya menunduk, berjalan cepat menuju ruangan Raka. Langkahnya terdengar tergesa-gesa. Raka baru saja selesai menelepon ketika pintu ruangannya diketuk. “Masuk.” Bening membuka pintu. “Pak, gue izin pulang lebih dulu.” Raka menatap jam di pergelangan tangannya. “Sekarang? Masih jam dua, Ben. Ada apa?” “Nggg… itu.. suami gue sakit,” jawab Bening cepat. “Gue juga baru dapat kabar

