DUA

722 Words
Selamat Membaca! Untuk vote dan commentnya silahkan tinggalkan disini❤ "Mungkin cintaku terlalu kuat tuk menutupi, jiwa yang dendam akan kerasmu. Sehingga tak pernah damai." -Mungkin-      KEDUANYA sudah tiba di bandara Incheon yang sudah padat akan pengunjung baik yang baru saja datang atau ingin berangkat. Azel tersenyum cerah melihat bandara yang luar biasa besar ini. Devan menatap Azel yang tersenyum, "Kita makan dulu ya?" Azel hanya mengangguk mengiyakan saja, lagipula dia juga sudah lapar. Devan menarik Azel masuk ke dalam sebuah tempat makan yang dekat dari bandara, koper mereka telah dibawa supir yang memang sudah menunggu kedatangan mereka. "Mau makan apa?" Devan melihat-lihat buku menu yang sudah di sediakan. "Apa aja ngikut." Jawab Azel lalu memainkan ponselnya. @azelrsy. Incheon Airport International          Caption : "Cieee kita udah sampai dong hehe" ❤ 987.286 321.375 View all in a comment.... @tarasft Subhanalllah udah nyampe aja mereka @gagaaa b***k banget dah ;v @marcella Gue baru nyadar mereka itu goals wkwkkw @alsk.r Kangen baby @sherren.s ANJIRRR UDAH SAMPAI DONG @daffaaa Sekarang bukan anak jakarta lagi tapi anak koreyah.... @lestry Goals banget ahhhhhh @mitchella Idih songong pake poto dari belakang segala @argha.m Lo pendek mulu neng @azelrsy. @dvnadnt. ❤❤ @adevanofc pasangan kita gengs! @lasterin Ingin mulut tetap segar? Silahkan cek ig kami dan dapatkan diskon besar-besaran @claraptr MONYET ACU!!! @Stellart Anak koreyah sekarang ya lu berdua njirrr @dvnadnt. @azelrsy. @sagazzz Idih songong wkwkkw @aselrsy TITIP COGAN GUE DEK! @arethaliya Suka merekaaaaa Azel menghentikan aktivitasnya saat Devan memintanya untuk segara memakan makanan nya, Devan memesan makanan  western karena rindu akan masakan negaranya sendiri. Azel pun menikmati makanannya dan sesekali memuji masakan itu yang terasa sangat enak, "Sumpah ya ini enak banget." Pujinya tak habis-habis. Devan tersenyum tipis, "Rindu masakan oma?" Azel seketika mengingat oma Devan yang sangat suka memasak. Wanita berumur itu sangat ahli dalam memasak makanan Amerika, negara kelahiran Devan. Bahkan Azel pernah belajar memasak dengannya. Azel mengangguk antusias, "Iya banget malah, kapan-kapan ketemu oma lagi ya!" Cengir Azel membuat Devan terkekeh. Keluarga keduanya memang sudah sangat dekat apalagi Azel yang seketika dekat sekali dengan oma Devan, padahal keduanya baru sekali bertemu tapi seperti sudah saling mengenal. Yang Devan tau keluarganya menyambut saja tunangannya itu dengan baik begitu juga sebaliknya, awalnya Devan dan keluarga angkat Azel belum terlalu dekat masih sedikit kaku. Namun, sekarang mereka sudah saling hangat. "Nanti malam jalan-jalan ya? Pengen ke Haneul Park. Katanya malam bagus lokasinya." Azel sangat antusias sekarang, dia ingin segera jalan-jalan. "Ga, kamu masih capek. Besok aja jalan-jalannya, sayang. Kamu itu mudah capek, ga inget pesen Bang Alaska ke kamu? Apalagi Bang Saga." Pesan Devan menatap Azel dengan lekat. Azel mendengus, "Ga capek kok, jet lag aku tuh bentar doang. Lagian abis ini kita juga istirahat kan? Ayolah Dev, mau ya ya. Ih Devan..." rengek Azel menatap Devan dengan imut. "Tapi gimana kalo kamu capek? Aku ga suka ya kamu sakit. Kamu tau kan gimana khawatirnya aku sama kamu?" "Ih Devan, ayolah ayolah! Aku beliin es krim deh." Rayu Azel, Devan terkekeh geli mendengarnya, "Kamu kira aku itu kamu yang dirayu pake es krim aja langsung luluh." "Biarin aja, mau ya?" "Iya, tapi ga lama. Cuman 2 jam aja jalan-jalannya. Ga ada tambahan waktu." Akhirnya Devan menuruti saja kemauan Azel tapi tetap saja protektifnya pasti ada. "Ayey Captain!" Azel kembali melanjutkan makanan nya, setelah keduanya selesai. Keduanya segera pulang untuk beristirahat. Azel sendiri masih saja antusias berlarian di koridor apartement. Devan akui apartement yang dipesan oleh Daddy Azel sangat terbaik dengan fasilitasnya yang lengkap. Devan yakin Alva sangat menyayangi anaknya itu. Devan memasukkan koper milik Azel ke dalam kamarnya sendiri lalu beralih ke kamarnya. Kamar keduanya memiliki kemiripan, dengan dinding berwarna putih. Devan tersenyum saat melihat Azel menatap langit kota Seoul yang indah. Devan menghampiri Azel yang masih tenang, memeluknya dari belakang dan mencium kepalanya. "Suka?" Tanya Devan. "Suka banget, tapi ini terlalu mewah. Harusnya Daddy sekalian aja beli rumah. Kalo kek gini keliatan banget buang-buang uangnya." Keluh Azel mengerucutkan bibirnya. "Demi kenyamanan kamu, aku juga bakal lakuin kayak gini nantinya. Daddy kamu udah mikir kali sebelum mesan apartement mewah kek gini." Ucap Devan pelan dan mengeratkan pelukannya. Azel membalikkan badannya dan menatap Devan dengan senyuman, "Disini dingin ya? Tapi suka banget, jadi pengen netap disini aja abis lulus" ucapnya dan Devan hanya tersenyum mendengarnya. Dia segera membawa Azel ke dalam pelukannya, menikmati pemandangan kota di malam hari bersama tunangannya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD