Cruel World

1064 Words
Lin Xianming tak sadarkan diri. Pria yang sejak tadi menendang dan memukulnya berhenti ketika menyadari bahwa tubuh gadis itu sudah tidak bergerak. “Oi bangun. Jangan bercanda!” Pria itu membalik tubuh Lin Xianming yang menelungkup dengan kakinya. Tubuh Lin Xianming benar-benar lemas karena tak sadarkan diri. Pria itu mulai panik ketika tidak menemukan tanda-tanda kehidupan dari tubuh gadis yang baru saja mereka dapatkan untuk dijual sebagai sandera kepada Liu Yantsui. Karena kepanikan tersebut, ia langsung berlari keluar dan memanggil kawan-kawannya. Salah satu dari kelompok penjahat itu segera memeriksa denyut nadi Lin Xianming ketika mereka sampai di kamar dan tidak menemukannya sama sekali. “Kau bodoh! Mengapa kau membunuhnya? Dia tidak berguna lagi karena sudah mati.” “Aku tidak sengaja. Dia terus melawanku dan aku hanya menendangnya beberapa kali. Kita sudah berkali-kali melakukan ini dan mereka tidak semudah itu mati.” “Dia gadis dari keluarga kaya raya, idiót! Jangan samakan ketahanan tubuhnya dengan para wanita jaláng yang pernah kau siksa.” “Lalu bagaimana? Tidak mungkin kita membuang mayatnya atau membakarnya begitu saja. Usaha kita menculiknya akan sia-sia.” “Cih. Aku akan tetap menawarkannya kepada Liu Lobaan. Semoga saja beliau masih mau menerima meski dia telah berstatus sebagai mayat.” Pria yang marah-marah itu memotret tubuh mengenaskan Lin Xianming dan mengirimkannya kepada Liu Yantsui. Hanya sekian detik dari foto itu dikirim, panggilan dari Liu Yantsui langsung muncul. Pria itu tetap mau menerima tubuh Lin Xianming meski dia telah mati dan memerintahkan mereka untuk membawanya ke Hong Kong saat itu juga. *** Nadia sedang meminum teh di halaman belakang sembari membaca beberapa materi pelajaran yang diberikan oleh Lin Xianming siang tadi. Markas Bratva tidak pernah sepi sampai tengah malam. Masing-masing anggota memiliki jadwal tidurnya sendiri-sendiri yang tidak sama. Suasana hatinya sudah lebih baik daripada sebelumnya dan Nadia sudah tidak terlalu memikirkan tentang kelakuan b***t Liu Yantsui sebelumnya meski ingatan itu jelas tidak akan pernah hilang seumur hidupnya. Nadia menghela napas. “Banyak sekali ketertinggalan yang harus aku kejar.” Gumamnya kepada diri sendiri. Nadia meletakkan materi yang sejak tadi ia baca kemudian menggeser-geser ponselnya. Ia mengernyit bingung ketika sebuah pesan dari nomor tidak dikenal masuk ke dalam ponselnya. Nadia baru hendak menyeruput tehnya lagi sembari membaca pesan itu, namun niatnya berhenti dan Nadia secara refleks menjatuhkan gelas yang ia pegang ketika melihat foto yang dikirim dalam pesan tersebut. Suara gelas pecah itu langsung menarik atensi para pelayan yang berada tidak jauh dari Nadia. Perempuan muda yang bekerja sebagai pelayan Bratva itu langsung menanyakan keadaan Nadia dan membereskan pecahan gelas di lantai agar tidak melukai kakinya. “Nadia ada apa?” Nikolai berjalan terburu-buru bersama dengan Liu Jia Li, Yao Wang, dan Slava ketika salah satu dari pelayan yang membersihkan pecahan gelas Nadia memanggil mereka. Jemari Nadia bergetar hebat. Kulit wajahnya memucat seperti baru saja melihat hantu. Nikolai yang kebingungan dengan reaksi tersebut langsung merebut ponsel di genggaman Nadia. Betapa terkejutnya Nikolai ketika melihat pesan tersebut. Pesan itu berisi sebuah foto yaitu Lin Xianming yang didudukkan di atas ranjang king size dengan pakaian berantakan dan robek di beberapa bagian serta memar-memar nyaris disekujur tubuh yang tampak serta robekan dan darah di wajahnya. “Lin Xianming…” Gumam Nikolai pelan. Nikolai langsung menarik tubuh Nadia dan memeluknya. Nikolai bisa merasakan getaran yang begitu tampak di seluruh tubuh Nadia. Rahang Nikolai mengeras. Ia mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat di balik tubuh Nadia. Lin Xianming adalah satu-satunya teman sekolah yang Nadia tunjukkan kepadanya, dan Nikolai tahu itu artinya eksistensi Lin Xianming jauh lebih penting daripada teman-teman sekolah Nadia yang lain. “Siapa yang berani membuat Lin Xianming seperti itu?” Tanya Nadia pelan. Tubuh Nikolai menegang ketika mendengar suara Nadia yang begitu dingin dan menekan. Nadia tidak pernah seperti itu, bahkan ketika ia bertengkar dengan Nikolai sebelumnya, atau ketika orang tua mereka meninggal beberapa tahun lalu. Ponsel Nadia yang dipegang oleh Nikolai kembali bergetar, kali ini berisi pesan yang menunjukkan bahwa Liu Yantsui adalah dalang di balik tewasnya Lin Xianming dan menantang Bratva untuk melawan mereka. Liu Yantsui juga mengatakan bahwa dia akan berhenti menganggu siapapun yang berhubungan dengan Nadia atau Bratva jika Nikolai menyerahkan kembali Liu Jia Li. Air muka Nikolai menggelap ketika mendengar hal tersebut. Ia berusaha bersabar selama ini hanya agar perebutannya kepada Dragon’s Claws untuk diserahkan kembali kepada Liu Jia Li tidak menimbulkan keributan yang cukup besar dan bisa didengar oleh kelompok lain. Nikolai malas untuk mengurus pertemuan dengan kelompok lain jika terjadi perseteruan besar nantinya, namun Liu Yantsui dan para pengkhianat Dragon’s Claws itu tampaknya ingin membuat keributan besar. “Aku sudah selesai dengan semua kesabaran yang kutahan. Liu Yantsui harus segera mati sebelum ia semakin kelewatan menyakiti orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan Bratva.” Liu Jia Li menggigit bibirnya. Ia menunduk dengan tubuh bergetar. Rasa bersalah di dalam hatinya memuncak setelah apa yang terjadi kepada sahabat Nadia. Ini semua salahnya. Seandainya saja ia tidak melibatkan Bratva dalam hal ini, orang lain tidak perlu mati karena kesalahannya. Nikolai menyadari perubahan pada ekspresi Liu Jia Li dan ia segera menghampiri pria itu. Nikolai juga meminta Yao Wang untuk memberikan pengawasan ekstra kepada Nadia atau gadis itu akan gelap mata dan nekat membalas dendam kepada Liu Yantsui dengan tangannya sendiri. Malam itu adalah penetapan bahwa Bratva tidak akan lagi tinggal diam dan memakai cara lembut untuk mengambil kembali Dragon’s Claws dari tangan Liu Yantsui. Yao Wang mengantar Nadia ke kamarnya. Pria itu juga berusaha untuk menenangkan suasana hati Nadia meski jelas Yao Wang sangat amatir dalam melakukannya. Ia bukan seseorang yang memiliki banyak stok kalimat motivasi untuk menenangkan orang lain. Lagipula sejak kapan kelompok pebisnis yang juga menjalankan bisnis ilegal seperti mereka butuh kata-kata motivasi untuk orang lain. Pijakan mereka sendiri adalah jalanan yang gelap. Kata-kata motivasi mencerahkan bukanlah sesuatu yang biasa untuk mereka. Yao Wang juga terkejut dengan berita tersebut. Ia dan Nadia baru siang tadi bertemu dengan Lin Xianming dan bahkan berhenti di toko es krim bersama. Yao Wang seharusnya memaksa Lin Xianming untuk pulang bersama mereka. Tetapi sekali lagi, penyesalan tidak pernah menyelesaikan apapun. Yao Wang merasa berat hati mendengar apa yang terjadi, ia tidak bisa membayangkan apa yang tengah dirasakan oleh Nadia saat ini. Gadis itu sudah mengalami peleceháh dan penyiksaan kejam dari Liu Yantsui yang membuatnya trauma hingga menyakiti diri sendiri untuk mengurangi beban berat tersebut, dan sekarang ia harus menerima kabar bahwa teman baiknya mati oleh orang yang sama. Dunia benar-benar kejam untuk gadis itu. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD