I'll Save You

1447 Words
Yao Wang menggigit bibirnya ketika menggendong Nadia yang tak sadarkan diri. Tangannya terasa lengket karena darah Nadia terus menetes dari bagian punggungnya yang tertembak. Keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja. Ia sudah babak belur sebelum ditembak. Kulit wajahnya membiru di beberapa bagian. Bahkan Yao Wang melihat robekan di ujung bibir gadis itu yang masih merupakan luka segar. Kulit putih pucatnya semakin tampak seperti tak memiliki darah sama sekali. Setiap bagian memar di kulitnya tampak benar-benar jelas. Entah kekerasan macam apa yang dilakukan Liu Yantsui dan Akiyama Toshiro sebelumnya, Nadia tampak benar-benar buruk. Yao Wang selalu melihat Nadia dalam kondisi rapi, baik, dan terlihat sebagai gadis yang sangat kuat berkat lingkungannya. Sekarang, untuk pertama kalinya Yao Wang melihat Nadia dalam kondisi paling terpuruk. Perjalanan dari Hong Kong menuju Macau memang tidak terlalu jauh, tetapi tidak dekat pula. Yao Wang tidak diperbolehkan untuk membawa Nadia ke sembarang rumah sakit karena menyangkut privasi identitas keluarga Grigorev. Yao Wang tidak memiliki pilihan lain selain melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh secepat yang ia bisa untuk segera sampai ke markas Bratva yang ada di Macau. Satu orang anggota Bratva yang berjaga di mobil ditugaskan Yao Wang untuk memegangi tubuh Nadia di kursi penumpang. Pria itu memposisikan Nadia dengan tengkurap dan menempatkan kepala Nadia di pangkuannya. Yao Wang hanya tidak mau membuat luka tembak yang pelurunya masih bersarang di punggung Nadia semakin parah karena tertekan sehingga satu-satunya pilihan hanya dengan memposisikan Nadia menjadi tengkurap. Rantai-rantai yang melilit tubuh Nadia masih belum dilepaskan, dan butuh usaha ekstra untuk melepas paksa kaitan rantai itu dalam kondisi mobil melaju dengan cepat plus menahan tubuh Nadia agar tidak jatuh dari posisinya. "Cepat lepaskan rantai-rantai dan borgol itu dari tubuh Nona Nadia." Seru Yao Wang gusar. Pria Bratva di belakangnya mengeluh. "Aku tahu! Diamlah, dan berkonsentrasi menyetir. Jangan sampai mobil ini menabrak dan membahayakan Nona Nadia." Yao Wang mendecih. Ia sendiri juga tidak dalam wewenang untuk bisa memerintah orang-orang Bratva. Pria di kursi belakang yang memegangi Nadia berusaha tenang dan menuruti apa yang ia katakan juga untuk kebaikan Nadia dan kebaikannya sendiri. Yao Wang salut dengan orang-orang Bratva, yang selalu bisa menyesuaikan keadaan bahkan menyesuaikan rekan. Yao Wang berusaha untuk berkonsentrasi dalam menyetir. Ia berusaha untuk tidak menatap ke spion dan melihat bagaimana kinerja bawahan Nikolai yang sedang berusaha melepaskan rantai-rantai di tubuh Nadia. Yao Wang harus benar-benar konsentrasi karena ia menyetir dengan kecepatan tinggi. Ia harus segera sampai ke markas Bratva. Luka tembak di punggung Nadia terus berdarah bahkan meski Yao Wang sudah mengikatkan jaketnya di area itu. Tembakan Akiyama pastilah memberikan dampak yang sangat buruk di tubuh Nadia yang memang sudah terluka. "Berhasil!" Yao Wang secara reflek mendongak untuk melihat apa yang terjadi di kursi belakang mobil melalui spion. Rekannya yang sejak tadi berusaha melepaskan rantai-rantai di tubuh Nadia akhirnya berhasil melakukannya. Ia juga berhasil melepaskan borgol yang membelenggu pergelangan tangan gadis itu. "Segera posisikan Nona Nadia dengan lebih baik dan eratkan ikatan jaket itu di luka tembaknya." "Okay." Yao Wang menggigit bibirnya. Sudah berapa lama ia tidak merasakan khawatir sebesar ini? Bahkan ketika Liu Yantsui datang dan merúsak segalanya yang dimiliki Liu Jia Li kemudian merebutnya, Yao Wang masih memiliki kesadarannya. Ia masih memiliki porsi rasa tenang untuk mengendalikan dirinya sendiri di situasi pelik. Yao Wang tetap berusaha untuk tidak berpikir sampai mobilnya masuk ke halaman markas Bratva di Macau. Liu Jia Li ada di depan bersama dengan seorang pria yang memakai jas dokter. Yao Wang mengenali pria itu sebagai dokter pribadi keluarga Grigorev dan pernah beberapa kali bertemu dengannya termasuk ketika Liu Jia Li baru datang ke Macau pasca perang internal antara dirinya dengan Liu Yantsui. Seluruh anggota Bratva tampak sangat khawatir. Ketika Nikolai tidak ada di markas, perintah ada di tangan Slava. Pria itu adalah satu-satunya yang paling dipercaya di markas Bratva. Nadia langsung digendong menuju ke salah satu kamar untuk penanganan. "Hei, apa yang kau lakukan?" Seru Slava sembari mengulurkan lengannya untuk menahan Yao Wang yang hendak masuk ke ruangan Nadia. "Aku ingin melihatnya." Slava tampak tidak suka. "Jangan lancang. Nona Nadia sedang ditangani, dan kau tidak boleh masuk." Yao Wang meremat ujung pakaiannya yang kusut. Ia benar-benar ingin melihat kabar Nadia tetapi Slava secara tegas melarangnya karena dianggap akan merusak konsentrasi sang dokter yang sedang bekerja untuk menyelamatkan Nadia. "Yao, kau tampak kotor dan berantakan. Lebih baik sekarang kau bersihkan dirimu, setelah menangani Nona Nadia, dokter Reynold akan mengobati seluruh lukamu." Yao Wang menggeleng pelan. "Saya baik-baik saja." Slava menghela napas. "Okay setidaknya bersihkan dirimu. Nona Nadia akan segera bangun, jadi kau tenang saja." Yao Wang masih terdiam untuk beberapa saat. Ia baru mengangguk dan berjalan pergi untuk membersihkan diri usai berpikir cukup lama. Yao Wang tidak tahu mengapa ia begitu ingin melihat keadaan Nadia. Khawatir? Atau merasa bersalah kah? Selama tiga puluh menit di kamar mandi Yao Wang terus memikirkan Nadia. Ada rasa bersalah di hati Yao Wang, terutama karena Nadia terluka sebab ia terlibat dengan permasalahan yang dibawa Liu Jia Li ketika meminta bantuan kepada Bratva. Sebenarnya, Yao Wang bertanya-tanya mengapa Nadia bisa seceroboh itu mengikuti orang-orang Liu Yantsui sampai ke Hong Kong. Tapi kemudian Yao Wang menolak kemungkinan itu. Pasti ada alasan mengapa Nadia memutuskan untuk pergi sendirian mengikuti orang-orang Liu Yantsui. Semisalnya...   Yao Wang melebarkan matanya ketika menyadari sesuatu. Segera ia menyelesaikan mandinya dan bergegas untuk bertemu dengan Slava. Pria itu masih berada di depan ruangan Nadia yang masih dalam penanganan dokter, lalu sedikit bingung ketika melihat Yao Wang tampak terburu-buru menuju kepadanya. "Ada apa?" Tanya Slava bingung. "Tuan Slava, bolehkah saya menghubungi Nona Lin Xianming untuk bertanya kepada Nona Lin Xianming sebentar?" "Lin Xianming? Maksudmu teman sekelas Nona Nadia?" Yao Wang mengangguk. "Untuk apa?" "Ada yang harus saya tanyakan kepadanya mengenai hal ini. Nona Nadia tidak mungkin datang secara sukarela dan mengikuti mereka begitu saja. Pasti ada alasannya mengapa Nona Nadia sampai ke Hong Kong." Jelas Yao ragu. Ia tidak yakin dengan apa yang dipikirkan olehnya, tetapi tetap saja ada kemungkinan bahwa itu benar. Slava mengernyit bingung. Ia kemudian melihat arlojinya. "Tapi... Ini sudah cukup larut, aku tidak tahu apakah Lin Xianming masih terjaga atau tidak." Yao Wang menggigit bibirnya pelan. Slava menangkap gestur itu dan sedikit terkejut melihat Yao Wang cukup banyak berekspresi sejak Nadia dicúlik oleh orang-orang Liu Yantsui. Sudah cukup lama Slava mengenal orang-orang Dragon's Claws, dan selama itu pula Yao Wang benar-benar jarang atau nyaris tidak berekspresi sama sekali. Slava tersenyum diam-diam. Ia menjadi orang yang sangat tahu bahwa Nadia begitu gencar mengejar Yao Wang sejak pertemuan pertama mereka sekitar setahun lalu. Sebanyak apapun Yao Wang mengabaikannya dan terus berusaha menjauh, Nadia tetap saja mengejarnya. Berusaha membuatnya tersenyum hanya kepada dirinya adalah hal yang begitu diinginkan Nadia. Jika pun mungkin Yao Wang tidak membalas perasaan yang sama seperti perasaan Nadia. Slava mungkin bukan keluarga Nadia, tetapi ia menjadi orang yang begitu sering diajak bicara mengenai ini. Slava memaklumi ketika Nadia pertama kali mendeklarasikan diri bahwa ia menyukai Yao Wang usai dirinya ikut bersama Nikolai di pertemuan antar mafia. Slava pikir, itu mungkin hanyalah hasrat remaja yang menggebu-gebu. Nadia sedang berada di fase itu dan menyukai seseorang adalah hal yang wajar. Mungkin, tidak lama lagi gadis ceria itu akan melupakan perasaan suka sesaatnya. Yao Wang sangat tampan, Slava memaklumi jika Nadia menyukainya. Lagipula, rasa suka memang kebanyakan datangnya dari visual, apalagi untuk remaja-remaja yang hati dan pikirannya masih berubah-ubah seiring waktu. Belakangan, Slava mulai sadar bahwa pemikirannya tentang perasaan Nadia salah. Mungkin gadis itu memang terpengaruh hormon remajanya, tetapi bertahan pada penolakan dan diabaikan selama setahun lebih bukanlah hal yang mudah. Mungkin Yao Wang tidak berniat mengabaikannya, mungkin juga memang seperti itulah sifat Yao Wang selama ini. Slava tidak bisa menebak bagaimana kepribadian Yao Wang karena memang bukan keharusan. Lagipula, dia bukan anggota Bratva. Melihatnya tampak khawatir sejak menghilangnya Nadia membuat Slava cukup senang. Entah rasa khawatir itu benar-benar dari dirinya, atau sekadar balas budi semata Slava tidak tahu. Apapun itu, ia harap yang terbaik untuk keduanya. “Tuan Slava?” Panggil Yao Wang tiba-tiba. Slava terlonjak kaget dan mengerjap beberapa kali. “Ah ya?” “Bolehkah saya berbicara dengan Nona Lin Xianming?” Slava mengangguk. “Laporkan apapun yang perlu kutahu. Nikolai juga harus tahu.” Yao Wang mengangguk paham. “Baik, Tuan Slava.” Slava memberikan ponselnya kepada Yao Wang dan membiarkan pria itu menanyakan apa yang ia inginkan kepada Lin Xianming. Slava tidak tahu ide apa yang muncul di kepala Yao Wang ketika mandi hingga dirinya tiba-tiba ingin sekali berbicara dengan Lin Xianming. Apapun itu, jika semuanya bisa menjadi jalan untuk mengalahkan Liu Yantsui yang bekerja sama dengan Akiyama Toshiro, serta mengetahui apa yang terjadi sebelumnya maka Slava tidak masalah. Dragon’s Claws harus kembali ke tangan Liu Jia Li, atau keselamatan Nadia tidak akan pernah terjamin lagi. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD