bc

Ketika Iblis Jatuh Cinta

book_age18+
1.2K
FOLLOW
10.0K
READ
fated
arrogant
CEO
tragedy
bxg
city
wife
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini kelanjutan dari cerita "Menguak Kebohongan Istriku."

Siapa sangka gadis secantik Theona telah dijual oleh keluarganya pada pria tua berusia 65 tahun dan dinikahkan dengan putra tampannya, Ikosagon.

Setelah menikah, Theona memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya pada Ikosagon. Namun sayangnya, ia selalu diperlakukan kasar dan dingin karena sang suami memiliki wanita lain di hatinya. Bahkan, Theona selalu diberi obat peluruh janin setiap kali mereka berhubungan badan. Ia juga dilarang hamil jika tidak ingin anaknya dibunuh oleh Ikosagon sendiri.

Seperti apa kelanjutan kisah Theona dan Ikosagon?

Apa yang akan Theona lakukan jika ia tahu dirinya tengah hamil?

Follow Ig Vhiaraya

Cover by freepik free for comercial

Design by me

Novel ini dipublikasikan pada 26 November 2022

chap-preview
Free preview
1. Boneka Yang Bisa Dimainkan Sesuka Hati
Baru saja memesan kamar hotel dan berdiri tepat di depan pintu masuk kamar, seluruh lampu hotel padam. Mungkin karena hujan deras dan petir yang terus menyambar membuat korsleting listrik. "Sial! Kenapa semua lampu harus padam?" umpat Theona kesal. Ia membuka pintu dan masuk. Namun ketika hendak menutup pintu, tiba-tiba ada seseorang yang menerobos masuk ke dalam. "Siapa kau? Kenapa kau masuk ke dalam kamarku?" tanya Theona terkejut. Alih-alih menjawab pertanyaan yang Theona lontarkan, seseorang itu justru menarik tubuh Theona ke dalam pelukannya, dan mengunci pintu. "Aaaaa! Lepas, lepaskan aku, lepaskan aku!" teriak Theona berontak. Ia berusaha melepaskan diri dengan cara memukuli d**a seseorang itu yang terasa sangat lebar dan kekar. "Diam atau kau akan menyesal!" ancam seseorang yang diketahui memiliki nama lengkap Ikosagon Hexawara Candramawa. Entah apa yang terjadi hingga tiba-tiba penerus Polygon Groups masuk ke dalam kamar wanita asing. Apalagi dalam keadaan hujan deras dan mati lampu seperti ini. "Ini kamarku dan tidak seharusnya kau ada di sini. Jadi, keluarlah sebelum aku berteriak," balas Theona mengancam dengan menggebu. "Coba saja berteriak jika kau berani," tantang Ikosagon. "Kau pikir aku tidak berani, huh?!" bentak Theona. Sepersekian detik kemudian, ia teriak sekencang-kencangnya. "Kau," geram Ikosagon. Jika saja tidak ada musuh yang mengejarnya. Mungkin ia tidak akan sembarang masuk ke dalam kamar orang lain. "Pergi dari kamarku atau aku teriak lagi?" ancam Theona. "Kau berani mengancamku? Baiklah, teriaklah!" Sayangnya, wanita itu tidak mau mendengarkan peringatannya. Selagi Theona berteriak, langsung Ikosagon membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Baru merapatkan bibirnya, Ikosagon merasakan ada yang aneh. Selain tubuhnya yang terasa panas, ada rasa ingin melahap wanita itu hidup-hidup, dan ia juga merasa ada yang aneh pada jantungnya. Meskipun selama ini ia selalu dikelilingi banyak wanita. Namun, baru kali ini ia bisa merasakan debaran jantung yang benar-benar menggebu. Jantung pria itu berdegup kencang untuk yang pertama kalinya pada seorang wanita. Seumur-umur, hari ini adalah hari pertama ia merasakannya dan hal ini mampu membuatnya berpikir keras. "Sebenarnya ada apa ini? Selama mendapat donor, ini untuk yang pertama kalinya jantungku berulah," batin Ikosagon berkecamuk. Selagi berpikir, Ikosagon tidak melepas tautan bibirnya. Ia tidak peduli dengan berontakan dan tangisan Theona. Yang ia pikirkan hanya satu, bagaimana menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Sampai pada akhirnya, ia mendorong tubuh Theona hingga jatuh terlentang di atas tempat tidur. Semakin lama, semakin rasa panas di tubuhnya semakin tidak bisa ditahan. Rasa ingin dan haus akan kenikmatan pun kian menggelegar. Sementara Theona, wanita itu langsung beranjak duduk dan terus mundur ke belakang. Bahkan sampai pada ujung persembunyiannya, ia tetap tidak bisa menghindar. Seberapa keras ia memohon agar Ikosagon mau melepaskannya. Pria itu sama sekali tidak menghiraukannya dan kini justru merengkuh tubuhnya. "Aku mohon pergilah! Jangan lakukan ini padaku!" mohon Theona menangis sesenggukan. "Bukankah kau sendiri yang tidak mau mendengarkan peringatanku? Jadi, nikmati saja akibat dari mulut lancangmu." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ikosagon mulai melucuti pakaian Theona satu per satu. Meski wanita itu berusaha kuat-kuat untuk mempertahankan pakaiannya. Namun, tetap saja tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan tenaga Ikosagon. Hingga pada akhirnya, terjadilah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Satu jam kemudian, Theona mendorong tubuh Ikosagon yang sedang tertidur menjauh darinya. Ia beranjak turun sambil memegangi bagian tubuh bawahnya yang terasa sangat sakit. Dengan langkah yang terseok-seok, ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemudian, ia bergegas memakai pakaiannya dan menyeret keluar kopernya. Theona keluar area hotel dan berdiri di bawah kucuran air hujan. Tidak peduli seberapa menyeramkan petir yang menyambar. Ia menangis dan berteriak sambil menatap ke langit malam. "Kau benar-benar tidak adil, Tuhan. Tidak cukup dengan merenggut nyawa ibuku, merenggut nyawa kekasihku, membiarkanku dijual pada pria tua, dan sekarang kau biarkan laki-laki asing merenggut kesucianku. Sebenarnya kesalahan besar apa yang telah kuperbuat sampai-sampai kau tega melakukan semua ini padaku, Tuhan?" Meluruh sudah tubuh Theona ke kubangan air hujan. Wanita itu terlihat seperti wanita lemah yang tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Hidupnya benar-benar hancur setelah apa yang Ikosagon lakukan padanya. Ia pikir, dengan kabur dari rencana perjodohannya dengan pria tua berusia enam puluh lima tahun adalah pilihan terbaik, tetapi ternyata ia salah. Ia lebih memilih dijual dan menikah dengan pria tua daripada dinodai laki-laki tidak dikenal. Namun, waktu sudah berlalu dan ia tidak bisa memutar kembali waktu. "Bodoh! Kau memang bodoh, Theo. Kalau saja kau tidak kabur dan membiarkan dirimu menikah dengan pria tua. Mungkin kejadian buruk seperti ini tidak akan pernah terjadi," umpat Theona pada dirinya sendiri sambil menangis penuh penyesalan. Di tengah umpatannya, tiba-tiba ada dua pria yang memegangi kedua tangan kanan dan kirinya. Ia diangkat berdiri dan mendapati dua bodyguard suruhan ayahnya. "Baiklah, bawalah aku dan nikahkan aku dengan pria tua itu," batin Theona pasrah. Ia sudah menyerah pada dirinya sendiri. Wanita itu membiarkan tubuhnya diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil. Kemudian, ia duduk meringkuk sambil menatap kosong ke arah luar. Ia merasa, inilah akhir dari hidupnya. Tidak ada sesuatu dalam dirinya yang bisa membuatnya bertahan. Ia hanya akan menjadi boneka yang bisa dimainkan sesuka hati ayah dan ibu tirinya. "Bawa dia ke kamarnya dan jangan biarkan dia kabur lagi. Kalau sampai kalian kelolosan lagi, maka nyawa kalian yang akan jadi taruhannya," ujar Marry mengancam dengan manik mata yang membola. "Baik, Nyonya," balas bodyguard itu tegas. Theona pun dibawa ke lantai dua di mana kamarnya berada. Wanita itu meringkuk di dekat tempat tidur tanpa berniat untuk membersihkan diri. Padahal seluruh tubuhnya basah kuyup dan kotor. Namun, ia merasa sangat-sangat kotor bukan karena air hujan ataupun air kubangan, tetapi karena ulah Ikosagon. "Non, ini bibi. Apa bibi boleh masuk?" Bi Sudan, asisten rumah tangga yang cukup dekat dengan Theona mengetuk pintu. Wanita itu diperintahkan oleh Marry, ibu tiri Theona untuk membantu Theona membersihkan diri. Besok pagi Theona akan dinikahkan dengan pria tua dan harus dalam keadaan segar. Jika kondisi wanita itu tidak sehat, maka acara pernikahan itu akan ditunda. Otomatis, investasi yang akan pria tua itu berikan pada perusahaan pun akan diundur. "Masuk, Bi," sahut Theona lemah. Bi Sudan pun membuka pintu dan masuk ke dalam. Kemudian, wanita itu langsung berlutut dan memeluk Theona sambil menangis sedih. "Tidak apa-apa, Non. Bibi yakin setelah keluar dari rumah ini, kehidupan Non Theo akan berubah menjadi lebih baik," kata Bi Sudan prihatin. Theona hanya bisa mengangguk dengan buliran bening yang tidak berhenti menetes. Kemudian, Bi Sudan membantunya membersihkan diri. Setelah itu, Theona meminum teh madu yang Bi Sudan siapkan dan pergi beristirahat. Besok malamnya, Theona dibawa ke rumah mewah bergaya Eropa dengan pilar-pilar besar di beberapa pintu. Ia dibawa masuk ke dalam sebuah kamar dan dirias sedemikian rupa layaknya seorang pengantin. Namun alih-alih dibawa ke depan, ia justru dibiarkan menunggu di dalam kamar selama berjam-jam. "Kamarnya luas, tapi tidak ada satu bingkai foto pun di sini," lirih Theona. Manik matanya meneliti setiap jengkal ruangan itu. Bahkan selama menunggu, selain memeriksa kamar itu, ia juga masuk ke dalam ruang ganti. Ternyata, ruang ganti di kamar itu tidak kalah luas dari kamar tidur. Berbagai macam dasi, jam tangan, sepatu, kemeja, celana, dan lain sebagainya. Semua tertata rapi di tempatnya masing-masing. "Kenapa aku merasa kamar ini bukan kamar seorang pria tua berusia enam puluh lima tahun? Kenapa aku merasa kamar ini seperti kamar seorang pria lajang berusia tiga puluhan?" tanya Theona dalam hati menilai. Tidak ingin terlalu pusing memikirkan hal itu, Theona memilih keluar dan kembali ke tempat duduknya semula. Baru saja keluar dari ruang ganti, tiba-tiba ia melihat kenop pintu yang bergerak turun ke bawah. Melihat hal itu, jantung Theona berdegup kencang. Mungkin sudah tiba waktunya ia dinikahkan dengan pria tua yang dijodohkan dengannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook