BAB II

740 Words
Selamat Membaca! Sebelum membaca dipersilahkan vote dahulu dan comment di akhir❤ ~ Perfect Family Action ~           RAPAT di perusahaan Adinata Company telah selesai, Devan mulai melonggarkan sedikit dasinya untuk membiarkan dirinya bisa bernafas dengan lega. Devan meraih ponsel berwarna silver miliknya, terlihat notifikasi dari istri tercintanya. From : Istri To : Suami Tadi aku udah bawa makan siang terus aku taruh di atas meja kerja kamu, tadi pengen ketemu kamu tapi kamu lagi sibuk rapat jadi aku milih pulang. Jangan lupa diabisin makan siangnya❤ Devan tersenyum tipis, Kelly selalu membuatnya tersenyum akhir-akhir ini karena tingkah manis gadis itu. Setelah menyelesaikan rapat, Devan memilih menuju ruangannya untuk makan siang disana. Perutnya sudah meronta untuk diberi makan. "Dian, tolong kamu kosongkan jadwal saya untuk hari ini. Saya ingin pergi," ucap Devan menatap Sekretarisnya dengan datar dibalas angggukan Dian Devan segera membawa jas dan juga tas kantornya beserta kotak makan, dia ingin segera sampai ke rumah. Saat ingin memasuki mobilnya, mata Devan menyipit melihat Azel yang berjalan kearah kantornya. "Lah mantan ngapain ke kantor?" Gumamnya. "Woi mantan!" Devan berteriak di area parkiran sampai Azel menatap kepadanya lalu berjalan kecil, rambut coklat gadis itu terlihat bergerak kesana kemari. Pemandangan yang dulunya sering Devan lihat namun sekarang itu sudah biasa saja karena Devan perlahan bisa melupakan hal-hal kecil dari masa lalunya. Azel menyeka keringatnya, "Aduh gue capek," keluhnya, "Lo ngapain di kantor gue?" Tanyanya heran. Azel masih diam, mencoba menetralkan pernafasannya. "Huh, gue cuman mau nanya istri lo ada di rumah kaga? Tadi gue baru balik dari mall dan beli beberapa baju, niatnya mau kasih ke Kelly juga. Karena gue ga sengaja lewat kantor lo yaudah lah ya gue nanya lo langsung aja," ucap Azel menjelaskan dengan rinci. Devan mendelik, "Kenapa kaga nelpon dia aja?" Azel menggeleng pelan, "Lo kan lakinya, masa gue nanya sama lo aja kaga boleh. Apa jangan-jangan lo masih jedag jedug ya ketemu gue? Ngaku lo nyet," selidik Azel memicingkan matanya. Devan hanya memutar bola matanya malas, "Suudzhan aja lo," sindirnya membuat Azel terkekeh, "Dia di rumah, udah sini mana barangnya. Titip ke gue aja," sungutnya lagi. Azel menatapnya, "Lah lo kan kerja, biar gue aja ke rumah." Tolak Azel dibalas gelengan keras Devan, "Gue mau pulang, kangen bini." Celetuknya menatap sinis Azel. "Dih, santai aja dong. Nih," Azel mengulurkan beberapa paper bag yang dibawanya kearah Devan, setelah berpamitan Azel memilih langsung pulang. Karena dia takut ada mata-mata Angkasa yang mengintainya dan memberitau Angkasa bahwa Azel bertemu dengan Devan tanpa sepengetahuannya.     Angkasa berjalan kearah pintu kamarnya, matanya menangkap sosok istrinya yang sedang tengkurap di atas kasur sambil menonton drama korea dengan cemilan di sekitarnya. Angkasa hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu. Setelah melepas kemeja, dasi, serta jas kerjanya, Angkasa langsung menimpa tubuh Azel dengan cepat. Tak membiarkan gadis itu pergi kemana pun membuat Azel kaget. "Asa! Berat, udah minggir," rengek Azel merasakan beban tubuh belakangnya sangat berat sedangkan Angkasa hanya menidurkan kepalanya di punggung belakang Azel dengan nyaman. "Jangan berisik, aku capek tau," keluhnya, "Mandi dulu sana, kamu keringatan nanti jadi penyakit. Aku ga mau ya kamu sampe sakit," omel Azel membuat Angkasa hanya mengeratkan pelukannya. "Hm," Dengan terpaksa Azel berbalik membuat Angkasa mengangkat tubuhnya dengan mengerucutkan bibir, "Suaminya tuh mau manja-manja, ga peka banget jadi istri," omelnya dengan kesal. Azel hanya menatapnya datar, "Abisnya kamu berat, aku ga sanggup terus nanti kalo bayinya kenapa-kenapa gimana?" Angkasa menolehkan kepalanya kearah Azel saat mendengar kata bayi yang diucapkan Azel. Mata Angkasa terlihat sangat berbinar, "Kamu bilang apa tadi?" "Aku hamil, sayang," Mendengar kabar bahagia itu membuat Angkasa menarik Azel ke dalam pelukannya dengan cepat. Menggumamkan kata-kata terima kasih dan mengecup pelipis Azel bertubi-tubi membuat Azel terkekeh. Setelah itu, Angkasa mendekatkan wajahnya ke perut Azel dan mengusapnya lembut lalu menciumnya. "Tumbuh yang baik, sayang." Ucapnya membuat Azel tersenyum. "Kita harus kasih tau semuanya, Mom pasti bakal seneng banget apalagi mamah juga." Seru Angkasa semangat membuat Azel terkekeh. "Mending kamu mandi, ini udah malem banget." Ucap Azel. Angkasa menggeleng, "Tadi kamu kenapa tengkurep? Kan ga boleh tengkurep sayang, kasian sama baby nya," omelnya membuat Azel memasang cengiran polosnya. "Lupa," Angkasa hanya mengacak rambut istrinya dengan pelan lalu bangkit dari kasur. "Mulai sekarang kamu harus jaga diri kamu, aku bakal awasi dari makan sampe ke yang lainnya. Jangan ceroboh lagi karena kamu lagi hamil anak kita, ngerti?" Azel hanya mengangguk mengiyakan saja dan memilih mematikan laptopnya lalu memilih tidur sedangkan Angkasa hanya tersenyjm. Setelah menyelimuti istrinya, perlahan dia mencium kening istrinya. "Makasih, sayang."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD