BAB III

943 Words
Selamat Membaca! Sebelum membaca dipersilahkan vote dahulu dan comment di akhir❤ ~ Perfect Family Action ~    MATA Azel terbelalak saat melihat tingkah Angkasa yang membuatnya ternganga lebar. Angkasa tiba-tiba saja berubah menjadi suami super rajin pada hari minggu ini. Azel baru saja bangun, saat pertama kali dia membuka mata dan duduk pun terlihat kamar mereka bersih. Sarapan tersedia di meja makan, dan sekarang dia bisa melihat suaminya yang sedang menjemur pakaian mereka dengan antusiasnya. Headphone bergantung di telinga, Angkasa hanya memakai boxer  bergambar smurf miliknya tanpa menggunakan baju. Niatnya dia ingin memakai boxer Spongebob kesayangannya tapi sayang boxer kesayangannya sedang dijemur sekarang. "Morning, sayang." Sapanya hangat menatap Azel yang berdiri di ambang pintu pembatas antara teras atas dengan ruangan dalam sambil tersenyum. Azel masih cengo melihat suaminya, "Kamu kesambet apa jadi rajin kayak gini? Maid kemana?" Tanyanya masih heran. "Kan aku suami paket komplit yang bisa apa aja yang, bikin kamu isi aja aku bisa masa bersih-bersih aku ga bisa," kekehnya, "Lagian para maid aku beri cuti hari ini karena kita bakal Quality time." Lanjutnya. Azel hanya tersenyum, "Yaudah yang rajin ya, maidku sayang." Ucap Azel membuat Angkasa mendengus geli. Angkasa hanya mengangguk lalu kembali melanjutkan aktivitasnya, sedangkan Azel kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Azel lebih memilih mandi terlebih dahulu lalu duduk di meja makan menunggu Angkasa sambil memainkan ponselnya. "Liatin apa?" Tanya Angkasa setelah mengecup ubun-ubun Azel dengan lembut lalu mengusapnya. "Liat ** aja, yuk makan. Aku lapar," ucap Azel menaruh ponselnya di atas meja. "Loh kok ga ada makanan pedas? Kamu ga bikin? Biasanya ada sambel disini," Azel menatap Angkasa dengan pandangan bertanya, "Ga, aku ga mau selama kamu hamil kamu makan pedas. Nanti perut kamu kenapa-kenapa," ucap Angkasa tegas. Azel mengerucutkan bibirnya, "Idih, gitu amat." Cibir Azel tak suka, "Sayang, dengerin aku aja kali ini. Aku mau yang terbaik buat kamu sama calon anak kita, nurut ya?" Angkasa menatap Azel dengan lembut. Azel hanya bisa pasrah, tatapan lembut Angkasa selalu membuatnya lemah. Entah kenapa dia tidak bisa melawan jika seperti ini. "Pinter, sekarang lanjut makan sarapannya terus minum susunya," ucap Angkasa. "Kita mau kemana nanti?" Tanya Angkasa, "Aku ga tau, mager kemana-mana. Di rumah aja ya," rengek Azel. Angkasa tersenyum lalu mengangguk, "Apapun buat kamu," "Perlu pesan Go Food ga? Atau yang lain?" Tawar Angkasa dibalas anggukan, "Kita marathon movie aja di home theater. Aku lama ga nonton," Setelah menyelesaikan sarapannya, akhirnya keduanya segera melanjutkan kegiatan marathon movie yang direncanakan Azel. Angkasa sudah memesan makanan yang tidak sembarangan, makanan sehat dan tidak terlalu banyak makanan saji yang dia pesan. Karena yang Angkasa tau, makanan saji tidak terlalu sehat untuk dikonsumsi. Angkasa ingin menjadi suami yang menjaga istri dan calon anaknya, Angkasa ingin melindungi mereka dengan cara Angkasa. Angkasa menyayangi Azel begitupun calon anak mereka nanti. Sebisa mungkin Angkasa akan menjadi suami dan daddy yang baik dan selalu ada untuk keduanya.      "Kapan lo punya pacar hah? Tahan amat ngejomblo," Tawa semua orang pecah saat mendengar hinaan Daffa untuk Arkan yang memang masih sendiri, laki-laki itu bertahan dengan status kejombloannya "Awas aja lo sampe gue punya pacar, ga gue kasih tau lo," sungut Arkan mendelik ditambah tangannya menoyor kepala Daffa, "Di iyain aja tukang ngehalu mah," cibir Alaska membuat semua kembali tertawa. "Lo sendiri bang? Kapan nikah? Masa udah keduluan adek sendiri sih," ejek Mark, "Tunggu dia udah kakek-kakek baru dia nikah," jawab Gaga sembarang. "Iyain," balas Alaska cuek, "Dia masih belum move on," celetuk Arkan membuat semua kaget. "Lah Bang Alaska punya gebetan? Kok gue baru tau?" Tanya Mitchell heran, "Iya nih, ga ada angin ga ada hujan kok udah main move on aja?" Sambung Clara. Alaska menatap Arkan dengan tajam, setelah itu memilih pergi. Tidak ingin di introgasi lebih lanjut, biarkan saja Arkan yang menyelesaikan semuanya. "Seriusan Kan? Si Bang Alaska punya gebetan?" Cerocos Sherren, "Gue baru tau nih," sambungnya. Arkan hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal, sepertinya dia terlalu bocor dan alhasil dia harus di tatap semua orang meminta jawaban. "Kaga elah, tadi gue bercanda," elak Arkan, "Boong lu," ucap Asel menyelidik. "Serius gue," ucap Arkan memasang wajah seriusnya, "Dia emang kaga punya gebetan, tadi gue bercanda aja. Apaan tampang datar cem dia punya gebetan, mustahil amat," tambahnya. "Doain amat lu jadi adek, entar abang lu ngejomblo dan jadi perjaka tua gimana?" Tanya Sherren, "Ya mampus," kekeh Arkan. Semua hanya memandang datar kearah Arkan lalu kembali ke kegiatan masing-masing. "Devan kemana? Tumben kaga ngumpul?" Tanya Argha, "Sibuk katanya," ucap Gaga menjawab seadanya. "Azel Angkasa?" "Bikin anak kali," celetuk Mark, "Suka bener aja kalo ngomong si t*i," sambung Raksa. "Yang udah nikah beda ya bor, mainnya di ranjang mulu," ucap Renjun, "Omongan lo sat ambigu ae," ucap Daffa. "Tau nih, masih ada anak kecil disini," tegur Gaga membuat semuanya tertawa, "Yaelah emang siapa yang anak kecil?" Tanya Malvin. "Lo," ucap Minho datar, "Anjir jleb banget si Minho kalo ngomong," kekeh Argha melihat wajah Malvin yang datar. "Sekali ngomong nyelekit lo, b*****t," ucap Malvin kesal, "Bodo," Minho kembali menatap ponselnya. Terkadang Minho, Devan, Alaska, dan Angkasa adalah pada pangeran yang punya kapasitas kedinginan yang sama. Wajah cuek dan datar itu hanya mampu takluk dengan satu orang. Azelia Rasyifa. Namun untuk Devan dia juga sudah bisa luluh oleh Kelly, hanya Azel yang punya jurus tersendiri menghadapi kedinginan para pangeran tampan itu. Terkadang Azel bingung, siapa yang betah bertahan berhubungan dengan pangeran es seperti mereka? Kalian berminat? "Eh eh ada kabar bahagia nih!" Pekik Clara membuat semuanya terkejut, "Santai aja anjir, gue jadi ga dapet chicken wings," gerutu Mark menatap ponselnya. "Azel hamil," Krik Krik Krik "APAA!!!" Clara menutup telinganya saat semua orang berteriak ke arahnya, mungkin sebentar lagi telinga Clara akan memakai alat pendengar. Karena sekarang dia merasa telinganya berdenyut. "BANGKE!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD