bc

Cinta Lain di Hati Suamiku

book_age18+
1.0K
FOLLOW
6.2K
READ
revenge
forbidden
love-triangle
sex
pregnant
kickass heroine
self-improved
billionairess
drama
affair
like
intro-logo
Blurb

Tina, asisten rumah tangga dari pasangan Wisnu dan Lestari. Seorang wanita muda yang bertubuh molek dan sikap polos khas gadis desa. Perempuan yang ayu dan membuat siapapun mudah terpesona, tak terkecuali suami Lestari, Wisnu.

Kesibukan Lestari seolah menjadi alasan bagi Wisnu untuk mencari pelampiasan. Pria itu menjalin hubungan terlarang dengan Tina, perempuan polos yang mulai disilaukan dengan kehidupan majikannya yang bergelimang harta. Sering membayangkan dirinya menjadi kaya raya, hingga dirinya pun tergoda akan kesempatan yang ada. Tina mengisi kekosongan Tuannya dan mampu mendapatkan pria yang kesepian itu dengan mudah.

Lestari menatap suaminya nanar, lalu jari telunjuknya ditempatkannya di leher jenjang prianya itu. “Siapa yang mencium lehermu? Kenapa ada tanda merah? Bukankah sudah begitu lama kita nggak berhubungan intim? Kamu sering kecapekan, aku yang sibuk, dan terkadang kamu yang sibuk. Kenapa lehermu bisa merah?” Tanya perempuan itu dengan penuh selidik.

Tak ada bangkai yang bisa disembunyikan dengan baik. Lestari mengetahui perselingkuhan keduanya. Ia memutuskan untuk balas dendam dengan membuat Wisnu jatuh miskin dan membuat pria itu sadar jika dirinya telah membuang berlian hanya untuk batu kecil seperti Tina. Tak 'kan ada yang bahagia karena perselingkuhan yang menyakitkan itu.

chap-preview
Free preview
Aku Memang Beruntung
Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang kekasih yang saling mencintai. Keduanya tak terpisahkan dan kebahagiaan menenggelamkan mereka, namun hati bisa berkhianat. Pada akhirnya, cinta hanyalah dongeng yang tidak akan pernah menjadi nyata. Kisah indah yang kerap membodohi Si pendengar, meracuni pikiran dengan bayangan semu yang akan menghilang dalam sekejap mata. Cinta adalah kepalsuan semata. Tipu muslihat yang mengantarkanmu pada jurang kehancuran. Cinta adalah kengerian yang dibalut dengan keindahan yang menipu. Pujangga terlalu mengagung-agungkan cinta dengan kata-kata indah mereka, membuat banyak orang terbuai dan menganggap cinta adalah sesuatu yang suci. Padahal banyak orang di luar sana yang menodai cinta tersebut tanpa rasa bersalah. Hingga membuat cinta tak begitu mewah seperti apa yang orang-orang katakan selama ini. Cinta itu hanyalah kebohongan semata. Desahan demi desahan penuh kenikmatan itu memenuhi setiap sisi ruangan. Peluh mulai membasahi tubuh sepasang anak manusia yang tengah tenggelam dalam hasrat yang menyatu. Keduanya tak lagi peduli jika apa yang mereka perbuat itu adalah hal yang tidak benar. Nikmatnya surge duniawi, membuat pikiran mereka kacau dan tak lagi bisa berpikir dengan benar. Yang mereka inginkan adalah mempercepat gerakan tubuh dan mencapai puncak bersama. Kenikmatan itu membuat mereka lupa jika hubungan keduanya itu tak harusnya terjalin. Namun apa daya, mereka hanyalah manusia biasa yang terkadang kalah akan hasrat. “Tuan … lebih dalam lagi,” Perempuang yang tengah menumpukan tubuh pada meja makan itu berkata dengan penuh permohonan, tubuhnya bergetar hebat, kakinya seolah lemas, akan tetapi permainan mereka terlalu panas, hingga ia melupakan semuanya, “Ah … Tuan aku sudah nggak tahan. Rasanya ingin meledak,” Perempuan itu meracau, membuat pria yang tengah memompa tubuhnya itu tersenyum lebar. Pria itu memainkan gunung kembar Si wanita dan semakin mempercepat gerakannya. Desahan mereka saling bersahutan. Ah … bukankah hebat, bisa diberikan kenikmatan dan serasa terbang ke langit ke tujuh tanpa harus melepas nyawa. “Kamu sudah semakin nakal. Suka permainan kasar sekarang ya.” Pria itu menundukkan tubuhnya dan menjilati telinga wanita itu, memberikan rangsangan yang membuat Si wanita merasa geli-geli nikmat. “Muka polosmu sangat nggak cocok dengan permohonanmu ini, Sayang,” Pria itu mengigit telinga Si wanita. Pria itu melepaskan penyatuan mereka, membuat Si wanita mendadak meringis dan tak mampu menyembunyikan desahan penuh kekecewaan yang membuat Si pria semakin ingin menggoda kekasihnya itu. Si pria membalik tubuh Si perempuan. “Udah nggak tahan?” Tanya Si pria dengan senyum menggoda, membuat Si wanita tersenyum malu dan menundukkan wajahnya. Hasrat Si pria semakin terbakar melihat sikap malu-malu mau yang ditunjukkan kekasihnya itu. Si pria pun menggendong tubuh Si wanita dan mendudukkannya di meja makan, “Aku ingin melihat wajah cantikmu saat kamu mencapai puncak kenikmatan, Sayang,” Pria itu segera menangkap dagu Si wanita dengan tangannya, mengarahkan pandangan perempuan itu ke arahnya dan dengan cepat melumat bibir wanita itu dengan rakus, seolah menemukan oase di gurun pasir, dahaganya mendadak hilang begitu ia menghisap dan mengecap bibir yang selalu meminta kenikmatan lebih darinya. Bibir yang selalu meneriakkan namanya dan membuat hasratnya terbakar. “Aku takut Nyonya pulang,” Perempuan itu mengatakan kenyataan saat pria di depannya menyudahi ciuman mereka, perkataan perempua itu membuat Si pria menghela napas gusar. “Sudah kubilang jangan pernah menyebutnya saat kita tengah bermesraan. Kamu memang nakal dan harus dihukum,” Pria itu berkata dengan datar, kemudian memasukkan juniornya ke l**************n Si wanita. Ia menggerakkan pinggulnya dengan kasar, sementara mulutnya menikmati sebelah gunung kembar Si wanita yang tampak menantang. Sebelah tangannya tak tinggal diam dan sibuk meremas, serta memainkan puncak gunung wanita itu. Wanita itu mendesah semakin menjadi-jadi karena kenikmatan yang membuatnya tak bisa berpikir dengan benar. Si pria semakin mempercepat irama gerakannya, sesaat kemudian tubuh Si perempuan menegang dan melenguh panjang. Tanda telah tercapainya puncak kenikmatannya, membuat Si pria tersenyum puas, “Sekarang gilaran aku yang mendapatkan kepuasan darimu, Sayang.” Si perempuan menatap prianya dengan teduh dan pasrah ketika pria itu meremas kedua gunung kembarnya dengan kasar dan menghentak-hentak-hentakkan pinggulnya. Pria itu mengangkat kedua kaki wanitanya dan menumpukannya di kedua bahunya. Gerakannya semakin liar dan membuat Si wanita tak mampu menahan desahan demi desahan yang lolos begitu saja dari bibirnya. Beberapa saat kemudian, Si pria pun menekan semakin dalam miliknya pada Si wanita, melenguh panjang, dan mencapai puncak kenikmatan. Keduanya mencoba mengatur napas yang tak berturan karena aktivitas mereka beberapa saat lalu. Pria itu pun menarik miliknya dari Si wanita dan segera mengutip pakaiannya saat mendengarkan suara mesin mobil yang terpakir di halaman depan rumah. Si wanita yang tadi masih menikmati sisa-sisa kenikmatan di antara mereka pun bergegas berdiri. “Tuan … itu pasti Nyonya,” Si perempuan berkata dengan cemas. “Tenang Tina. Semuanya akan baik-baik saja. Bersikap seperti biasa,” Ujar Si pria sembari mengenakan pakaiannya dengan terburu-buru, “Cepat ambil pakaianmu dan kenakan saja di kamar. Biar aku yang menghadapi istriku. Bersihkan saja dirimu,” Lanjut Si pria yang segera dijawab dengan anggukan oleh wanita itu. Tina pun segera bergegas meninggalkan tempat pertempuran mereka tadi. Bagaimana tidak manusia terjatuh dalam dosa jika dosa terasa nikmat. Pria yang sudah berpakaian lengkap itu segera bejalan ke arah pintu rumah. Dirinya memasang wajah tenang. Pria itu membukakan pintu rumah dan tersenyum saat mendapati istrinya yang menatapnya dengan tatapan terkejut. Perempuan itu menautkan kedua alisnya. “Kenapa kamu sudah pulang, Sayang?” Tanya pria itu sembari memeluk istrinya, membuat tubuh wanita itu menegang sesaat. Pria itu tak ingin membiarkan istrinya itu memiliki waktu untuk berpikir dan harus dengan cepat mengalihkan pemikiran wanita itu. “Harusnya aku yang bertanya, Mas. Kenapa malah di rumah? Bukannya harusnya kamu bekerja?” Tanya Si wanita dengan nada bingung setelah melepaskan pelukan mereka, “Bajumu juga tampak berantakan. Apa kamu nggak bekerja? Pulang karena sakit atau sesuatu terjadi?” segala pemikiran buruk mulai menguasai pemikiran wanita itu. Padahal tadi pagi suaminya itu sudah berpamitan untuk pergi bekerja, lalu mengapa sekarang pakaiannya tampak berantakan dan pria itu sudah tak lagi mengenakan jas yang tadi pagi dikenakannya. Pria itu tersenyum, menggeleng, dan mengusap puncak kepala istrinya. Dengan lembut pria berwajah tampan itu segera menarik tangan istrinya ke dalam genggamannya dan menuntunnya masuk ke dalam. “Aku baik-baik aja, Sayang. Nggak perlu mengkhawatirkanku,” Pria itu menoleh sekilas ke arah istrinya dan tersenyum menenangkan, “Aku tadi ada meeting di luar saat jam makan siang, lalu tiba-tiba sakit perut dan bergegas pulang karena nggak berhenti buang air besar. Kayaknya, aku salah makan saat menemani klien di meeting itu,” Pria itu merasa kagum akan dirinya sendiri yang bisa dengan cepat menemukan alasan untuk menyangkal rasa bingung istrinya. Wanita itu mengangguk-angguk mengerti, kemudian menghentikan langkah mereka. “Apa masih buang air? Sebaiknya kita ke dokter, Mas? Atau kamu mau minum obat aja? Aku masih menyimpan obat di tas,” Perempuan itu tak mampu menyembunyikan kekhawatirannya, sedang Si pria tersenyum dan menggeleng. Ia menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya, “Kamu pasti salah makan,” Lanjut wanita itu dengan lirih. Perut suaminya itu memang agak sensitif, salah makan saja bisa membuatnya bolak-balik buang air. Wanita itu sudah sangat menghapal kebiasaan Si suami, hingga menyiapkan obat di rumah, maupun tas tangannya. Dirinya tak sanggup melihat suaminya yang sedang sakit. “Aku baik-baik aja sekarang, Sayang. Waktu pulang tadi, aku langsung minum obat dan tidur, makanya bajuku berantakan seperti ini,” Pria itu menunjukkan wajah sedih sembari menarik tangannya dari pipi istrinya, “Kamu janga khawatir ya,” Wanita itu mengangguk pelan, “Oh ya, kenapa kamu pulang? Apa kondisi butik baik-baik aja?” Wanita itu mengerucutkan bibirnya dan memeluk lengan suaminya, kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju ruang keluarga. “Butik ada masalah, Mas. Ada kabel listrik dan wifi yang bermasalah, jadi aku tutup butik hari ini dan membiarkan beberapa karyawanku mengawasi orang yang kupekerjakan untuk memperbaiki kabel-kabel itu. Kayaknya, di butik lagi banyak tikus. Masa kabelnya semua putus,” Wanita itu berkata dengan lirih. “Sudah jangan sedih begitu. Mungkin ada karyawanmu yang nggak menjaga kebersihan, hingga ada banyak tikus. Besok, aku akan memberikan vendor yang biasanya menangani tikus di gedung. Jangan lagi khawatir,” Pria itu mengusap lembut puncak kepala istrinya dan mengecupnya. Wanita itu tersenyum senang dan mengeratkan pelukannya pada lengan suaminya. Pria itu memang selalu bisa diandalkan dan sangat memperhatikannya. “Aku memang beruntung banget, punya suami kayak kamu Mas. Makasih ya, Sayang.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook