bc

R & R

book_age12+
6
FOLLOW
1K
READ
family
powerful
brave
student
sweet
highschool
school
brothers
sisters
friends
like
intro-logo
Blurb

"Va."

"Iya, Ga?"

"Janji sama gue."

"Janji?"

"Iya. Janji untuk nggak ninggalin gue." Raga beralih menatap Reva dengan tatapan penuh harap.

"Aku akan berusaha."

"Kenapa?"

"Aku nggak berani untuk bilang janji, Ga. Aku takut akan mengecewakan kamu nantinya di saat aku tidak menepati janji aku. Maka dari itu, aku akan berusaha untuk selalu berada di sisi kamu. Kalau kamu sendiri?"

"Sama. Akan berusaha."

Nyatanya, dunia tidak akan semulus itu. Reva yang ceria, humble dan baik hati, berbanding terbalik dengan Raga yang dingin, irit bicara, misterius dan penuh akan rahasia.

Rahasia yang tersimpan rapat-rapat pada akhirnya terbongkar juga. Termasuk masa lalu dari Raga Angkasa Dirgantara. Hingga dirinya bimbang untuk memilih.

Masa lalu atau masa depan?

chap-preview
Free preview
PROLOG
~ Welcome to my new story R & R ~ Jangan lupa tinggalkan jejak ya! Happy Reading. Hidup itu tak hanya sekadar kata, namun juga perbuatan dan apa yang akan kita hadapi ke depannya. Layaknya bumi yang berputar pada porosnya, hidup pun juga begitu. Hidup itu tak selalu di atas dan juga tak selalu di bawah, namun bergantian. Tidak selamanya manusia itu akan merasakan penderitaan. Tidak selamanya juga manusia akan merasakan kebahagiaan. Karena di dunia ini tidak ada yang permanen, semuanya berubah. Aku sudah merasakan semuanya. Dimulai dari tidak dianggap oleh keluarga sendiri, disingkirkan, bertemu dengan ayah kandungku, cinta terlarang dan sampai saat ini aku bisa merasakan yang namanya kebahagiaan. Namun aku tahu ini bukanlah akhir dari semuanya. Inilah awal dari kehidupan yang sebenarnya ~ Reva Annasthasia ~ Dia tetap sama, tidak banyak yang berubah dari dirinya. Sosok dingin misterius tetap melekat pada dirinya. Dia pintar menutupi segalanya. Tidak banyak yang aku ketahui. Dia begitu tertutup. Banyak rahasia yang tersembunyi yang tidakku ketahui. Tapi apakah dia akan terbuka terhadapku atau melainkan dia akan terus menyembunyikannya dariku? _ Reva Annasthasia _ ❤?❤ Semua orang mengatakan aku ini dingin. Tapi itu memanglah sebuah kenyataan. Dingin, irit bicara dan misterius sudah melekat pada diriku. Namun di balik itu semua ada sesuatu yang kupendam. Menyakitkan. Aku memang sudah memiliki pacar. Dia gadis yang baik, dia bisa membuatku nyaman di sisinya. Tapi aku tidak berani untuk mengungkapkan sesuatu yang kupendam ini. Aku takut dia akan meninggalkanku ... sama seperti sosok dia yang menghilang tiba-tiba. Cukup masa laluku yang seperti itu, terlalu menyakitkan. _ Raga Angkasa Dirgantara _ ❤?❤ Liburan kenaikan kelas sudah berakhir begitu cepat. Tak terasa mereka harus kembali masuk ke sekolah tercinta mereka. Tentunya ada yang berbeda ketika mereka kembali masuk ke sekolah. Kelas yang berbeda dan sebagian teman yang berbeda akibat dirombak dengan kelas lainnya. Suasana kelas pun pasti ikut berubah. Itu semua dirasakan oleh Reva Annasthasia yang kini tepat berada di depan kelas barunya, 12 IPA 1. Lagi-lagi ia memasuki kelas yang berisikan murid yang serba pintar dan rajin. Tak perlu heran sebenarnya karena ia sendiri juga termasuk dalam kategori itu. Tanpa menunggu lama, Reva mulai berjalan memasuki kelas, menuju kursi kosong tepat di tengah ruangan baris kedua dari belakang yang pas untuk dirinya dan kedua temannya itu. Ia pun menaruh tas di samping mejanya dan melipat kedua tangannya sebagai bantal untuk kepalanya. Memanfaatkan waktu untuk memejamkan mata sejenak. "REVA!!!" panggil seseorang dengan suara nyaring nan melengking seperti toa, yang baru saja tiba di depan pintu kelas. Siapa lagi kalau bukan Vanya Sharen Megantara, si pemilik suara toa itu. "Sumpah lo, ya, jahat bener tinggalin gue! Padahal ini masih pagi dan gue udah keringetan aja!" keluh Adelyn yang baru saja tiba di sebelah Vanya. "Heh, siapa suruh jalan kayak siput! Pagi-pagi udah bikin es mochi aja!" balas Vanya dengan kedua tangan di pinggangnya, menatap Adelyn. Adelyn memutar bola matanya malas dan memilih untuk tidak menyahut. Ia memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu dan duduk di sebelah Reva. "Lah sekarang malah gue yang ditinggal, Adelyn s****n!" Vanya berjalan menyusul Adelyn lalu duduk di kursi, tepat di depan Adelyn dan Reva. Reva mengelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya yang sulit sekali untuk akur, seperti Tom and Jerry saja. Belum lagi suara Vanya yang seperti toa itu memenuhi ruangan, ia sendiri sampai heran, apa urat malu temannya itu sudah putus? “Masih pagi kalian udah kayak anjing sama kucing aja ribut melulu! Dan kamu, Anya kebiasaan! Bisa nggak kalo ngomong tuh jangan teriak-teriak? Suara kamu tuh melebihi toa di Masjid, kagetin orang aja," ujar Reva sedikit kesal. "Hehe ... maaf, biasa terlalu semangat. Kirain, ya, gue nggak bakal sekelas ama kalian berdua lagi, eh ternyata masih sekelas." "Ya gimana nggak sekelas coba, nilai lo aja lumayan bagus. Modal nyontek tapi, bukan modal otak!" bukan Reva yang menyahut, melainkan Adelyn. "Lah kok malah lo yang nyahut? Sewot lagi! Tapi sebenarnya ada untungnya juga sih, otak gue jadi nggak cepet lelah dan kalian juga yang berbaik hati sama gue mau memberikan gue contekan jadi ... thank you so much bestie!” "Mulut, ya. mulut gue, jadi suka-suka gue lah! Bestie sih bestie tapi untuk ke depannya gue akan biarin lo dapet contekan lagi dari gue ataupun Reva! Untung di lo, buntung di kita! Ada otak tuh digunain, jangan didiemin. Buat apa ada otak kalo nggak digunain untuk mikir?" "Da-" ucapan Vanya terpotong akibat kelas yang ricuh tiba-tiba dan pandangan mereka mengarah keluar kelas. "Hmm biasa deh nih, akibat lama nggak liat cogan. Noraknya mulai lagi," ujar Adelyn. "4R ‘kan?" "Ya iyalah, siapa lagi kalo bukan mereka?" "Ya siapa tau ada cogan baru lewat, kan bisa aja." "Itu mah harapan lo di mimpi! Udah banyak cogan di sini, kurang apa lagi coba?” “Itu mah gue tau, cuman ini nih masalah ... anu ...” “Apa? Masih jomlo? Mending sama Aldi aja lo, kan si Aldi juga termasuk cogan dan sebenarnya kalian cocok juga loh, sama-sama lemot, sama-sama gesrek, sama-sama bobroknya. Mantap dah tuh!” “Mantap-mantap pala kau! Sama si Aldi? Aduh nggak dulu deh, mending gue skip! Lebih baik menjomlo daripada harus sama si playboy cap kakap itu!” “Awas loh omongan itu doa, nanti beneran jomlo seumur hidup!” Kini, Adelyn beralih ke Reva. “Eh, iya, ngomong-ngomong soal hubungan, gimana hubungan lo sama Raga, Va?” tanya Adelyn. Reva menoleh ke arah Adelyn lalu tersenyum tipis. "Hmm, biasa aja sih, emang kenapa, Del?" “Biasa aja?” Reva mengangguk. “Ya sebenarnya nggak kenapa-kenapa sih. Gimana sama sikap dia? Masih kek es kutub?” "Nggak juga sih." “Nggak juga? Berarti udah mencair dong, ya, esnya?” Reva mengangguk pelan sebagai balasannya. "Iya juga sih, kan sama orang yang dia sayang pasti lebih terbuka." "Maybe." Sosok dia begitu sempurna di mata semua orang namun bagiku dia tidak sesempurna itu karena sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Sosok dingin misterius membuat aku penasaran akan banyak hal, termasuk kehidupan di balik semua itu. Meskipun dia sudah menjadi pacarku, tidak ada yang berubah dari dia kecuali perhatiannya terhadapku. Namun, aku merasa ada sesuatu yang masih dia sembunyikan dan menyimpannya seorang diri. Aku tidak pasti apa itu namun aku hanya berharap, itu bukan suatu masalah yang besar. ~ Reva Annasthasia To Be Continued ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

GARKA 2

read
6.1K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.8K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

TERNODA

read
198.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook