`2` ADELINE ANDARA PUTRI

1004 Words
2 Hari Kemudian. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan yang menyeluruh, dia diijinkan pulang. Adeline menaiki mobil yang sudah disiapkan oleh kepala pelayan. Perjalanan kembali memakan waktu yang lama dan pastinya disana akan sepi, walau paman Ben sudah mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan segera sampai ke bandara. "Paman Ben, bisakah kita jalan-jalan ke mall dulu? Aku ingin membeli makanan ringan." "Baik." Mobil mengubah jalurnya dan bergerak ke arah mall. Setelah sampai disana, paman Ben menyerahkan kartu hitam padanya. "Sandinya adalah ulang tahun anda." "Terima kasih,paman." Setelah turun dari mobil, dia langsung ditatap oleh puluhan mata. Bagaimana tidak, penampilannya yang lembut dan manis, membuat orang lain akan langsung jatuh hati padanya. Apalagi gen keluarga andara sangat bagus, tidak heran jika keturunannya sangat cantik dan tampan. Adeline memasuki mall dan langsung membeli banyak makanan ringan. Di belakangnya sudah ada 2 pengawal yang diperintahkan untuk menjaganya dari apapun. Beberapa orang memotretnya,tapi dia tidak kesal,hanya membiarkannya saja. Setelah beberapa saat, dia akhirnya sampai toko pakaian pria. Matanya langsung tertuju pada manset yang berbentuk bunga matahari dengan kristal emas diatasnya. Dia mendekat dan memperhatikan manset itu. "Tunjukkan padaku." Pegawai mengambil manset dan membiarkan gadis itu melihatnya. Adeline langsung suka dan membelinya. Baru saja akan berbalik, dia mendengar jeritan wanita dari samping. "Aku ingin manset itu!" Adeline melirik ke arah perempuan itu dan langsung tahu bahwa dia adalah murid satu sekolahnya juga. Dia mungkin tidak tahu jika dia Adeline, jadi bersikap sombong. Adeline menatap ke arah manset ditanganya, lalu memberikannya pada pengawal dibelakang. "Jaga ini." Dia berjalan dan berdiri didepan perempuan itu. Matanya tenang dan membawa nuansa bangsawan dari tubuhnya. Gadis yang tadi mau sombong, langsung mundur saat dia melihat sebuah bros yang berada di d**a kanan gadis itu. Biasanya hanya orang-orang dari keluarga bangsawan atau kolongmerat yang mengenakan bros kristal dan yang dikenakan oleh Adeline adalah salah satu batu ruby langka yang diberikan padanya oleh orang tuanya di acara ulang tahun ke-16. Gadis yang tadinya ingin marah,langsung memutar badanya dan melarikan diri. Adeline tidak lagi melihat orang itu, dia langsung pergi ke toko pakaian wanita. Kali ini dia melihat sebuah gaun indah dan langsung menyukainya. "Aku beli." Selama berbelanja itu, dia sudah merasakan mata orang-orang yang masih setia menatapnya, tapi siapa yang peduli. Setelah membeli semuanya, dia kembali ke mobil dan pulang ke rumahnya. Rumah Adeline adalah milik pribadinya sendiri. Setiap orang memiliki rumah pribadi sendiri sejak menginjak usia 15 tahun. Adeline juga meminta rumah mewah untuk dirinya saat itu dan memilih rumah yang dekat pantai. Sejam berkendara, akhirnya dia memasuki gerbang mansion yang mewah. Mobil berhenti di depan pintu, seorang pelayan datang dan membuka pintu. Adeline turun dan lansung masuk ke dalam, ia langsung dipeluk oleh seorang wanita yang berusia 40-an dan masih cantik. "Mama." Ibu Adeline lansung mempererat pelukannya. Tubuhnya gemetar tanda dia menangis saat ini. Adeline hanya bisa mengusap punggung wanita itu. "Putriku...hiks...hiks...maafkan mama tidak bisa menemanimu saat kamu dalam kritis dan koma. Pasti kamu marah kan pada kami?" "Tidak. Aku baik-baik saja." Adeline berpikir bahwa setelah mengatakan itu,ibunya akan tenang. Tapi bukan tenang, dia malah menangis histeris. Adeline hanya bisa menenangkannya lagi. Dia juga melihat ayahnya yang berdiri tidak bergerak disana, dia tahu bahwa pria itu juga merasa bersalah. "Ayah." "Adeline...." Tuan Andara menunduk untuk menyembunyikan air matanya. Mereka berdua sangat menyayangi putri satu-satunya ini. Berita tentang kecelakaannya membuat mereka panik kalang kabut, tapi tidak bisa pergi dari negara itu karena ada cuaca badai yang buruk. Mereka hanya bisa menunggu dan meminta kepala pelayan untuk memeriksa keadaan gadis itu setiap detik. Saat mereka melihat penampilan gadis itu, rasanya langsung sakit didada mereka. Putri yang mereka jaga di telapak tangan mereka, harus merasakan rasa sakit yang tak tertahankan karena kecelakaan itu. Adeline duduk dan masih dipeluk oleh ibunya. Ayahnya duduk disisi lain, sambil menatap ke arahnya. "Apa kamu tidak pindah ke luar negeri saja?" Ayah Andara tahu jika kecelakaan putrinya karena bocah b******n itu. Jika saja anaknya, tidak menyelamatkan nyawanya pasti dia tidak akan masuk rumah sakit. Yang lebih membuat marah adalah orang itu tidak pernah sekalipun datang dan melihat kondisi Adeline mereka. Adeline tahu isi pikiran keduanya, tapi dia bukan tipe orang yang melarikan diri. Apalagi dia tidak memiliki kasih sayang apapun pada orang itu,jadi lupakan saja. "Ayah,Ibu...aku tahu kalian sedang mengkhawatirkan diriku. Tapi tenang saja, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya, apalagi aku sepertinya mengalami amnesia. Dokter juga sudah mengatakan pada kalian bahwa aku melupakan beberapa hal, jadi anggap saja semuanya masa lalu. Aku akan menyusun kehidupanku sendiri dengan kalian,oke?" "Putriku...." Ibunya langsung memeluk lebih erat gadis itu. Adeline hanya diam dan membiarkannya. Sang Ayah tahu tentang kondisi putri mereka. Entah dia harus bersyukur atau sedih karena hal yang dialaminya, tapi ini lebih baik. "Ayah akan mengikuti semua keinginanmu." "Terima kasih,Ayah." Adeline menunduk dan melihat ibunya. Perasaan seorang ibu adalah yang paling dalam daripada siapapun, dia tahu bagaimana gelisahnya hati wanita itu. Tapi sekarang pemilik tubuh ini sudah tiada, dia akan menggantikannya mulai sekarang. "Ibu, aku baik-baik saja." Ibunya menangis tertahan, dia lebih sedih saat melihat putri kecilnya berusaha terlihat baik didepannya. Dia sangat tahu betapa gadis ini sangat menyukai anak laki-laki yang sudah bersamanya selama 15 tahun. Dia lebih kecewa pada kedua putranya yang tidak pernah sekalipun mencoba mengurus adik mereka. "Mama akan menginap dan menemanimu tidur malam ini." "Iya, terserah mama saja." Setelah mengobrol dengan keduanya. Adeline pamit untuk naik ke kamarnya. Dia lelah dan mengantuk, untuk pertama kalinya dia bisa tidur tanpa harus khawatir dengan keselamatan nyawanya. Di dalam kamarnya yang berada dilantai atas, hanya ada dua kamar di sisi lain kamarnya,tetapi selalu kosong. Adeline langsung mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur dengan pola panda. Dia membuka laptop dimeja dan masuk ke jaringan internet dan forum sekolahnya. Dia melihat wajah cantik terpampang disana dan mendapatkan juara pertama "Perempuan Tercantik di Sekolah" tahun ini. Karena koma, Adeline tidak masuk di hari pertamanya, jadi tidak ada yang mengenalnya saat ini. Hal itu pula yang membuat murid-murid lainnya jadi penasaran padanya. Saat dia kembali kasur dan tidur. Di atas tubuhnya muncul sebuah layar biru dan sebuah tulisan muncul. [Selamat atas Host baru.] Bersambung.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD