Prolog
Prolog
Ada sebuah cerita. Di mana ini berawal dari candaan semata oleh dua orang wanita dewasa yang selama dua tahun terakhir mandapat titel ‘Ibu’. Satu dari mereka, adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang mendapat gelar Drh. Dia adalah Elvira, wanita luar biasa yang memiliki apresiasi tinggi pada sebuah karya. Meski hanya karya abal-abal dari satu wanita lainnya.
Andria, wanita menye-menye berusia 25 tahun yang gampang galau, sok terkenal, dan mudah baper. Namun begitu bangga dengan hidupnya yang penuh dengan kemenye-menyean karena sudah memiliki suatu karya nyata berbentuk buku.
Apesnya, Andria adalah Bundaku.
Dua orang wanita yang kini sama-sama menjadi ibuku, awalnya hanyalah orang asing yang kemudian saling ber-kenalan karena sebuah cerita pelik di w*****d. Elvira (yang kini biasanya kupanggil Mami Vira) adalah pembaca salah satu cerita yang ditulis oleh Bundaku. Keduanya lantas akrab setelah sering bertukar pesan di salah satu aplikasi chatting.
Hingga di suatu siang yang panas, Bunda merekam video, di mana aku sedang menari absurd saat diputarkan lagu Familiar milik Liam Payne yang dicover oleh Boyband favorit Bunda. Lalu Bunda share video menari absurdku itu di status w******p.
Saat itu aku baru berusia 2 tahun. Jadi jangan mengejekku kalau tarianku tidak jelas. Please, bayi mah bebas.
Tak begitu lama, Mami Vira mengirim pesan pada Bunda, mengatakan jika anak lelakinya menyukai video itu hingga minta diulang-ulang terus. Anak lelaki Mami Vira ini seusiaku. Dari percakapan antara Bunda dan Mami Vira siang itulah, ini semua dimulai. Kisah yang sama sekali tak pernah kukira akan mampir di hidupku.
Sebuah kisah klasik tentang perjodohan yang direncanakan sejak aku masih berusia dua tahun dengan seorang yang sungguh asing. Seorang lelaki yang bahkan aku tak pernah tahu bagaimana wajahnya. Dan sungguh, sebenarnya aku pun tak ingin tahu karena hatiku masih untuk lelaki lain.
Lelaki yang entah sekarang berada di belahan bumi mana. Lelaki yang selama hampir lima belas tahun selalu di sana. Di dalam hatiku. Sejak aku berusia dua tahun. Pokoknya sejak kecil aku sudah suka sama lelaki ini.
Hingga saat aku mengikuti liburan ke Bali, Bunda yang masih ingin menjodohkanku dengan anak Mami Vira, membuatku bertemu dengan anak lelaki Mami Vira. Lelaki asing yang benar-benar asing bagiku. Lelaki yang dalam satu kali jumpa sudah membuatku merona hanya dengan tatapannya. Membuatku merasakan debaran gila setiap mendengar suaranya.
Seseorang yang asing, tapi langsung membuatku nyaman. Lelaki asing yang membuatku percaya meski ia mengatakan Bumi tak lagi berotasi pada Matahari, melainkan pada se-nyumku. Bahkan, orang pertama yang terlintas di benakku, saat aku tersesat. Orang pertama yang datang untuk membantuku, meski kami terpisah begitu jauhnya.
Dia adalah Adhelard Akyo Ramadhan.
Atau, seseorang asing yang kini kusebut ‘Lelakiku’.
Pria yang kini tengah berdiri di ambang pintu ruang perawatanku, dengan seorang bayi mungil berselimut merah muda dalam gendongannya.
Jadi, beginilah kisah kami dimulai. Dari perjodohan, hingga kini semoga kami menjadi jodoh sungguhan.