“Na, gue pulang dulu,” ucapku menekan remote control untuk membuka kunci pintu mobil. “Cepat amat? Biasanya lo bikin tenda dulu di kampus baru pulang,” cerocos Nabila. “Gue ada urusan.” “Urusan apa? Urusan mantap-mantap?” selidik Nabila menyeringai, menaik turunkan alisnya. Lantas aku tersenyum kecut langsung masuk ke dalam mobil. “Sa, jangan lupa testimoninya,” teriak Nabila antusias. Aku tak menggubris. Terlalu lama jika aku ladeni Nabila. Sekali aku balas dia bisa membalas 10 kali. Lebih baik aku pergi. Bagaimanapun aku harus segera tiba di rumah untuk persiapan malam pertamaku dengan Zayyan. Oh tidak, ralat, siang pertamaku. Iya, karena kami akan melakukan di siang hari. Kalau melakukan pertama kali di sore hari, berarti namanya sore pertama. Merujuk lagi pada kata malam pertam

