Bab 44

1562 Words

“Sabila, bangun!” Sayup-sayup telingaku berdenyut mendengar suara Zayyan. Rawanku seakan terpanggil untuk kembali masuk ke dalam tubuhku. Sentuhan tangan Zayyan dapat kurasakan pada pipiku lalu mencubit sedikit hidungku dan … Hachi … “Alhamdulillah,” ucap Zayyan. “Yarhamukullah, yahdikumullah.” “Berisik,” ucapku menggosok hidung. “Bangun!” Aku membuka mata, sontak terkesiap melihat d**a Zayyan. Lalu duduk dengan tegak. Semakin aku menyadarkan diriku atas apa yang telah terlewatkan, dan kini tubuhku tertutupi oleh jas yang semalam digunakan Zayyan dan aku tidur dalam pelukannya. Deg! Jantungku sudah mulai kembali berdetak tak stabil. Selalu saja begini kalau sedang bersama dengan Zayyan. Bisa-bisa aku mati muda karena serangan jantung. “Iyan, mau ke mana?” tanyaku melihat Zayya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD