12

1145 Words

"Dia hamil." Kalimat dokter itu bagai hantaman tak kasat mata yang membuat jantung Nala berdebar nyeri tak terperi. Kedua matanya menyorot hampa pada sosok yang sekarang terbaring lemah. Begitu tak berdaya dan rapuh. "Kami akan memindahkannya ke ruangan yang Anda minta, Tuan Nato." Seakan memang, kekuasaan telak itu didapuk Azda seutuhnya hingga pihak rumah sakit begitu menghormatinya. Dokter itu meminta dua suster yang sedang memeriksa denyut nadi dan menyiapkan selimut baru segera mengangguk untuk mempersiapkan kamar lain bagi Nahira. "Apa ini faktor kesengajaan?" Dokter paruh baya itu mengangkat alis. "Untuk itu, kami tidak tahu. Karena kejadiannya, Nona Aida sudah tidak sadarkan diri saat dibawa ke UGD." Dokter itu membungkuk. Menatap Nala sekilas dan pada Azda yang masih duduk m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD