9

1060 Words

Aida Nahira mengerling. Menatap pada sekumpulan geng sosialitanya yang merangkap bertambah banyak. Terutama, saat mereka bergabung dengan orang-orang kaya lama, dan menjadi bagian dari mereka, pundi-pundi uang bertambah. "Nahira, hanya kau yang belum menikah. Kapan kau dan Azda akan melangsungkan pernikahan?" Nahira mendengus. Menyibakkan rambut pirangnya ke belakang dan mengangkat alis. "Secepatnya? Biarkan menjadi kejutan." "Uwww! Kau ini, benar-benar. Kau dan Azda sudah sebentar lagi, masih saja ditunda." Nahira memutar mata malas. "Masih ada benalu di kehidupan kami berdua. Jadi, kalian hanya perlu menunggu kabar baiknya saja." "Ah, benalu. Memang, di zaman sekarang banyak sekali yang tertarik dengan kehidupan kita yang mentereng. Banyak manusia-manusia yang iri satu sama lain den

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD