"Ada usul? Masukan mungkin? " lanjut Bayu sambil menyeruput kopinya. Anggara menggeleng. Beberapa kali ia melihat kilatan petir dari jendela kaca restauran itu. Menyala dan menyambar. Perasaannya menjadi tak karuan. "Yap. Cuaca akhir-akhir ini memang sedang tidak bersahabat, " ucap Bayu menatap langit malam dari kursinya. "Oh ya, karena kita akan menjadi partner kerja. Jangan terlalu formal. Akan lebih menyenangkan jika kita bisa menjadi teman, " lanjut Bayu. Anggara mengangguk. "Kau sudah melihat foto Almaira? " tanya Bayu "Sudah." "Cantik bukan? " "Subyektif, " jawab Anggara singkat. "Hoho, kau terlalu kaku. Selain cantik, kekasihku itu pandai menari. Awas! Jangan sampai kau juga menyukainya." Bayu tersenyum sedang Anggara terus melihat keluar. "Kau sibuk? " "Maaf, sep

