2. Ingin Liburan

1167 Words
Sore itu ketiganya tampak sedang berkumpul di ruang tengah dengan laptop masing masing di hadapannya. Hari itu hari sabtu, seperti biasanya di akhir pekan mereka hanya akan mengerjakan tugasnya masing masing dari rumah. Jika ada yang urgent untuk ditandatangi Ken, biasanya sekretaris Rey yang akan mengantarkannya ke Villa. "Ahhkkk, akhirnya selesai juga," ucap Rey sambil mengangkat kedua tanggannya keatas, tanda telah terlepas dari beban pekerjaannya selama ini. Ken dan Johan hanya meliriknya sekilas, kemudian melanjutkan pekerjaanya masing masing. "Wahhhh Al, akhirnya sudah mau lulus juga. Hey Jo, sini lihat, apa menurutmu gadis ini adalah kekasih Al? Bukannya ini sangat mirip dengan Hanna?" ucap Rey sambil menggoda Jo yang tidak pernah tertarik melihat seorang gadis. Jo hanya menoleh sebentar ke arah Rey, kemudian melanjutkan pekerjaannya. Hanna adalah seorang gadis magang yang dulu pernah magang di devisi yang Johan pegang. Gadis itu sangat lincah dan bersemangat dalam bekerja. Karena selalu mengikuti Jo setiap kali ada bisnis diluar, lama kelamaan Hanna menjadi terkagum dengan bakat dan kemampuan seorang Johan Luis. Sampai saat hari terakhirnya magang, Hanna mengungkapkan perasaanya pana Johan, tapi sayangnya Johan tidak pernah mengganggap Hanna seorang wanita, dia hanya menganggap Hanna sebagai gadis kecil yang sedang belajar. "Ini jo, lihatlah perubahan Hanna yang sekarang," Rey melanjutkan menggoda dengan mendekatkan Laptop ke arah tempat duduk Johan. "Rey, jangan ganggu aku, aku masih belum selesai,"ucap Johan masih dingin. "Ah kalian ini, selalu saja perkerjaan nomor satu, kapan kita bisa liburan lagi!" ucap Rey dengan nada sedih dihadapan keduanya. Diantara mereka bertiga, Rey lah yang paling muda dan sering bertingkah dengan aksi jahilnya. "Rey apa kamu mau berlibur ke Afrika? mungkin satu tahun cukup untukmu buat liburan disana," sahut Ken dengan senyum di bibir tipisnya. "Satu tahun? Ken, itu namanya bukan liburan, tapi kamu mau menjauhiku kan?" jawab Rey dengan muka sedihnya. "Iya, kamu sebaiknya ke Afrika saja, jika tidak mau diam!" sahut Johan menambahkan. "Baiklah, aku akan diam, lebih baik aku tiduran dulu sampai malam." Rey kemudian melentangkan tubuhnya di sofa kerjanya. "Oya Ken, bukannya sore ini kita ada janji menghadiri pesta ulang tahun anak Tuan Leonard?" ucap Rey lagi kemudian duduk kembali menatap Ken dan Jo. "Iya benar Ken, aku juga hampir lupa, untuk daya ingat aku salut ma kamu Rey." puji Johan kepada Rey. "Rey, kalau gitu kamu suruh Runni menyiapkan baju kita dan hadiah ulangtahunnya. Jo, aku minta kamu jadi back up jika nanti anak Tuan Leonard bikin ulah di luar kendali kita." ucap Ken kepada keduanya. "Siap Ken," jawab Rey. "Iya Ken, " jawab Johan yang hampir bersamaan denga Rey. ** Jam tujuh malam, Kenzie ditemani oleh Johan dan Rey pun melangkah masuk dengan baju keluaran terbaru yang disiapkan oleh Runni, sekretaris Rey. Penampilan ketiganya menjadi pusat perhatian para tamu yang ada di pesta itu. Rey membawa bingkisan yang akan diberikan kepada yang berulang tahun, Janetta. "Akhirnya kalian datang juga, Janetta sudah sangat menantikan kehadiran kalian semua. Mari saya antar." ucap Tuan Leonard kepada ketiganya agar mengikuti langkah kakinya menuju putri kesayangannya. "Janetta sayang, kemarilah nak," ucap Pak Leonard kepada putri kesayangannya. "Iya Ayah," jawab Janetta. "Perkenalkan ini adalah CEO Titan Grup Kenzie Theo Tristan, dan ini Manager Bagian Keuangan Johan Luis, dan yang ini adalah Manager Bagian Umum Rey Vando. Mereka semua adalah orang orang hebat dibalik Titan Grup Perusahaan adikuasa di kota ini. Kedepannya kamu harus belajar banyak dari mereka Netta," ucap Tuan Leonard memperkenalkan putrinya. "Perkenalkan saya Janetta, anak kedua dari keluarga Leonard. Senang bertemu denganmu Tuan Kenzie, Tuan Johan dan Tuan Rey. Kedepannya saya ingin belajar banyak dari kalian semua." ucap Janetta memperkenalkan dirinya serta memberikan salam. "Senang bisa bertemu denganmu Nona Janetta," balas Ken. Janetta yang melihat wajah Ken yang tampan, kedua pipinya langsung berubah menjadi merah. Dia sudah lama melihat berita berita tentang Kenzie di media, tapi baru ini bisa bertemu langsung dengannya. Itupun dia dapatkan dari hasil memohon kepada Ayahnya agar mau mengundangnya datang di hari ulang tahunnya. "Selamat ulang tahun Nona Janeta, semoga usiamu penuh berkah," ucap Johan menambahkan. "Terimakasih Tuan Jo," jawab Janetta dengan senyum senang. "Oiya ini ada sedikit hadiah dari Titan Grup, semoga Nona Janetta menyukainya," Tambah Rey sambil memberikan bingkisan berisi kalung berlian edisi terbaru kepada Janetta. "Wah indah sekali, terimakasih Tuan Rey sudah repot repot membawakan saya hadiah yang indah ini," ucap Janetta senag sambil membolak balik kalung yang dia terima itu. 'Kalung yang indah dan langka, tentunya sangat mahal,' batinnya Janetta dalam hati. "Kalau begitu silahkan kalian para anak muda berbincang bincang dahulu, saya akan menemui tamu yang lain dulu," ujar Pak Leonard kemudian meninggalkan mereka berempat. "Tuan Kenzhie, Tuan Johan dan Tuan Rey marri kita keruangan sebelah saja, yang lebih tenang ada tempat karokean di sana," sambil menunjukkan jalan mengarah ketempat yang dimaksud. Ken, Jo dan Rey pun mengikuti Janetta yang berjalan di depan. Janetta terlihat memanggil dua temannya untuk mengikuti Janetta. "Rissa, Alin kesini, bisa temani Tuan Johan Luis dan Rey Vando bernyanyi?" Sambil memanggi dua orang sahabatnya untuk menemani Jo dan Rey, dan nantinya dia sendiri yang akan menemani Kenzhie. "Tidak usah repot repot Nona Janetta, kami tidak mau bernyanyi disini," sahut Johan yang merasa tidak nyaman ketika gadis yang bernama Rissa mendekatinya. Sedangkan Rey asyik saja dengan perlakuan Alin terhadapnya. Alin dan Rey pun kemudian menyanyikan lagu bersama. Johan duduk dingin dengan Rissa disebelahnya. Sedangkan Janetta duduk di samping Ken yang duduk sambil mendekap kedua tangannya dan menyilangkan kakinya. 'Bagaimana ada orang setampan ini?' seru Janetta dalam hati. "Apa aku boleh memanggilmu dengan Ken saja Tuan Kenzie," Janetta mencoba mengakrapkan suasana dengan Kenzie. "Tentu saja boleh Nona Janetta," jawab Ken singkat. "Aku dengar Tuan Ken sering sekali menjelajah negara demi negara untuk mencari inspirasi kerja, apa dalam waktu dekat ini Tuan Ken ada acara keluar negri?" tanya Janetta sambil mencoba mendekatkan tubuhnya kepada Ken. "Apa Nona Janetta mau bepergian?" tanya Ken balik. "Kalau boleh saya ingin bepergian dengan Tuan Ken, agar wawasan saya bertambah. Syukur syukur kalau disana bisa merayakan ulang tahun saya. Tapi itu jika Tuan Ken mengijinkan," ucap Janetta sambil tersenyum manja kepada Ken. "Kalau begitu besok pagi berkemaslah, besok kita ke Jepang." jawab Ken tanpa Ekspresi. "Besok pagi?" tanya Janetta terkejut. "Iya, apa Nona tidak mau?" tanya Ken singkat. "Tentu saja mau Tuan Ken, terimakasih banyak." sambil mengaitkan tangannya ke tangan Ken. "Kalau begitu saya pamit dulu, besok pagi orang saya akan menjemput Nona di rumah," "Oh bagaimana kalau di taman kota saja Tuan Ken, saya akan tidur di rumah Rissa malam ini, dan rumahnya dekat dengan Taman Kota." "Baiklah, besok jam 8 pagi ada orang saya yang akan menjemputmu." "Baiklah besok saya menggunakan baju berwarna pink agar mudah dikenali," "OK, saya pamit dulu Nona," sambil melihat ke arah Johan untuk mengajaknya pulang. "Rey, apa kamu mau tetap disini atau pulang bersama?" tanya Johan kepada Rey. "Apa sudah selesai? kenapa begitu cepat?" tanya Rey yang belum puas untuk berpesta. "Besok pagi kita akan ke Jepang, jadi lebih baik istirahat saja malam ini," ucap Johan menerangkan. "Benarkah? apa ada acara disana?" tanya Rey lagi. "Bukankah kamu ingin liburan?" sahut Ken dengan tersenyum. "Untukku Ken? sungguh?" **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD