bc

Reverse

book_age16+
76
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
time-travel
goodgirl
self-improved
student
drama
tragedy
bxg
highschool
first love
like
intro-logo
Blurb

Mariela merupakan seorang gadis culun yang diam-diam menyimpan rasa cintanya kepada sosok Jonathan yang merupakan seorang yang populer di sekolahnya. Ia terus memendam perasaannya karena Jonathan memiliki pacar yang merupakan anak baru di sekolah itu.

Hingga suatu hari ia mendapatkan kabar jika Jonathan meninggal karena bunuh diri. Usut punya usut, temannya mengatakan jika Jonathan meninggal karena frustasi akan perselingkuhan Gianna terhadap dirinya. Mendengar hal itu, Mariela marah dan terpukul di satu saat yang bersamaan. Hingga saat dia menyebrang jalan, sebuah mobil menghantamnya dan pada saat ia terbangun, ia terbangun di hari ulang tahunnya, yakni beberapa bulan sebelum Jonathan meninggal dengan tragis.

Dengan hal ini, Mariela bertekad untuk menyelamatkan Jonathan dari kematiannya untuk kedua kalinya dengan memberanikan diri untuk mendekatkan dirinya dan menjalin hubungan pertemanan dengan Jonathan. Bisakah Mariela mencegah insiden bunuh diri Jonathan untuk kedua kalinya?

chap-preview
Free preview
01 Hari Pertama
Author’s POV Hari ini adalah hari pertama semester baru di kelas yang baru juga. Dengan rapi, gadis yang kerap disapa Marie ini berkaca di depan cermin dan mendapati dirinya sudah siap untuk berangkat. Ia keluar dari kamarnya dan mulai berjalan ke bawah untuk menemui pamannya, Graham dan isterinya Adelia. Walaupun keduanya bukanlah orang tua kandung Marie, namun Marie sudah menganggap mereka sebagai orang tuanya yang sebelumnya sudah meninggal karena kecelakaan. Hanya dirinya sendiri yang selamat di kecelakaan maut itu. Hingga saat ini, hal itu masih berbekas di batinnya. Hal ini terbukti dari ketakutannya dengan api karena pada saat itu mobil yang dikendarai kedua orang tuanya meledak setelah ia dibantu ibunya untuk keluar dari mobil tersebut. “Pagi pa, ma…” ujarnya sembari menarik kursi untuknya duduk bersama dengan kedua paman dan bibinya ini. Graham dan Adelia hingga saat ini belum dikaruniai keturunan. Ketika ia mendengar kematian kedua orang tua Marie, mereka mengajukan diri untuk mengadopsi Marie karena rasa iba mereka dan keinginan mereka untuk menjadi orang tua seutuhnya. “Pagi…” ujar Adelia yang sedang membuat selai di roti yang sudah ia siapkan untuk suami dan Marie. Adelia mengoles roti terakhirnya dan kemudian ia duduk di samping Marie yang mana ia juga duduk tepat di depan suaminya. “Hari ini hari pertama kamu di kelas 12 kan?” tanya Graham yang diangguki oleh gadis itu. Setelah gadis itu menelan makanannya, ia mengangguk, “Iya benar…” ujarnya sambil mengangguk dan meminum susunya, “Tidak terasa ya… bentar lagi kamu udah lulus aja,” ujar Adelia kepada Marie yang tersenyum kepadanya. “Kamu ada berniat untuk kuliah ke luar kota? Atau kamu mau kuliah ke Singapore? Singapore sama Batam kan dekat,” ujar Graham yang sebenarnya berharap jika Marie melanjutkan pendidikannya ke universitas ternama. Harapannya ini bukanlah tanpa alasan, selain ia ingin yang terbaik untuk Marie, ia juga ingin Marie mempertimbangkan kembali keinginannya yang kerja setelah sekolah daripada berkuliah, karena menurutnya sangat sia-sia jika kepintaran Marie itu tidak dikembangkan di bangku perkuliahan.  “Aku tidak berminat untuk kuliah, pa… aku ingin langsung kerja,” ujar gadis itu sembari menggelengkan kepalanya. Lagi dan lagi Graham hanya bisa menghela napasnya, “Mau kerja dimana kamu kalau kamu hanya lulusan SMA? Pikirkan lagi, Marie, jangan sia-siakan kepintaran mu itu. Bahkan jika kamu mau kuliah sampai S3, Papa akan dukung kamu,” ujarnya sebelum dia memakan makanannya, “Iya benar, Marie… pikirkanlah lagi, nak… sayang sekali jika kamu langsung bekerja begitu… setidaknya kamu bisa bangun relasi dari sejak kamu berkuliah dengan mengikuti kegiatan organisasi dan lain-lain…” timpal Adelia kepada Marie. Ini pertama kalinya Graham dan Marie menjelaskan maksud mereka yang selama ini melarang gadis itu untuk langsung bekerja tanpa berkuliah. Ia pikir ada benarnya juga jika ia mengikuti saran dari kedua orang tuanya. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mengangguk, “Baik, pa… ma… Marie akan coba pertimbangkan lagi,” ujar gadis yang bernama lengkah Mariela Kusuma ini. Mendengar hal itu, kedua suami istri itu merasa lega, setidaknya kali ini Marie mendengarkan perkataan mereka mengenai masalah ini. Selama ini mereka melarang tanpa memberitahu alasan mereka dengan jelas dan lengkap, namun kali ini mereka melakukannya supaya Marie mengerti jika mereka ingin yang terbaik untuk Marie, Namun Marie sendiri, ia merasa ia harus segera melepaskan dirinya dari kedua orang tuanya. Ia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya dan hidup menurut pendapatannya sendiri. Selama ini ia merasa berhutang budi dengan kedua orang tua angkatnya yang selalu menyayanginya seperti anak mereka sendiri. “Papa tentu ingin yang terbaik untuk kamu, Marie… begitu juga dengan Mama. Tapi keputusan semuanya tetap ditanganmu. Papa harap kamu tidak salah langkah…” ujar Graham lagi kepada Marie. Marie termangut-mangut saja dengan perkataan Graham. Sepertinya ia memang harus mendengarkan perkataan kedua orang tuanya. Setelah gadis itu merasa kenyang, ia menghabiskan susunya dan bangkit berdiri untuk mencuci piring dan gelasnya sebelum dia berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk dia berangkat ke sekolah. **** Marie mencoba untuk menerobos keramaian untuk melihat di kelas mana ia bertempatkan. Dan alangkah senangnya ia jika ia berada di kelas yang sama dengan lelaki yang menjadi pujaannya selama ini. Namun ia sedikit kecewa karena ia tidak sekelas dengan sahabatnya, Charlie. “Sepertinya kali ini kita tidak sekelas,” ujar Charlie yang entah kapan sudah ada di samping Marie. Gadis itu sempat tersentak karena kehadiran pria itu yang tidak disadarinya, “Ya begitulah… aku rasa 2 tahun sekelas denganmu itu sudah cukup,” ujar gadis itu kepada Charlie yang menghela napasnya dengan berat. Ia tidak rela jika dirinya harus berpisah dengan Marie dan parahnya lagi kali ini gadis itu sekelas dengan Jonathan, pria yang selama ini selalu jadi pujaan hari Marie. Ia tentu cemburu karena sedari lalu ia sudah memiliki perasaan kepada pria itu, Jonathan Tantra, seorang pria yang begitu tampan dan idola dari segala gadis di sekolahnya. Ia memang sangat berprestasi di bidang non-akademik, namun dia tidak begitu pintar di akademik. Nilainya pas-pasan dan ini berbanding terbalik dengan prestasinya di bidang olahraga basket. Namun meskipun begitu, masih banyak yang menyukainya walaupun dia sendiri sudah memiliki pacar yang bernama Gianna. Mereka sudah berpacaran baru beberapa bulan ini. Keduanya digadang-gadang sebagai King and Queen karena keduanya sangatlah serasi. Seorang tampan dengan seorangnya lagi begitu cantik yang juga idola dari para pria yang memuja kecantikannya. Charlie masih tidak habis pikir, mengapa Marie masih menyukai pria itu meskipun pria itu sudah memiliki pacar. Bukankah hal itu illegal? Ah entahlah, memang terkadang perasaan itu hadir tanpa diundang. Dan juga sebenarnya Marie lah yang terlebih dahulu menyukai Jonathan karena Gianna itu adalah gadis baru di sekolahnya pada waktu itu. “Yaudah… aku mau ke kelas dulu ya…” ujar Marie kepada Charlie yang mengangguk saja, menatap kepergian Marie yang sudah mulai menghilang dari pandangannya. Sementara itu, Marie terus berjalan ke kelasnya dan begitu ia masuk, situasi kelas sudah mulai ramai. Untung saja posisi kursi depan masih kosong, sehingga ia bisa mengambil tempatnya disana. Dengan cepat, gadis itu duduk di meja depan.pac Begitu ia mendudukkan dirinya di kursi tersebut, ponselnya sedikit bergetar, pertanda ada pesan masuk dan pesan masuk itu adalah dari ayahnya, Papa: ‘Kamu udah sampai di sekolah, kan?’ Marie tersenyum dan membalas pesan itu dengan cepat, Marie: ‘Sudah pa… papa juga baik-baik ya kerjanya…’   Gadis itu tersenyum dan meletakkan ponselnya di sakunya. Ia kemudian meletakkan tasnya di belakangnya dan ketika ia berbalik, terdengar suara yang sangat dikenali gadis itu yang sedang bertanya kepadanya. Gadis itu mengangkat kepalanya dan melihat sosok Jonathan, pria yang selama ini ada di hatinya tengah tersenyum kepadanya, “Bolehkah aku duduk disini?” tanya Jonathan kepada gadis itu yang sempat tertegun karena ketampanan pria itu. Melihat gadis itu yang masih belum meresponnya, pria itu kembali memanggil namanya yang membuat gadis itu tersentak seketika. “Ah iya, boleh boleh…” ujar gadis itu kepadanya. “Terima kasih,” ujar Jonathan kepada gadis itu yang tetap mengangguk kepadanya. Jantung gadis itu berdegub dengan kencang, mimpi apa dia bisa duduk bersama dengan Jonathan? Selama ini keduanya tidak dekat dan juga mereka dulu sempat sekelas di kelas 11, namun meskipun begitu, keduanya saling mengenal satu sama lain meskipun keduanya tidak dekat, Semuanya berawal dari Jonathan dan Marie yang tersesat ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Mereka berdua bertemu ketika mereka sedang tersesat di jalan dan dari situlah interaksi pertama mereka dimulai. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.1K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook