**3 itu Telu**

1030 Words
Reina duduk di taman belakang seraya membaca komik. Meski sudah berusia setengah abad komik yang jadi pilihannya untuk mengisi waktu. Hari ini berhasil meyakinkan Reres unruk tinggal bersama. Semua sepertinya sudah tidur sejak tadi, sementara ia masih terjaga. Semakin berusia Reina semakin sering terjaga di tengah malam. Saat itu Juna berjalan ke luar membawa dua cangkir kopi untuk dirinya dan sang mami. Reina menoleh menerima secangkir kopi buatan anak sulungnya. Meski tak terlahir dari rahimnya, Juna tetap kesayangannya. "Kok belum tidur kamu Kak?" Juna duduk di samping sang mami tersenyum, lalu memijat bahu sang mami. "Mami kenapa enggak tidur?" "Enggak bisa tidur. Mami baca komik sebentar sambil cari angin." "Nanti masuk angin inget umur Mi,"ucap Juna seraya terkekeh. "Mami udah keliatan tua banget ya Jun?" tanya reina khawatir. "Enggak, mami masih cantik lah. Masih mirip sama artis Korea kesukannya Luna." "Halah, halah. Jun," Reina menutup bacaannya lalu menatap si sulung. Juna menatap sang mami, ia tau ada yang ingin di bicarakan oleh Reina. "Kamu kakak di sini. Mami titip Reres dari kecil biarpun kelihatannya dia percaya diri dan berani tapi, kamu tau jelas dia enggak seperti itu. Beda sama Luna, Luna memang cengeng dan kolokan tapi, Luna keras dan berani." 'Luna begitu karena orang tua luna mami dan papi." kekeh Juna. Reina tersenyum, sambil mengusap kepala Juna. "Mami sayang kalian semua dan mami harap kalian akan akur terus sampai kalian tua nanti. Meski mami mungkin udah enggak ada--" "Mami jangan ngomong kaya gitu please." Juna memotong ucapan sang ibu. "Ini kenyataan yang kalian harus hadapi suatu saat nanti. Mami cuma mau berpesan." "Mami tau gimana Juna 'kan? Sampai kapan pun Juna enggak akan berubah akan terus jagain Luna, Reres, Leon juga." Reina menatap si sulung, "Mami nyusahin Juna ya?" "Mami kok ngomong gitu sih?" "Mami cuma tanya Juna. selama ini mami ngerasa banyak menuntut ya? Padahal kamu juga punya Jani dan Lian yang harus kamu jaga." "Juna enggak pernah merasa itu beban Mi. Itu tanggung jawab Juna dan karena Juna sayang sama semua, ya .., Aku lakuin semua gitu aja. Juna enggak ngerasa repot atau di repotin kok Mi. Jangan ngomong gitu lagi ya Mi?" Reina mengangguk lalu menepuk tangan Juna. Sejak dulu Reina tau Juna akan tumbuh menjadi pria yang baik. Reina dan Yogi berhasil membesarkan Juna dengan baik. Juga Jimmy tentu saja meski setelah menikah dengan Disha ia semakin jauh dengan anak sulungnya. Bahkan hingga saat ini keduanya tak terlalu dekat. Juna lebih dekat denganYogi dan Reina. *** Pagi di dapur rumah keluarga Yogi tak ada yang berbeda sejak subuh Reres telah sibuk dengan kegiatan pagi. Seperti apa yang selalu dilakukan sang ibu ketika bekerja di sana. Gadis itu tengah merapikan ruang tengah, lalu saat ini beranjak ke dapur untuk segera memasak sarapan. saat itu sang nyonya rumah juga telah terjaga dan berjalan menuju dapur. Reina menghampiri Reres. "Pagi Nyonya mami." "Res, kamu bisa panggil saya mami. Tanpa embel-embel Nyonya lho hmm?" Reres menggelang. "Reres udah nyaman manggil Nyonya mami." Reina melangkah ke arah kulkas lalu mengambil bahan makanan. "Res istirahat aja dulu sana. Mami ngerti kamu masih butuh istirahat." "Kalau Reres banyak istirahat, bakal semakin banyak nangis Mi." Reina menutup pintu kulkas kemudian berjalan mendekati Reres, memeluk erat gadis itu. "Nangis kalau kamu mau nangis. Kalau mau cerita kamu bisa cerita ke mami. hmm?" Reres tersenyum dan mengangguk. "Iya mi," ucapnya bergetar menahan tangisnya. Keduanya lalu menyiapkan sarapan bersama. Reres membantu memotong segala bumbu dan pelengkap yang akan dibuat Reina menjadi nasi goreng. Hari ini ia memasak makanan yang paling umum untuk sarapan, nasi goreng. Yang tidak pedas ia buat untuk Leon. sejak kecil ia paling tidak suka makanan pedas. Toleransinya terhadap makanan pedas rendah sekali, hanya Leon satu-satunya yang tak suka makanan pedas di rumah. Setelah makanan siap Reres kembali berjalan ke kamar. "Nyonya mami, Reres ke kamar dulu ya?" "Iya, habis itu ke sini lagi ya kita sarapan bareng." Reres hanya mengangguk sebagai jawaban. setelahnya ia berjalan meninggalkan Reina menuju kamarnya. Reina melangkah ke sofa melihat Juna yang tertidur dengan aneka laporan yang berantakan di atas meja. Reina membangunkan anak sulungnya, sedikit menggoyangkan kaki juna membuat sang sulung segera terbangun. Hari ini Juna menginap karena semalaman ia menemani sahabatnya sejak kecil agar tak terus bersedih. "Bangun, mandi, habis itu sarapan yuk." Juna mengangguk, dengan mata yang masih setengah terpejam ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Setelah memastikan Juna berjalan ke kamar mandi ia kembali melangkah ke kamar Luna dan Leon untuk segera membangunkan kedua anaknya itu. Luna sudah bangun sejak tadi sepertinya, ia telah membuka pintu bahkan sebelum Reina sampai di depan kamarnya. "Kakak udah bangun?' "Iyas, gimana enggak bangun, Mami masak nasi goreng menusuk hidung Luna." Sementara si bungsu masih tidur meringkuk di tempat tidur saat sang ibu masuk masuk ke dalam kamar dan membangunkannya. itulah yang dilakukan Reina selama menjadi ibu rumah tangga. Berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak-anak dan istri yang baik untuk sang suami. *** Juna kini telah berada di kantor saat ini berada di ruangan bersama Yogi tengah membicarakan tentang proyek baru mereka. Saham perusahan masih berada di tangan Reina namun yang bekerja saat ini adalah Yogi dan Juna. sejak perusahaan berada di tangan Reina saat Yogi berada di tahanan, ada sedikit perubahan pada perusahaan. Reina juga membuat bagian kreatif menerima commission untuk iklan, jasa advertising juga ada di perusahaan itu kini. sehingga membuat pemasukan untuk perusahaan meningkat tentu saja. "Jadi ini semua oke ya Pi?' "oke, kok semua pesanan kain ke Korea sama Cina juga udah siap besok." Yogi menjawab pertanyaan sang anak sulung yang kini telah menjadi salah satu karyawan di karuna textile. "Makan siang nanti mami ke sini atau enggak?" Juna tersenyum melirik dengan tatapan iseng pada sang papi. "Nunggu mami apa makan siangnya?" "dua-duanya. coba deh kamu tanya sama mami apa dia mau ke sini?" tanya Yogi sambil membaca laporan miliknya yang berada di meja kerja. Juna mengambil ponsel dari dalam kantong kemeja miliknya lalu mengambil ponsel miliknya. segera menghubungi sang mami untuk mencari tau apa ia akan ke kantor untuk mengantarkan makan siang. Kebiasaan Yogi dan Reina masih sama seperti dulu. Reina masih sering mengantar makan siang untuk sang suami. Mungkin itu yang menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan keduanya sampai saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD