69. Ayah Tampan

1030 Words
Seperti kejadian kemarin di mana Xuan Yi bermimpi seorang gadis yang memberi tahu padanya bahwa peperangan dua puluh tahun lalu segera terjadi. Kini seorang pemuda tampan berpakaian merah ala Keluarga Gu terlihat tengah sibuk mengelilingi pasar. Akan tetapi, tidak ada yang menyangka bahwa bertepatan sekali tengah terjadi perseteruan antara warga dengan sesosok makhluk aneh bertelinga panjang. Membuat Xuan Yi melihat hal tersebut mengernyit tidak percaya. Namun, ia tersadar bahwa makhluk itu tengah menghabisi nyawa warga. Sehingga tanpa memikirkan apa pun lagi, Xuan Yi langsung mengibaskan makhluk tersebut dengan kekuatan kultivasi miliknya. “Kamu siapa!?” tanya Xuan Yi sedikit panik ketika melihat tatapan makhluk itu sedikit menyeramkan. Sedetik kemudian, makhluk bertelinga panjang itu berubah menjadi seorang manusia berpakaian putih yang sedikit berbeda. Terlihat dari corak dan gaya berpakaian makhluk itu sedikit berbeda. “Aku bisa mencium darah Klan Iblis mengalir di tubuhmu,” ucap makhluk itu tersenyum miring. “Jangan mengada-ngada. Kau tidak pernah bertemu denganku!” protes Xuan Yi kesal. Namun, makhluk itu malah melayangkan sebuah bola berkekuatan besar membuat Xuan Yi tanpa pikir panjang langsung mengerahkan seluruh tenaganya, termasuk melupakan fakta bahwa sewaktu-waktu kekuatan besar yang ada di dalam sayapnya bisa menguar begitu saja. Bahkan bisa dikatakan makhluk tadi pun sama terkejutnya. Ia tidak menyangka bahwa kekuatan Xuan Yi begitu besar. Membuat tubuhnya terpelanting jauh menembus sebuah tembok besar yang melenyapkan dirinya begitu saja. Hanya menyisakan asap hitam yang membumbung tinggi ke udara. Sedangkan Xuan Yi terlihat tidak percaya akan kekuatannya sendiri pun langsung berlari pergi meninggalkan mayat penduduk yang sudah dipastikan kalau esok hari akan menimbulkan berita cukup menggemparkan. Setelah itu, pemuda tampan berpakaian hanfu tradisional berwarna merah itu benar-benar melarikan diri menuju Pavilium Penglai. Untung saja tempat itu tidak terlalu jauh dari keberadaan Xuan Yi. Sesampainya di sana, Xuan Yi langsung mendudukkan diri di samping seorang pelayan yang tengah sibuk membereskan banyak piring dan sumpit untuk menjadi jamuan para tamu kembali. “Tuan Muda Gu, sedang apa kau di sini?” tanya seorang lelaki berperut buncit yang dikenal sebagai koki Keluarga Gu sekaligus penyaji hidangan untuk Pavilium Penglai. “Laoba, lama tak bertemu,” sapa Xuan Yi tersenyum lebar menatap seorang lelaki paruh baya yang sangat dekat dengan dirinya dahulu. Kemudian, mereka berdua pun berpelukan singkat. Xuan Yi terlihat sangat bahagia bisa bertemu dengan sesosok yang pernah dekat dengan dirinya. Namun, sayang sekali mereka berdua sudah jarang sekali bertemu. Tentu saja sejak Xuan Yi menjadi seorang pelajar di Akademi Tangyi. Akan tetapi, tidak ada yang menduga bahwa tepat beberapa menit Xuan Yi tiba di Pavilium Penglai, tiba-tiba para pengunjung dikejutkan oleh kehadiran Jenderal Gu beserta pasukannya masuk ke dalam. Sontak hal tersebut membuat Xuan Yi yang merasa penasaran langsung mengintip keluar. Ternyata di sana ada ayahnya tengah sibuk memeriksa setiap sudut Pavilium Penglai. Lalu, menyadari kehadiran Xuan Yi di sini. Membuat lelaki bertubuh gagah nan tinggi itu melenggang masuk. “Ayah, mengapa kau ada di sini?” tanya Xuan Yi dari balik pintu dapur yang menjadi persinggahan tempat terakhirnya bersama sang koki tadi. Sejenak Gu Sheng Jun menatap anak semata wayangnya baik-baik saja pun langsung menghela napas panjang. Ia merasa hampir saja kehilangan Xuan Yi ketika mengetahui bahwa Klan Iblis sudah mulai melakukan beberapa p*********n. “Aku mendapat laporan kalau Klan Iblis sudah mulai menyerang tempat ini,” jawab Gu Sheng Jun terang-terangan. “Aku pikir kau datang ke sini karena mencemaskanku,” timpal Xuan Yi tersenyum kecut. Seakan ia merasa sedikit kecewa dengan perkataan sang ayah yang terasa ditutup-tutupi. Namun. Gu Sheng Jun lebih memilih tidak mengatakan apa pun. Ia kembali melenggang keluar membuat Xuan Yi mengikuti sang ayah dari belakang. Sedangkan beberapa pengunjung Pavilium Penglai terlihat berbondong-bondong menunggu kedatangan jenderal besar yang memimpin kemiliteran Mouyu. Membuat lelaki itu benar-benar menjadi idaman bagi kaum wanita. Bahkan mereka sudah tidak peduli lagi bahwa akan menjadi orang tua angkat bagi Xuan Yi yang jelas-jelas sudah beranjak dewasa. “Jenderal Gu, kau benar-benar sangat tampan!” puji beberapa wanita dengan tatapan memuja. Gu Sheng Jun yang mendapat pujian itu hanya tersenyum tipis, lalu mengangguk singkat sembari melirik ke arah Xuan Yi. Ternyata anak semata wayangnya itu mengikuti hingga keluar. “Ayah, aku ingin kembali ke Akademi Tangyi,” ucap Xuan Yi membuat sang ayah menoleh bingung. “Apa kau baru saja memintaku untuk mengantarkanmu ke sana?” sindir Gu Sheng Jun mendesis sinis. “Tidak. Aku hanya meminta izin padamu. Berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu ketika dalam perjalanan nanti,” sanggah Xuan Yi menggeleng pelan. Perkataan itu membuat Gu Sheng Jun benar-benar terkejut. Tentu saja ia sama sekali tidak menyangka bahwa Xuan Yi akan mengatakan hal itu. Bahkan ketika tidak mengetahui kebenarannya kalau Xuan Yi memiliki setengah darah dari dua klan yang saling bermusuhan. Memang Gu Sheng Jun sampai hari ini tidak pernah memberi tahu karena ia merasa belum siap kalau Xuan Yi merasa dibohongi sekaligus tidak percaya pernah lahir menjadi sesosok yang tidak diinginkan. “Kalau begitu, aku pergi dulu, Ayah!” pamit Xuan Yi melenggang pergi dari sana meninggalkan sesosok lelaki dewasa yang menjadi ayahnya. Kepergian Xuan Yi membuat Gu Sheng Jun benar-benar dibuat kelu. Ia tidak mengatakan apa pun. Bahkan untuk membalas pamitan itu rasanya sangatlah berat. Membuat beberapa prajurit yang berada di sampingnya saling berpandangan bingung. Mereka memang tidak pernah melihat ekspresi penuh putus asa dari Gu Sheng Jun selama menjadi bawahan yang sering kali terlibat dalam situasi menantang nyawa. Akan tetapi, ketika berkaitan dengan anak tunggalnya membuat Gu Sheng Jun terlihat sangat berbeda. Salah satu prajurit pun memberanikan diri untuk mengejutkan Gu Sheng Jun. Mengingat mereka masih memiliki beberapa pekerjaan melakukan patroli demi menghambat p*********n Klan Iblis yang melakukan balas dendam di masa lalu. “Jenderal Gu!” seru prajurit tersebut sedikit keras membuat Gu Sheng Jun terjengit pelan. Kemudian, ia tampak mendelik tidak percaya pada prajurit yang hampir menyemburkan tawanya. Mereka semua terlihat begitu menahan tawa geli sampai tidak sadar bahwa salah satunya terlihat menggeleng tidak percaya. “Siapa yang menyuruh kalian mengejutkanku!?” tanya Gu Sheng Jun garang membuat mereka semua langsung berpandangan. Sedetik kemudian, bagaikan diberi sebuah aba-aba jemari telunjuk mereka langsung mengarah pada sesosok prajurit yang hanya memperhatikan tanpa berniat untuk melakukan hal sama. Sebab, mereka semua benar-benar tidak bisa ditebak. Bisa dikatakan sedikit merugikan orang lain dan diri sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD