68. Alam Mimpi

1027 Words
Setelah menyelesaikan masalah yang hampir saja meruntuhkan Akademi Tangyi, kini sudah kembali seperti semula. Hanya saja pembelajaran belum dimulai membuat beberapa murid memutuskan untuk menghabiskan waktu untuk berlatih. Namun, kegiatan berlatih nyatanya sama sekali tidak membuat Xuan Yi terbangun dari tidur nyenyak. Pemuda tampan yang kini merebahkan diri di bawah pohon rindang milik Akademi Tangyi tampak sama sekali tidak terusik akan suara bising dari perbuatan Chang Qi. Dari kejauhan terlihat sesosok pemuda tampan tengah membawa sekeranjang berisikan jeruk manis kesukaannya membuat Chang Qi menyudahi pelatihan dan mendudukkan diri di samping Xuan Yi. “Apa kau baru saja selesai berlatih, Chang Qi?” tanya Xiao Pingjing ikut mendudukkan diri di samping Xuan Yi. Sayang sekali pemuda yang masih menutup matanya itu tampak tidak terusik. Padahal keadaan sudah jauh lebih berisik membuat telinga terkadang mendengar hal-hal begitu jelas. Meskipun dari kejauhan. “Iya,” jawab Chang Qi singkat, padat, dan jelas. Kemudian, ia meletakkan tongkat berlatihnya di sisi kanan yang kosong. “Aku membawa banyak jeruk. Kalau mau, ambil saja!” tawar Xiao Pingjing meletakkan sekeranjang jeruk tersebut di hadapan Chang Qi. Sontak hal tersebut membuat pemuda tampan nan gagah itu mengangguk singkat. Ia terlihat tidak ingin memakan buah manis deengan biji yang tak tertebak di dalamnya. Walaupun terkadang buah yang tersembunyi mengandung banyak makna. Sedangkan di sisi lain, tidak ada yang tahu bahwa Xuan Yi tengah bermimpi hal aneh. Pemuda itu terjebak pada sebuah labirin berwaktu yang cukup aneh. Membuat ia sama sekali tidak bisa menentukan jalan. Bahkan keluar rasanya sangat sulit. Namun, sebuah cahaya bersinar terang tampak melahap Xuan Yi dan membawa pemuda itu pada sebuah hamparan rumput yang begitu luas nan hijau. “Di mana aku?” tanya Xuan Yi pada dirinya sendiri. Terlihat seekor kupu-kupu mendekat ke arahnya membuat Xuan Yi langsung mengernyit bingung. Ia jelas tidak mengerti keberadaannya ini bagaikan sebuah negeri dongeng. “Xuan Yi, kau sedang berada di dunia mimpi,” jawab sebuah suara yang tidak diketahui asalnya. “Kamu siapa!? Kenapa bisa menjawab pertanyaanku?” tanya Xuan Yi terkejut ketika mendengar sebuah suara yang menyahut, tetapi sayang sekali tidak wujud berbentuk manusia. Mendengar hal tersebut, sesosok gadis cantik keluar dari persembunyian. Lebih tepatnya sebuah batu besar yang berada di balik rerumputan tinggi membentuk pagar. “Aku yang menjawab pertanyaanmu, Anak Muda,” jawab seorang gadis cantik dengan banyak sekali kupu-kupu mengelilinginya. Sontak Xuan Yi mendelik tidak percaya. “Siapa kau? Mengapa banyak sekali kupu-kupu di tubuhmu?” Gadis cantik itu mengernyit bingung, lalu ia tersadar akan hewan kesukaannya memang senang sekali menempel. “Oh, maksudmu ini ...,” jawab gadis itu berputar sesaat membuat hewan-hewan cantik itu berterbangan ke atas. Tentu saja Xuan Yi langsung menganga tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Hampir saja pemuda tampan terjatuh saking terkejutnya. “Sebenarnya, apa yang sedang terjadi padaku? Mengapa semua ini terlihat aneh?” tanya Xuan Yi dengan ekspresi terkejut sekaligus tidak percaya akan yang terjadi di hadapannya. Meskipun di luar akal sehat, jujur saja ini sangat sulit dimengerti. Apalagi semua terasa seperti sebuah mimpi. Membuat Xuan Yi ingin cepat-cepat terbangun. “Xuan Yi, perjanjian dua puluh tahun sudah terjadi pada hari ini. Klan Iblis sudah berbondong-bondong turun ke bumi. Dan kau, hanya perlu melakukan kewajibanmu sendiri,” ucap gadis cantik itu dengan tersenyum manis. “Apa maksudmu?” tanya Xuan Yi mendadak tidak mengerti. “Ibumu sedang ditawan oleh Klan Iblis, Xuan Yi,” jawab gadis cantik itu menghela napas panjang. Sontak hal tersebut membuat Xuan Yi terdiam membeku. Membuat gadis cantik yang ada di hadapan pemuda itu langsung tersenyum tipis. “Kau harus mempersiapkan diri untuk melawan mereka, Xuan Yi. Ingat, kau bukanlah keturunan yang diinginkan oleh kedua klan membuat kau harus berjuang demi mendapat posisi untuk dirimu sendiri. Karena tidak ada yang bisa menolong, selain dirimu sendiri,” tutur gadis itu menyiratkan berbagai makna. Sedetik kemudian, Xuan Yi merasa tubuhnya tertarik oleh sesuatu membuat ia langsung melesat begitu saja. Tentu hal tersebut membuat pemuda itu terbangun dari tidurnya. Akan tetapi, raut keterkejutan tampak jelas di wajah Chang Qi dan Xiao Pingjing yang masih berada di dekat pemuda itu. “Kau kenapa, Xuan Yi? Tiba-tiba terbangun dengan ekspresi terkejut seperti itu,” tanya Xiao Pingjing mengernyitkan keningnya bingung. Seketika Xuan Yi sadar bahwa ia telah berada di alam nyata, lalu menoleh pada Chang Qi yang mengerutkan keningnya. Kemudian, Xiao Pingjing berekspresi sama membuat pemuda itu meringis pelan. “Tidak apa-apa. Tadi aku hanya bermimpi sangat aneh, tapi sekarang aku sedikit merasa lega bahwa ternyata aku sudah kembali ke alam nyata,” jawab Xuan Yi tersenyum paksa. Kemudian, pemuda itu pun bangkit dari rebahan diri membuat Chang Qi melakukan hal yang sama. Jelas Chang Qi akan mengikuti ke manapun Xuan Yi pergi. Hanya saja Xiao Pingjing yang terlihat menggantikan pemuda itu merebahkan diri di tempat sama. “Kau mau ke mana?” tanya Xiao Pingjing sembari mencari posisinya yang pas untuk tidur siang. “Aku hendak bertemu dengan Ayahku. Kebetulan sekali ada yang ingin aku katakan padanya,” jawab Xuan Yi melenggang pergi begitu saja. Sedangkan Chang Qi terlihat mengambil tongkat miliknya lagi, lalu mengikuti langkah Xuan Yi dari belakang. Membuat keduanya meninggalkan Xiao Pingjing yang hendak tidur. Sementara itu, Xuan Yi dan Chang Qi yang melenggang pergi dengan santai pun terlihat tidak takut ketika berpapasan dengan Guru Xuaming. Membuat mereka berdua langsung memberikan hormat singkat. Lalu, kembali melenggang pergi. “Tuan Muda, apa kau benar-benar ingin menghampiri Jenderal Gu?” tanya Chang Qi sesaat mereka berdua hendak keluar dari Akademi Tangyi. Xuan Yi menoleh sesaat. “Tentu saja tidak. Aku hanya ingin keluar mencari udara segar. Lagi pula berlama-lama di sini membuat otak milikku merasa dipenuhi pembelajaran. Salah satunya adalah kau yang terlalu sibuk berlatih, Chang Qi.” “Itu agar aku bisa terus menjagamu ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga, Tuan Muda.” “Tidak perlu. Aku sudah menguasai cukup banyak ilmu kultivasi,” tolak Xuan Yi ketika Chang Qi terus saia mengkhawatirkan dirinya. Padahal tanpa sepengetahuan pemuda itu, nyatanya Xuan Yi telah memiliki ilmu yang cukup memumpuni jika dirinya terlibat dalam situasi cukup menenangkan. Sehingga rasanya tidak adil kalau Chang Qi memikirkan dirinya, tetapi tidak mengetahui faktanya bahwa Xuan Yi adalah keturunan dari Klan Iblis dan Klan Manusia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD