67. Hilangnya Kepercayaan

1040 Words
Kabar tentang keluarnya Murid Li dari Akademi Tangyi pun cukup menggemparkan istana tempat di mana Yang Mulia Kaisar mengurus semua kepentingan rakyatnya. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa beliau cukup terkejut akan kekhawatirannya mengenai nasib murid Akademi Tangyi setelah mengetahui hal tersebut. Meskipun hingga sampai saat ini Yang Mulia belum menerima surat apa pun dari rakyat, tetapi ia sudah berkali-kali mengingatkan pada Shen Jia untuk segera kembali jika situasi tidak memungkinkan untuk meneruskan pelajaran. Namun, asisten Gu yang bernama Xua Ming itu langsung bergerak cepat dan mengontrol semua tindakan dari murid Akademi Tangyi. Sebab, berbondong-bondong mereka hendak membalaskan apa yang telah dilakukan oleh Murid Li. Akan tetapi, tindakan itu langsung dicegan oleh Guru Xuaming agar tidak terjadi perpecahan di dalam Akademi Tangyi. Sebab, sejak berdirinya akademi tersebut sama sekali tidak terdengar suara perpecahan apa pun. Dan lelaki paruh baya itu mengusahakan reputasinya tetap baik. “Jangan ada yang mengatakan tentang hal apa pun masalah terjadi di dalam Akademi Tangyi. Karena kita semua jelas tidak ingin dicap sebagai akademi yang tidak taat aturan. Apalagi sampai mempermalukan Yang Mulia sudah turun langsung untuk menseleksi penerimaan murid baru,” tutur Guru Xuaming dengan suara yang tegas sekaligus menggelegar agar dapat didengar dengan baik oleh murid-murid Akademi Tangyi. Mereka semua terlihat menghela napas panjang mendengar penuturan Guru Xuaming yang berat dan rasanya seperti tidak adil. Namun, mereka juga tidak ingin dicap sebagai pelajar kotor karena sudah menuntut ilmu di akademi yang jelas-jelas memasukkan salah satu muridnya yang hasil dari uang korupsian warga. Xuan Yi yang melihat teman-temannya tidak suka pun langsung mengangkat tangan. “Shifu, aku memiliki pertanyaan untukmu.” “Katakan!” “Apa ini akan benar-benar efektif meredamkan amarah pada warga yang menyesal memasukkan anak mereka ke sini?” tanya Xuan Yi terang-terangan membuat Shen Jia langsung menoleh. Karena gadis itu kebetulan sekali berada di depan Chang Qi yang berdampingan dengan majikannya. Guru Xuaming menghela napas panjang. Pertanyaan Xuan Yi benar-benar sulit jika harus menyangkut dengan kemarah warga yang hampir saja berbondong-bondong menyelamatkan anak mereka dari Akademi Tangyi. “Untuk sekarang, hal ini masih dalam rundingan bersama Tetua Besar Xiao dan Master Kultivasi Gu. Sebab, kita semua juga tidak ada yang menyangka kalau Murid Li Chen akan bersikap kotor mengikuti keluarganya,” jawab Guru Xuaming bijak. Membuat beberapa murid tampak mengangguk mengerti. Nyatanya mereka juga memikirkan hal yang sama. Kalau saja Li Chen tidak mengikuti jejak keluarganya mungkin Akademi Tangyi masih bisa menyelamatkan. Akan tetapi, situasi semakin rumit saat diketahui bahwa pemuda itu ikut merampas barang dagangan warga dan membelinya dengan harga sangat miring. Jelas kalau hal tersebut membangkitkan amarah mereka. Karena sudah lama sekali kejadian perdagangan illegal itu meresahkan mereka. Sampai-sampai ada beberapa warga yang bunuh diri akibat hutang semakin menumpuk, tetapi hasil penjualan sangat tipis dari perkiraan. Bahkan bisa dikatakan bahwa mereka sama sekali tidak mendapatkan untung, selain kerugian yang semakin lama malah menumpuk. Membuat para warga memutuskan berhenti berdagang dan lebih memilih bercocok tanam dengan menjual hasil panen pada warga setempat. “Shifu, aku harap Yang Mulia Kaisar bisa menyikapi masalah ini dengan bijak. Karena banyak warga yang merasa diresahkan akibat ulah Murid Li,” sahut Murid Zhao Feng Xue dengan berani. Tentu saja hal tersebut memicu suara gaduh yang mulai membicarakan masalah Yang Mulia Kaisar sampai saat ini belum menurunkan titahan apa pun. Sedangkan Shen Jia tampak merasa bersalah akibat ucapan Murid Zhao, membuat gadis itu mendadak terdiam membisu. Xuan Yi tidak ingin Shen Jia merasa bersalah dengan bukan kesalahannya pun langsung mengkode pada Chang Qi untuk memegang pundak milik gadis itu untuk mengejutkan. Dan benar saja, jengitan kecil tampak terlihat jelas pada pundak milik Shen Jia yang awalnya tertunduk lesu. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Chang Qi. Namun, sayang sekali pemuda ahli bela diri itu malah menunjuk Xuan Yi yang tersenyum konyol. Shen Jia mengernyit kesal, lalu bertanya, “Ada apa?” “Tidak apa-apa,” jawab Xuan Yi tertawa pelan. Sedangkan Xiao Pingjing yang berada di samping kanan Chang Qi pun menoleh dan mendapati Xuan Yi tengah bersenda gurau bersama Shen Jia untuk mengalihkan perhatian gadis itu. “Hei, kalian berdua! Jangan menyembunyikan apa pun dariku!” protes Xiao Pingjing setengah berbisik membuat Xuan Yi spontan menggeleng dan Shen Jia mendesis kesal. Tentu saja hal tersebut membuat Chang Qi tersenyum samar melihat kekompakkan mereka berdua yang bertingkah selayaknya Xiao Pingjing tidak ada di sana. Kemudian, pemuda bermarga Xiao itu pun menoleh pada Chang Qi yang menundukkan kepalanya dalam. “Apa yang sedang mereka bicarakan?” tanya Xiao Pingjing kembali berbisik. Kali ini terdengar penasaran. “Aku tidak tahu,” jawab Chang Qi ringan sembari menggeleng tanpa dosa. Sebenarnya, pemuda itu hanya tidak ingin mengunkapkan apa pun yang menjadi perbincangan majikannya. Karena ia menganggap bahwa perbincangan Xuan Yi menyangkut masalah pribadi, dan tidak seharusnya ia mengatakan hal yang sama pada Xiao Pingjing. Xiao Pingjing yang melihat kekompakkan mereka bertiga pun langsung mendengkus keras-keras membuat Guru Xuaming melirik ke arah pemuda tersebut. Lelaki paruh baya itu melirik Xiao Pingjing dengan menyisir jenggotnya secara perlahan. “Ada yang ingin kau katakan, Murid Xiao?” tanya Guru Xuaming dengan spontan membuat perhatian murid Akademi Tangyi mengarah pada pemuda tersebut. Sementara itu, Xiao Pingjing meringis pelan menyadari kebodohannya yang mendengkus sangat keras hingga diketahui oleh telinga tajam milik Guru Xuaming. Bahkan pandangan semua murid Akademi Tangyi mengarah pada dirinya membuat ia sama sekali tidak bisa berkutik, selain membicarakan apa yang sedang terjadi. “Aku pikir, memang sebaiknya semua guru melakukan pembicaraan yang serius pada Yang Mulia Kaisar. Mengingat hak ini bukanlah semata-mata dikerjakan beberapa kali, melainkan hampir turun-temurun hingga anak cucu. Tentu saja keresahan yang terjadi pada warga sudah berlangsung cukup lama. Mungkin bisa dikatakan sebelum Akademi Tangyi ini ada,” tutur Xiao Pingjing dengan deru napas yang tersenggal-senggal seakan baru saja selesai dipukuli oleh massa. Jawaban netral dan tidak menyusut itu membuat Guru Xuaming mengangguk setuju, bahkan murid Akademi Tangyi tak urung mengcungkan jemari jempolnya pada Xiao Pingjing. Sebab, jawaban pemuda itu benar-benar tidak terduga dan hampir saja mencakup secara keseluruhan. “Baiklah. Shifu akan membicarakan hal ini secara matang pada jajaran guru Akademi Tangyi. Agar tidak ada lagi murid yang melakukan hal kotor dan merugikan banyak orang,” putus Guru Xuaming menganggup mantap membuat Xuan Yi tertawa pelan melihat keberania Xiao Pingjing yang menjadikan pemuda itu terlinta menonjol. Tidak seperti dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD