70. Turunnya Mereka

1057 Words
Sebuah pusaran angin tampak membelah langit membentuk lorong yang lama-kelamaan tampak sesuatu turun bersamaan. Membuat langit gelap menyelimuti Dataran Qinyuan di selingi angin kencang dengan dedaunan kering terbang bebas. Ternyata keadaan itu tidak hanya dirasakan oleh para penduduk saja, melainkan Tetua Besar Xiao yang kebetulan sekali tengah menikmati acara minum teh bersama Guru Xuaming pun merasakan hal kejanggalan. Sedangkan Master Kultivasi Gu tengah sibuk melatih Xuan Yi di ruangan tertutup pun jelas tidak menyadari perubahan yang terjadi di luar. Memang hanya mereka berdua yang tidak tahu situasi genting tersebut. Bahkan Shen Jia dan Xiao Pingjing pun sempat dibuat terkejut akan perubahan cuaca dalam waktu singkat. Bertepatan pula mereka berdua sedang melakukan perjalanan untuk melihat perkembangan pasar sejak hilangnya Keluarga Li yang selama ini cukup meresahkan. “Pingjing, ada apa ini?” tanya Shen Jia seketika merasa tubuhnya terbawa oleh sesuatu. Akan tetapi, ia langsung menggunakan kekuatan kultivasinya untuk melindungi diri sendiri. Mengingat dirinya belum terlalu menguasai ilmu tersebut. Sehingga tidak bisa menggunakan terlalu banyak. Jika tidak, tubuhnya akan mendadak lelah. “Aku tidak tahu!” jawab Xiao Pingjing sedikit keras sembari menancapkan pedangnya di atas tanah menahan tubuh yang hendak terseret oleh angin bertiup ke arah Barat dengan sangat kuat. Memang rasanya angin kali ini cukup mengejutkan. Apalagi sudah sangat lama Dataran Qinyuan tidak lagi diterpa angin kuat seperti sekarang. Kalau bukan terjadi sesuatu dikemudian hari membuat Shen Jia terdiam membisu. Kejadian ini seperti pernah ia baca ketika berada di dalam perpustakaan lama milik Akademi Tangyi. Kala itu, dirinya tanpa sengaja menemukan sebuah buku tua dengan debu yang cukup tebal. Nyatanya tidak ada yang tahu bahwa buku hampir terlupakan itu menuliskan banyak sekali sejarah Klan Iblis sebelum mengalami peperangan besar. Mereka memang sempat hidup berdampingan bersama Klan Manusia. Namun, sayang sekali semua harus kandas pada saat Klan Manusia melakukan hal di luar perjanjian. Membuat Klan Iblis yang marah pun memutuskan untuk meninggalkan mereka dan memilih untuk tinggal di atas atas awan memulai kehidupan baru. Tentu saja semua hal tersebut jelas tidak mudah mengingat Klan Iblis jarang memakai kedua sayapnya membuat mereka harus berlatih mati-matian untuk bertahan hidup sekaligus melanjutkan kehidupan yang hampir saja menjadi seorang manusia. “Sepertinya aku tahu apa yang terjadi sekarang!” celetuk Shen Jia membuat pemuda tampan yang tengah sibuk menahan angin kencang tersebut menoleh. “Apa itu?” “Ini pertanda kalau Klan Iblis mulai turun ke bumi!” seru Shen Jia berharap perkataannya bisa didengar oleh Xiao Pingjing. Dan benar saja, pemuda tampan itu mendengar perkataan yang baru saja diserukan oleh Shen Jia membuat ia langsung terdiam membeku. Rasanya memang sudah tidak asing lagi jika Klan Iblis lambat laun akan melakukan balas dendam atas apa yang pernah merugikan mereka. Namun, Klan Manusia dengan segala kelicikannya itu pun tidak terima kalau Klan Iblis jauh lebih kuat daripada mereka. Sehingga banyak sekali Klan Iblis yang merasa tidak suka akan perlakuan semena-mena tersebut. “Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Xiao Pingjing terkejut. “Karena aku pernah membaca pada sebuah buku yang berada di perpustakaan dan salah satu pertanda datanganya Klan Iblis adalah terlihat pusaran angin kuat ke arah Barat. Dan sekarang, lihatlah angin itu mengarah kuat ke arah kita,” jawab Shen Jia sembari menunjuk sebuah tiupan kuat yang benar-benar mengarah pada mereka membuat Xiao Pingjing sedikit terkejut. Sontak pemuda tampan itu langsung menembus kekuatan perlindungan kultivasi milik Shen Jia untuk menarik gadis itu pergi dari sana. Sedangkan gadis itu hanya terkejut sekaligus bingung akan tindakan Xiao Pingjing. Namun, tidak urung membuat gadis itu mengikutinya saja. “Mengapa kita pindah ke sini, Pingjing?” tanya Shen Jia mengernyit bingung. “Apa kau gi*la!? Pusaran itu lama kelamaan bisa menelan kita berdua! Untung saja kau mengatakan itu dengan cepat. Kalau tidak, kita berdua pasti akan tenggelam dimakan oleh angin,” seru Xiao Pingjing mendelik kesal akan pertanyaan Shen Jia yang terdengar santai. “Astaga, kau benar!” balas Shen Jia menutup mulutnya terkejut. Kemudian, secara perlahan mereka berdua melangkah ke arah rumah penduduk yang terlihat kuat untuk berlindung sementara. Karena angin seperti ini akan berlangsung cukup lama membuat keduanya akan kelelahan jika harus menggunakan tenaga kultivasi secara terus-menerus. Xiao Pingjing menyembunyikan tubuh Shen Jia di balik punggung kokohnya membuat gadis itu menghela napas panjang. Tentu saja gadis itu sedikit menyesali perbuatannya sendiri yang bersikeras untuk keluar tanpa memedulikan bagaimana keadaan mereka nanti. Mungkin kalau ia tahu akan terjadi seperti ini, tidak akan pernah dirinya mau pergi. Meskipun harus dipaksa dengan cara apa pun. Sebab, membahayakan nyawa jelas bukanlah gaya Shen Jia. Apalagi ia adalah putri terhormat sekaligus anak tunggal dari Yang Mulia Kaisar. Sehingga banyak sekali pertimbagan demi pertimbangan yang harus ia pikirkan sebelum melakukan sesuatu. Akan tetapi, di tengah mereka berdua menunggu angin tersebut reda tanpa sengaja Shen Jia melihat siluet anak kecil terbawa angin lengkap dengan ranjang tidurnya. Membuat gadis itu langsung berteriak terkejut dan spontan menarik bahu Xiao Pingjing. “Ada apa, Shen Jia?” tanya pemuda tersebut menoleh bingung menatap gadis yang ada di belakangnya malah menunjuk-nunjuk ke segala arah dengan pandangan panik. “Itu! Anak itu!” jawab Shen Jia setengah meracau dengan panik membuat Xiao Pingjing tidak mempunyai pilihan lain, selain menenangkan gadis itu. “Katakan secara perlahan, aku akan mendengarkannya.” Dengan menarik napas singkat, Shen Jia kembali berkata, “Anak itu terbawa angin, Pingjing!” Sontak perkataan itu membuat Xiao Pingjing langsung mengikuti arah tunjukkan Shen Jia yang mengarah pada sebuah ranjang kecil terombang-ambing akibat angin. Tak lama kemudian, mereka mendengar sebuah jeritan minta tolong yang bisa ditebak bahwa suara dari orang tua sang bayi membuat Xiao Pingjing tidak mempunyai pilihan lain. Akhirnya, pemuda itu pun memutuskan untuk menyelamatkan sang bayi menggunakan pedang andalannya. Beberapa kali mereka berdua tergelincir membuat detak jantung Shen Jia mendadak lebih cepat. Ia terlihat sangat tegang melihat aksi penyelamatan yang hampir melayangkan nyawa tersebut. Namun, penyelamatan yang dilakukan Xiao Pingjing berhasil membuat bayi tersebut berpindah tangan pada Shen Jia. Sebab, pemuda tampan yang baru saja beranjak dewasa itu terlihat kaku ketika menggendong anak kecil membuat ia lebih mempercayakan pada Shen Jia. “Shushu, A yi, bayi kalian sudah kami selamatkan!” seru Shen Jia memberi tahu pada sepasang suami istri yang terlihat menghela napas lega. Sedangkan Xiao Pingjing mengangguk singkat sembari sesekali menatap pada wajah sang bayi yang terlihat damai. Entah kenapa ia merasa sedikit kasihan. Bagaimana bisa bayi sekecil ini tertinggal di ranjang. Untung saja tidak sampai terjadi kejadian fatal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD