44. Keraguan dan Kekecewaan

1023 Words
Pos penjagaan Utara dengan banyak sekali kamp pelatihan militer yang berdiri di sana tampak menghiasi padang lapang luas milik Kekaisaran Mouyu. Salah satu jenderal besar dan beberapa komandan militer lainnya tampak berkumpul di sebuah tenda milik seseorang yang paling terhormat di sana. Tiga komandan dengan satu jenderal itu tampak berdiri menghadap sebuah meja berukuran cukup besar yang menampilkan Dataran Qinyuan lengkap dengan perbukitan serta rumah-rumah warga serta Istana terlarang kediaman Yang Mulia. “Jenderal Gu, apa sebaiknya kita mengumumkan pada warga untuk sementara waktu  berada di dalam rumah ketika malam tiba?” usul salah satu jenderal bertubuh kurus nan menjulang tinggi sembari memegang pedang di tangan kirinya. Gu Sheng Jun yang sudah lama sekali menjabat sebagai jenderal kemiliteran itu pun terlihat berpikir keras. Sebab, kejadian semalam begitu mengganjal membuat lelaki tampan nan gagah itu terlihat sedikit tertekan. Apalagi ada seseorang yang sangat dicemaskannya, yaitu Xuan Yi. “Tidak bisa. Kita harus mementingan keamanan mereka agar tidak terjadinya kekhawatiran yang berlanjut,” tolak salah satu komandan bertubuh besar dengan rompi perang yang masih menghiasi tubuhnya. “Aku pikir kita harus tetap bersiaga bila sewaktu-waktu akan ada serangan mendadak dari Klan Iblis. Karena perjanjian dua puluh tahun lalu sudah tenggat waktunya,” imbuh seorang komandan berwajah tenang yang begitu tampan membuat Gu Sheng Jun mengalihkan perhatiannya sejenak. Ayah dari satu orang anak yang kini sedang menempuh ilmu kultivasi sekaligus bela diri di Akademi Tangyi itu terlihat benar-benar merasa cemas. Apalagi ia tampak menghela napas panjang seiring dengan perkataan tiga komandan di hadapannya yang begitu menarik perhatian. “Perkiraan kita bukan hanya tentang Klan Iblis, melainkan ada banyak musuh Kekaisaran Mouyu yang menginginkan kehancuran. Jangan pernah lupakan apa yang telah diperbuat oleh Ta Jun dari Kerajaan Elang,” ucap Gu Sheng Jun mengingatkan kembali di mana peperangan dahsyat sebelum Klan Iblis dimulai. Memang sudah bukan hal asing lagi bahwa Kerajaan Elang yang dipimpin oleh Ta Jun mengirimkan banyak sekali mata-mata ke Kaisaran Mouyu untuk melakukan hal yang sama seperti dulu, yaitu merebut kembali pertambangan batu bara yang menjadi mata pencaharian mereka. Namun, sayang sekali sudah direbut akibat pertaruhan tak berdasar dari Kekaisaran Mouyu. Tidak dapat dipungkiri bahwa Alam Neox bukanlah satu-satunya musuh dari Kekaisaran Mouyu, melainkan ada Kerajaan Elang yang masih menginginkan pertambangan mereka kembali lagi seperti dulu. Apa pun caranya akan mereka lakukan, termasuk menimbulkan perang. “Bagaimana penjagaan di setiap titik? Apakah sudah ada kabar tentang penyusupan itu? Aku yakin dia tidak akan bisa keluar,” tanya Gu Sheng Jun menatap satu per satu dari tiga komandan masing-masing penjagaan Utara, Timur, dan Selatan. Sebab, bagian Barat sudah termasuk wilayah Kekaisaran Mouyu sepenuhnya, dan hanya diberi beberapa prajurit elit milik Sheng Jun. “Untuk sementara waktu pintu aksesk keluar-masu kota sudah diberhentikan. Sekarang kita hanya menunggu orang-orang yang merasa resah akan hal itu terjadi,” jawab komandan bertubuh besar itu mengangguk beberapa kali. Sedangkan dua komandan lainnya terlihat melakukan hal yang sama. Mereka bertiga tidak memiliki kabar baik untuk diberitahukan bahwa Xuan Yi benar-benar berdiam diri di Akademi Tangyi tanpa berniat keluar ke manapun. Sebab, tidak menutup kemungkinan kalau pemuda itu menjadi sasaran penyusupan kali ini. Hanya saja Xuan Yi pada malam itu sedang menghabiskan waktu di luar sehingga tidak bertemu dengan penyusup tersebut. Kemudian, ia pulang dengan tangan kosong yang pastinya akan segera mendapat masalah. Gu Sheng Jun tampak mengangguk beberapa kali, lalu berkata, “Kalau memang seperti itu, aku ingin penjagaan wilayah Selatan lebih diperketat. Karena banyak sekali warga sipil di sana yang pastinya akan merasa sangat terkejut jika sesuatu hal terjadi.” “Baik, Jenderal!” balas komandan bertubuh kurus nan menjulang tinggi dengan nada tegasnya menatap Gu Sheng Jun tak gentar. “Dan untuk komandan Utara dan Timur, aku harap kalian berdua bisa bekerja sama dengan baik. Karena medan yang begitu berat dan sulit dilalui oleh kuda-kuda membuat mereka terpaksan menggunakan elang cukup banyak. Tapi, tetap saja kalian haryus berwaspada jika ada sesuatu hal yang akan terjadi,” ucap Gu Sheng Jun mengangguk beberapa kali, lalu kembali duduk di kursi kebesarannya seiring dengan tiga komandan itu ikut duduk di kursi kecil yang berada di sisi karpet cokelat muda di tengah-tengah tenda kediaman Gu Sheng Jun. Kini tiga komandan itu pun sudah mendapatkan tugasnya masing-masing membuat mereka semua undur diri untuk segera menjalankan sesuai rencana. Agar bisa meminimalisir kerusuhan terjadi. Apalagi kalau sampai merusak banyak properti milik pedagang dan saudagar kaya yang sengaja berjualan di Kota Xuanhu. Tentu saja mereka ingin mendapatkan banyak pengakuan dari negaranya sendiri. Sebenarnya Gu Sheng Jun bukan tanpa alasan melindungi para warga sipil agar terus diawasi dengan perhatian penuh. Mengingat kesejahteraan mereka adalah kelapangan hati Yang Mulia. Kini tinggalah Gu Sheng Jun seorang diri yang terlihat sibuk menatap kopi hitam nan pekat di cangkirnya. Ia terlihat begitu memikirkan sang anah yang sudah beberapa hari ini tidak bertemu atau mengirimkan surat apa pun dari sang anak, Xuan Yi. Entah mengapa hatinya mendadak begitu cemas. Ia takut bahwa terjadi sesuatu pada pemuda tersebut. Akan tetapi, sayang sekali Dewi Keberuntungan membuat Xuan Yi bisa lolos dengan begitu mudah hanya karena tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bahkan dirinku sendiri berada di sana. Lelaki tampan nan gagah yang masih mengenakan rompi militernya dengan banyak sekali hari berlatih menembak. Para murid jelas akan merada bosan memakan daging saja, sehingga mereka semua menginginakan sesuatu yang menggugah selera makan. Membuat lelaki itu tampan dan menghela napas pelan. “Pengawal!” panggil Gu Sheng Jun sedikit berteriak pada dua pengawal yang berdiri di sela-sela tembnok beralaskan satu kain tidak ada yang mau mengalah. Terlihat seorang lelaki bertubuh kecil daripada Gu Sheng Jun pun memberikan pengarahan untuk beberapa militer bulan depan. Karena lelaki itu jelas harus melindungi sang anak, Xuan Yi. Entah apa pun yang akan terjadi, ia akan terus memperlakukan Xuan Yi dengan baik. Meskipun kemarin ia tidak bisa menyembunyikan rsa kekecewaannya pada Xuan Yi yang diam-diam mempelahari banyak sekali kesalahan dan ilmu kultvasi yang dibawa oleh Kakek Gu. Walaupun terkadang ia begitu iri oada Xuan Yi. Pemuda tampan itu benar-benar menarik perhatian dengan segala kebolehannya. Bahkan bisa dikatakan bahwa Gu Sheng Jun menyempatkan diri melihat pelatihan keras yang dikuti Xuan Yi begitu mencetak goal yang begitu cantik sekaligus elegan mengalahkan banyak negara yang mengikutinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD