19. Pesta Terburuk

1041 Words
Suara tabuhan gendang sekaligus petikkan kecapi membuat suasana Pavilium Penglai tampak sangat ramai. Beberapa penari cantik dengan lenggak-lenggok seiring dengan irama yang mengalun riuh gembira. Sedangkan tiga pemuda yang memilih untuk duduk di meja tersembunyi itu tampak menikmati suasana sembari memakan hidangan di hadapan mereka. Tidak seperti teman lainnya yang terlihat berdiri di dekat panggung kecil untuk melihat lebih jelas dari lima penari bercadar dengan tubuh begitu seksi. Akan tetapi, para gadis justru melakukan hal lain. Diantaranya, mereka tampak sibuk berbincang-bincang sembari menikmati buah atau pun makanan yang tersedia di atas meja. Sama seperti Shen Jia dan Han Yuri. Kedua gadis berpakaian polos berwarna putih nan anggun itu tampak sesekali tertawa membuat perhatian Xiao Pingjing teralihkan. Pemuda yang kini tengah bersama Xuan Yi, dan sesekali melirik ke arah Shen Jia. Tentu saja hal tersebut membuat Xuan Yi mengikuti arah pandangan sahabatnya yang ternyata sibuk memperhatikan seorang putri dari Kekaisaran Mouyu. “Kalau kau mencemaskannya, kenapa tidak kau ajak saja ke sini?” celetuk Xuan Yi membuat Xiao Pingjing menoleh. “Tidak mungkin. Aku pasti akan menjadi pusat perhatian dengan terus berdekatan dengannya,” tolak Xiao Pingjing menggeleng pelan. “Menurutku, apa yang dikatakan tadi benar. Lebih baik seperti itu, karena aku lihat Han Yuri tidak tulus melakukan pertemanan dengan Youlan Qing Qu,” timpal Chang Qi setengah berbisik ketika mengatakan kalimat terakhir. Sebab, tidak ada yang tahu tentang identitas Shen Jia. Bahkan untuk ukuran para jajaran guru pun sama-sama tidak ada yang mengetahuinya. Seakan mereka sudah ditugaskan tidak memberi tahu siapa pun. Tentu saja demi keamanan Shen Jia ketika ada orang yang berani mendekatinya hanya karena status kebangsawanannya. Di tengah ketiganya membicarakan pasal Shen Jia, tiba-tiba suara hiburan terhenti dengan seorang lelaki dewasa terlihat berdiri di atas panggung sembari tersenyum lebar menatap banyak pengungjung yang nyatanya adalah murid dari Akademi Tangyi. “Selamat malam, semuanya. Apa kalian semua merasa bersenang-senang? Maka, berterima kasihlah pada Tetua Besar Xiao yang memberikan izin untuk kami mengadakan pesta di Pavilium Penglai. Hasil kerja keras Master Besar Gu yang tidak mudah menyerah membangun tempat sebagus ini,” ucap orang berjubah putih itu memberikan hormat pada sepasang suami-istri dari Keluarga Gu yang kebetulan sekali berdiri di dekat Tetua Besar Xiao dan beberapa jajaran guru lainnya. Sedangkan Xiao Pingjing tampak menyikut bahu Xuan Yi agar terlihat tidak memperhatikan pembukaan acara malam ini. Sebab, pemuda tampak itu memakan kacang rebus yang berada di atas meja dengan malas. “Tuan Muda, apa kau baik-baik saja?” tanya Chang Qi penasaran. “Aku sangat baik, Chang Qi. Hanya saja acara malam ini membuatku sangat tidak berminat,” jawab Xuan Yi jujur. Ia memang tidak pernah menyukai yang namanya pesta. Apalagi sampai dihadiri banyak orang. Karena menurutinya hal tersebut sangat membuang-buang waktu. Tentu saja akan lebih baik digunakan untuk mengistirahatkan tubuh. “Kau selalu saja membenci keramaian seperti ini, Xuan Yi,” sahut Xiao Pingjing malas, lalu menenguk dalam satu detik minuman teh yang menjadi hidangan malam ini. “Lebih baik menghabiskan waktu untuk tidur, Pingjing. Karena kau pasti bisa melakukan apa pun dengan leluasa ketika berada di asrama. Sehingga kau tidak perlu takut jika Tetua Besar Xiao akan memarahimu lagi,” usul Xuan Yi merebahkan kepalanya di atas meja menatap pilar Pavilium Penglai yang berwarna merah pekat. “Sepertinya itu ide yang sangat bagus!” sahut Xiao Pingjing tersenyum lebar. “Kau benar-benar licik, Pingjing,” timpal Xuan Yi tersenyum miring, lalu hendak bangkit dari tempat duduknya. Akan tetapi, kebetulan sekali seorang lelaki yang berada di atas panggung menyadari pergerakan mereka pun langsung memberikan kode pada pelayan Pavilium Penglai untuk menambahkan minuman di meja yang berisikan Li Xian di dalamnya. “Silakan dinikmati!” celetuk seorang pelayan yang sangat Li Xian kenal membuat pemuda itu spontan terduduk kembali sembari menatap ke arah lain. Sedangkan Xiao Pingjing berusaha menutupi wajahnya dengan berlindung dibalik jubah yang ia kenakan malan ini. Dan untuk Chang Qi, pemuda itu berpura-pura menutupi wajahnya setengah dan berusaha menghindari pelayan yang tadi datang. Selepas kepergian pelayan tadi, Xuan Yi langsung menghela napas panjang. Kemudian, menatap kesal ke arah lain. Pemuda itu mendadak tahu bahwa pasti ada sepasang mata yang kini mengawasi kehadirannya membuat dirinya jelas tidak bisa bergerak bebas. “Aku benar-benar sangat terkejut mengetahui Xuan Yi mulai diperhatikan oleh Master Gu,” celetuk Xiao Pingjing tertawa pelan. Xuan Yi mendesis sinis. “Kenapa kau harus mentertawakanku, Pingjing? Akan kupatahkan lehermu!!!” Sontak hal tersebut membuat Xiao Pingjing langsung berlari keluar dari meja persembunyian membuat banyak murid Akademi Tangyi menoleh akibat perlakukan keduanya. Namun, naas sekali saat dua pemuda tampan itu hendak menerobos pintu keluar, tiba-tiba terlihat dua prajurit yang sangat mereka kenali. Spontan Xuan Yi langsung menarik Xiao Pingjing agar menjauh dari sana. Tentu saja ia sangat mengenal prajurit yang baru saja masuk. Sebab, pemuda itu sangatb paham pada siapa pun yang berkaitan dengan keluarganya. Di saat keduanya cukup menjauh, Xuan Yi pun menghela napas lega membuat Xiao Pingjing mengernyit tidak percaya. Lalu, menatap sahabatnya cukup intens. “Apa itu adalah prajurit Ayahmu?” tanya Xiao Pingjing melihat banyak sekali prajurit yang kini mengisi Pavilium Penglai. “Iya. Aku tidak tahu bagaimana caranya dia bisa ke sini, tapi aku tidak boleh terlihat olehnya. Karena Kakek Gu sudah melarangku untuk tidak bertemu ketika aku belum menunjukkan kesuksesan apa pun,” jawab Xuan Yi meringis pelan. “Aku tidak tahu kalau Jendral Gu sangat mendisiplinkanmu, Xuan Yi. Lantas, kau datang ke Akademi Tangyi berkat bantuan Master Gu?” tanya Xiao Pingjing mendadak merasa prihatian. “Tentu saja berkat Kakekku!” jawab Xuan Yi cepat, lalu mengintip ke arah sana yang terlihat seorang lelaki dewasa gagah berani berpakaian ala jendral dengan jubah hitam melindungi tubuhnya. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal Gu Sheng Jun. Meskipun lelaki itu berasal dari Akademi Dangyi, yaitu akademi pembelajaran yang dikelola langsung oleh istana. Lain halnya dengan Akademi Tangyi yang lebih diperhatikan oleh Kekaisaran Mouyu. Sehingga tidak ada satu orang pun yang bisa memanipulasinya. “Sepertinya pesta malam ini akan menjadi buruk untukku,” gumam Xuan Yi dengan ekspresi lemas melihat ayahnya yang bersenang-senang dengan beberapa jajaran guru di sana. Sedangkan Xiao Pingjing hanya bisa menghibur pemuda itu dengan menepuk punggungnya beberapa kali, lalu memberikan senyuman yang menguatkan. Agar Xuan Yi tidak merasa sendiri. Karena masih ada dirinya yang akan bersama dengan pemuda tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD