42. Penyusupan

1011 Words
“Apa yang sedang terjadi, Chang Qi?” tanya Xuan Yi penasaran. Kini keduanya sudah berada di sebuah pavilium yang berada di tengah-tengah danau. Biasanya memang tempat ini sering digunakan oleh para guru untuk melakukan meditasi agar menjadi lebih baik. Akan tetapi, berhubung Akademi Tangyi sedang melakukan pertemuan. Jelas pavilium mengambang itu tengah kosong membuat Xuan Yi dan Chang Qi memutuskan untuk duduk di sana sembari menikmati hawa tenang dari danau buatan tersebut. “Pagi ini Jenderal Gu datang untuk memeriksa semua penghuni yang ada di Akademi Tangyi. Sebab, kemarin malam bertepatan denganmu yang tidak kembali. Mendadak akademi kedatangan sesosok berjubah hitam membuat aku yang menyadari hal tersebut langsung mengejarnya. Tapi, sayang sekali dia begitu cepat hingga aku kehilangan jejak,” jawab Chang Qi panjang lebar sesuai dengan apa yang terjadi semalam. Memang tidak ada yang menyangka bahwa Akademi Tangyi bisa dimasuki oleh seseorang dengan begitu mudah. Mengingat gerbang penjagaan goib telah dipasangkan oleh Tetua Besar Xiao. Namun, kekuatan tersebut seakan sama sekali tidak berpengaruh untuk sang pelaku yang melarikan diri. Bahkan bisa dikatakan sampai pagi Akademi Tangyi melakukan beberapa penjagaan secara bergantian membuat mereka semua langsung dikumpulkan, termasuk Xuan Yi yang dikira diculik oleh orang berpakaian serba hitam tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri kalau Chang Qi merasa lega sekaligus tenang melihat Xuan Yi kembali dalam keadaan baik-baik saja. “Di mana Ayahku sekarang?” tanya Xuan Yi penasaran sekaligus terdengar cemas. “Jenderal Gu sedang melakukan pengawasan di kota sekaligus menutup akses keluar-masuk agar bisa menangkap sang pelaku. Karena Jenderal Gu curiga bahwa pelakunya dari Alam Neox mengingat dendam dua puluh tahun segera terangkat kembali,” jawab Chang Qi mengangguk pelan. Sedangkan Xuan Yi terlihat bingung sekaligus tidak mengerti. Mengapa kejadian seperti ini bertepatan sekali dengan hari ulang tahunnya dan saat dirinya tidak ada di akademi. Membuat banyak spekulasi bermunculan di benak pemuda tampan itu. Jika Xuan Yi terlihat bingung, lain halnya dengan Chang Qi yang terdiam membisu seakan pemuda itu mengetahui sesuatu. Hanya saja ia belum bisa berbicara sampai waktu yang telah ditentukan tiba. Memang di balik penjagaan Xuan Yi begitu patuh. Tersimpan banyak sekali rahasia dari Chang Qi yang tidak terungkap secara keseluruhan. Meskipun dulu ia pernah dihipnotis agar melupakan masa lalunya. Akan tetapi, menghapus ingatan Chang Qi memang tidak semudah itu membuat pemuda itu secara perlahan mengingat kembali dengan patah-patah dan tidak teratur membuat pemuda itu tersenyum tipis. Kemudian, Xuan Yi pun menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas yang mengelilingi sekitar pavilium. Membuat pemuda itu terlihat begitu tenang seiring dengan kedua kakinya yang tergantung bebas. “Mengapa kejadian ini bertepatan sekali denganku yang tidak ada di Akademi Tangyi?” gumam Xuan Yi bingung sekaligus bertanya-tanya penuh. Siapa pun pasti tidak ada yang menyangka bahwa perkataan Xuan Yi memang benar adanya. Pemuda itu memiliki keberuntungan yang selalu memihak padanya membuat Chang Qi diam-diam melirik sembari tersenyum penuh kelegaan. “Aku juga tidak tahu, Tuan Muda. Tapi, aku benar-benar mengetahuimu yang tidak sampai terlibat dalam masalah ini. Semoga saja kejadian semalam bukan tentang seseorang dari Alam Neox yang datang menyusup balas dendam,” balas Chang Qi menghela napas panjang membuat pemuda yang ada di sampingnya menoleh. “Sepertinya ini bukanlah ulah dari Alam Neox. Karena bisa saja itu dari orang-orang di sekeliling kita yang memiliki dendam pribadi. Apalagi mengetahuiku yang menjadi salah satu kandidat pemenang terpilih dari Yang Mulia. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak pendekat yang tidka terima,” sanggah Xuan Yi menggeleng tidak setuju. Rasanya sedikit menyebalkan kalau mereka menuduh seseorang dengan tidak-tidak. Walaupun memiliki dendam kesumat yang begitu dalam. Akan tetapi, jelas mencurigai semuanya bukanlah ciri khas dari Xuan Yi. Musuh sebesar apa pun tidak akan menyerang dari belakang. Apalagi sampai melakukan sesuatu yang sangat tercela. Melakukan sesuatu dari belakang. Percayalah kalau musuh itu tidak akan berani melakukan hal-hal kotor. Apalagi sampai menyerangnya dari dalam. Kalau memang hal itu akan terjadi, pasti akan ada tanda-tanda yang menandakan mereka datang. “Aku akui bahwa Alam Neox memang benar-benar sangat elegan dalam menghadapi musuh,” gumam Chang Qi tanpa sadar tersenyum tipis. Hal tersebut membuat Xuan Yi ikut tersenyum tipis sembari menatap hamparan danau yang begitu luas. Seakan-akan tempat ini bukanlah buatan, melainkan kehendak alam. Sampai akhirnya terlihat seorang pemuda yang melangkah mendekat sembari diikuti seorang gadis di belakangnya. Membuat mereka berdua langsung mengalihkan pandangan Xuan Yi dan Chang Qi yang awalnya tengah menikmati udara segar sekaligus menenangkan dari danau. Xiao Pingjing dan Shen Jia yang baru saja datang itu pun mendudukkan diri di samping Xuan Yi. Tentu saja sebagai satu-satunya gadis di sana membuat Shen Jia memposisikan diri di belakang. “Pantas saja aku cari ke manapun kau tidak ada. Ternyata benar-benar berada di sini. Tidak dapat aku pungkiri kalau tempat ini pantas saja digunakan untuk bermeditasi, selain tempatnya jauh dari keramaian. Suasana di sini pun sangat mendukung,” celoteh Xiao Pingjing memberikan komentar dengan keadaan yang sedang ia rasakan sekarang. “Tapi, sepertinya kita semua akan segera terusir dari sini,” sahut Shen Jia malas. “Memangnya rapat pertemuan tadi sudah selesai?” tanya Xuan Yi penasaran. “Sudah selesai beberapa menit sebelum kita berdua datang ke sini,” jawab Xiao Pingjing ringan. Hal tersebut membuat Xuan Yi mengangguk beberapa kali sembari menutup matanya merasakan ketenangan yang luar biasa ketika berada di sini. “Coba kalian semua tutup mata dan rasakan betapa tenangnya di sini,” titah Xuan Yi membuat Chang Qi langsung menoleh dan mendapati majikannya benar-benar memejamkan mata sembari tersenyum tipis. Sedangkan Shen Jia melirik ke arah Xuan Yi, lalu mengernyit tidak percaya. Akan tetapi, ia ikut melakukan hal yang sama sampai tubuhnya menjadi rileks seiring dengan napas mulai berangsur tenang. Tindakan tersebut ternyata dilihat oleh Guru Xuaming yang kebetulan sekali tengah melintas untuk melakukan beberapa urusan di pavilium. Namun, saat pandangannya terfokus pada tiga pemuda dan satu gadis yang melakukan penenangan terhadap diri sendiri. Kegiatan itu pun berlangsung selama beberapa menit sampai lelaki paruh baya itu melihat mulut Xuan Yi bergerak pelan seiring dengan mata yang perlahan terbuka menghasilkan senyuman cerah dari Shen Jia sebagai satu-satunya seorang gadis di sana. Ia tidak terlihat canggung karena sudah menjadi teman sekamar Xuan Yi selama beberapa waktu berselang.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD