92. Sasaran di Masa Lalu

1020 Words
Dua penguasa dalam satu daratan dan satu penguasa langit terlihat bergabung dalam sebuah lembah bertanah lapang dengan tebing curam di bawahnya menjadi saksi bisu dari peperangan terkejam dahulu yang pernah terjadi selama beberapa hari. Batu besar tepat di tengah-tengah Lembah Fengwei membentuk sebuah bangun datar yang bisa digunakan untuk menuliskan perjanjian bagi dua klan. Meskipun permusuhan diawali oleh Klan Manusia akibat sikap Klan Iblis yang tidak melakukan toleransi sebagaiman mestinya. “Dewa Neox!” sapa Yang Mulia Kaisar berpakaian putih bercorak keemasan begitu elegan sekaligus berkharisma. “Kaisar Zheng!” balas seorang lelaki paruh baya tampan bercahaya yang mengenakan pakaian hanfu tradisional berwarna putih. Gu Sheng Jun yang sangat dikenali oleh Dewa Neox itu pun menoleh. Memiliki kharismatik tidak pernah pudar membuat Dewa Neox sedikit terkejut melihat kehadiran seorang lelaki yang pernah membawa pergi putri tunggalnya. “Silakan duduk, Yang Mulia Kaisar, dan Dewa Neox!” ucap Gu Sheng Jun mempersilakan tempat duduk dari batu yang sudah ditata rapi oleh pihak pasukan elit pimpinan Komandan Hao. Dua lelaki paruh baya memiliki tanggung jawab begitu besar itu tampak duduk saling berhadapan dengan di dua sisi mereka terlihat seorang jenderal dan penasihat mendampingi. Untuk meminimalisir kelancaran proses perjanjian perdamaian yang sedang dilakukan. “Mengapa kau ingin berdamai setelah bertahun-tahun terlewat tanpa adanya komunikasi?” tanya Dewa Neox sedikit menyindir tidak suka. “Bukan seperti itu maksudku. Sebenarnya, perjanjian seperti ini sudah direncanakan sejak lama karena tidak ada satu pun di Klan Manusia yang bisa menembus portal milikmu untuk naik ke atas,” jawab Kaisar Shen Zhen menghela napas panjang. Jawaban tersebut membuat Dewa Neox menegang, tetapi beliau sama sekali tidak melirik ke arah Gu Sheng Jun yang sudah menahan diri untuk tidak bergeming mendengar perkataan Kaisar Shen Zhen sedikit menyinggung anak tunggalnya. Sedangkan Xuan Yi sama sekali tidak mendengar perkataan dari dua raja di tengah-tengah itu pun hanya diam. Ia terlalu sibuk menatap seorang lelaki paruh baya yang tidak terlalu tua berdiri tepat di samping seorang lelaki dengan sebutan Dewa Neox. Artinya, sang kakek dari pihak ibu membuat Xuan Yi begitu memperhatikannya dengan sangat detail. Ia bisa merasakan bahwa Dewa Neox sangat mendominasi keadaan. Entah kekuatannya sangat besar atau memang pembawaan lelaki paruh baya itu yang begitu kuat sampai mengintimidasi dalam jarak cukup jauh. “Apa yang kau lihat, Xuan Yi?” tanya Xiao Pingjing penasaran. “Tidak ada,” jawab pemuda itu menggeleng pelan, lalu menatap sang ayah yang memunggungi dirinya sembari mengetatkan kepalan tangan. Meskipun Xiao Pingjing masih sangat penasaran, tetapi sayang sekali ia memilih untuk diam membiarkan sahabat dekatnya menatap ke sembarang arah dengan ekspresi sulit diartikan. Mungkin ada sesuatu yang mengganjal di benak pemuda itu. Walaupun kedatangan Xuan Yi, Xiao Pingjing, dan Chang Qi sama sekali tidak diketahui oleh Gu Sheng Jun sehingga lelaki dewasa berstatus jenderal itu pun masih dalam keadaan polos yang tidak mengetahui bahwa anak tunggalnya berada di barikade sama seperti pasukan dari Komandan Hwang. Sementara itu, ada sepasang mata yang menatap tidak suka ke arah dua pemimpin sebuah bangsa penuh kemakmuran. Lain halnya dengan kerjaan di sisi Timur yang berbatasan langsung Kekaisaran Mouyu. Terlihat semua prajurit perang berpakaian militer dengan rompi perang membaluti tubuh mereka dengan begitu rapat. Mengikuti seorang komandan yang terduduk di tapal kuda khusus perang begitu gagah dan kuat. Ta Jun yang menjadi pemimpin bagi Kerajaan Elang itu terlihat menoleh ke arah kaki-tangannya. Kemudian, ia memberikan sebuah kode yang terbaca oleh Xuan Yi, sebab pemuda itu baru saja mendapatkan kenaikan tingkat kultivasi ketika tidur di malam sehari sebelum perang. Artinya, ia masih berada di kediaman Keluarga Gu yang berisikan beberapa keluarga dari Klan Iblis. Sejenak pemuda tampan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi itu memperhatikan sembari menunggu langkah selanjutnya dari Ta Jun. Sampai ia tidak menyadari bahwa ada sebuah panah berbahan dasar besi dengan double pengait di bagin ujung menandakan khas Kekaisaran Mouyu. Gerakan cepat itu tidak disadari siapa pun membuat mereka yang ada di sana termasuk Xuan Yi dan Chang Qi termenung. Menatap sebuah benda melesat cepat dan hampir saja mengenai tepat di jantung Dewa Neox. Sontak kekacauan pun langsung terjadi dalam beberapa detik saja. Bagian prajurit dari Klan Iblis langsung memasang panah mematikan mereka dengan sigap dan siap dilepaskan bebas. Sedangkan prajurit dari Kekaisaran Mouyu langsung membuat barikade penahanan yang sudah diajarkan secara turun-temurun. “Apa ini!?” tanya Dewa Neox marah. Lelaki paruh baya yang awalnya duduk tepat di depan Kaisar Shen Zhen itu pun langsung disembunyikan di balik tubuh Jenderal Elmios. Tentu saja kekacauan itu dengan sigap Jenderal Gu membuat kepalan tangan ke atas menandakan siapa pun tidak boleh ada yang bergerak. Bagaikan dikomando oleh suara, prajurit dari Kekaisaran Mouyu benar-benar membeku. “Jangan ada yang bergerak! Ini hanya kolusi dari musuh yang tidak menginginkan perjanjian perdamaian ini berjalan lancar!” seru Jenderal Gu dengan lantang membuat Ta Jun tersenyum sinis, tetapi hal tersebut jelas dilihat oleh Xuan Yi. “Lantas, apa maksud dari panah tadi!? Klan Manusia memang tidak ada yang bisa diajak untuk bekerja sama! Mereka selalu saja berbuat licik untuk menghalalkan segala sesuatu!” sergah Dewa Neox berang. Kaisar Shen Zhen yang masih dalam keadaan terkejut itu pun bersembunyi di balik punggung penasihat negara. Bahkan beberapa prajurit elit yang ditugaskan untuk menjaga Kaisar Shen Zhen langsung membuat barikade kuat. Jenderal Gu menghela napas panjang, lalu ia menunjuk ke arah barisan berisikan campuran prajurit yang tidak hanya dari Kekaisaran Mouyu. Melainkan ada beberapa dari mereka dari Keranjaan Elang. Dapat dilihat dari cara berpakaian dan senjata yang masih sangat tradisional. “Lihatlah, di sana bukan hanya ada prajurit Kekaisaran Mouyu, tetapi ada pula Kerajaan Elang! Apa kalian terus menganggap kami sebagai manusia yang licik tanpa mengetahui secara keseluruhan bahwa Klan Manusia bukan hanya dari Kekaisaran Mouyu, melainkan ada satu kerjaan lagi!” papar Jenderal Gu benar-benar meyakinkan membuat siapa pun yang mendengar hal tersebut merinding. Dewa Neox terdiam sesaat. Namun, beliau kembali sadar saat Jenderal Elmios mengingatkan dirinya untuk tidak termakan setiap ucapan dari Klan Manusia. Tidak menutup kemungkinan tersirat kejujuran di sana. “Aku tidak akan terhasut setiap perkataanmu tadi,” sinis Dewa Neox mendesis pelan membuat Gu Sheng Jun mendadak emosi. Entah kenapa ia menganggap perkataan Dewa Neox sama saja menyindir dirinya di masa lalu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD