50. Sayap Tak Terduga

1046 Words
Setelah selesai berlatih bersama Tetua Besar Xiao, seorang pemuda tampan berpakaian merah dicampur dengan keperakkan yang begitu elegan. Xuan Yi terlihat melangkah menyusuri berbagai jalan setapak menuju kediaman Keluarga Gu. Tentu saja ia sudah memastikam bahwa tidak akan ada sang ayah di sana. Sebab, Xuan Yi dan Sheng Jun memang sampai saat ini belum memberikan tanda-tanda perdamaian. Apalagi setelah mengetahui dirinya yang menjadi pemenang dari kompetisi hari itu. Jelas saja hal tersebut membuat Gu Sheng Jun semakin murka, tetapi tidak dengan Gu Heng selaku kakek dari Xuan Yi merasa bangga. Karena sang cucu bisa membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi seseorang yang belajar dalam hal apa pun. “Xuan Yi, apa kau benar-benar menjadi Pelindung Negara?” tanya salah satu warga yang tanpa sengaja mendapati pemuda tampan itu sedang melintas dengan kedua tangannya berada di belakang tubuh layaknya istirahat di tempat. Sejenak Xuan Yi menghentikan langkah, lalu berbalik menatap warga berpakaian lusuh tengah membawa rinjing di tangannya berisikan bermacam-macam sayuran berwarna hijau. “Iya, aku memenangkan kompetisi dari Yang Mulia Kaisar dan menjadi seorang Pelindung Negara,” jawab Xuan Yi santai. Seorang warga sipil paruh baya itu mengangguk beberapa kali, lalu menatap Xuan Yi dengan pandangan menelisik. Tentu saja untuk ukuran seorang pemuda yang menjadi pemula di kalangan pendekar membuat Xuan Yi terlihat berkembang begitu pesat. “Bagaimana bisa kau memenangkan kompetisi itu?” tanya warga sipil seorang wanita paruh baya dengan wajah sedikit mengejek. Sedangkan Xuan Yi malah memiringkan kepalanya bingung. Ia terlihat tidak mengerti akan ekspresi wanita paruh baya itu saat menanyakan kemenangan dirinya seakan hal tersebut mustahil untuk dirinya. “Mengapa kau bertanya dengan wajah seperti itu?” tanya Xuan Yi menukikkan alisnya tidak percaya. Warga sipil itu tampak mendecih kesal. “Tentu saja aku curiga denganmu yang memenangkan kompetisi berkat keluargamu, Xuan Yi. Semua orang tahu kalau Keluarga Gu adalah keluarga terhormat di dunia praktisi ilmu kultivasi.” “Kalau begitu, terima kasih sudah menghormati Keluarga Gu dengan pandangan terhormatmu itu. Tapi, kemenanganku kali ini adalah benar-benar keputusan Yang Mulia Kaisar tanpa ada campur tangan orang lain,” tutur Xuan Yi mengangkat kedua tangannya membentuk kepalan ke arah kanan. Setelah mengatakan hal tersebut, Xuan Yi pun kembali melanjutkan langkah menuju kediaman Keluarga Gu. Ia memang lebih baik menghindari orang-orang yang selalu menganggapnya sebelah mata. Namun, di sela-sela langkah kakinya, Xuan Yi tanpa sengaja mendengar suara seseorang minta tolong dari arah Barat. Tepatnya pada sebuah hutan lebat yang bersandingan dengan beberapa rumah penduduk. “Tolong aku!!! Tolong!!!” teriak seorang perempuan membuat Xuan Yi tanpa pikir panjang langsung mengambil aba-aba untuk berlari mengikuti arah suara tersebut. Pemuda itu memang sengaja tidak menggunakan energi qi miliknya agar tetap terkontrol dengan baik. Sebab, ia takut kalau sayap itu akan kembali keluar dan dilihat banyak orang. Tentu saja pemandangan itu jelas tidak baik untuk keluarga dan dirinya sendiri. Terlihat beberapa orang berpakaian hitam-hitam tengah mengepung seorang gadis cantik berpakaian ala bangsawan. Sayang sekali keadaan gadis itu telah kotor akibat lumpur dan tanah saat ia melarikan diri membuat keadaannya benar-benar memprihatikan. Xuan Yi melihat hal itu pun langsung berdiri tepat di hadapan gadis itu, lalu bertanya, “Apa kau baik-baik saja?” Gadis itu tampak terkejut, lalu mengangguk pelan dengan air mata yang membasahi kedua pipi meronanya. “Aku tidak apa-apa, tapi orang itu terus mengejarku.” Sejenak pemuda tampan dengan wajah campuran dewa dan manusia itu menyungging senyuman miring pada beberapa orang yang terlihat seperti penjahat bukan dari Klan Manusia. Tentu saja ia bisa membedakan setiap orang yang ditemuinya, sekalipun ia belum pernah berkenalan. “Siapa yang mengirimkan kalian ke sini?” tanya Xuan Yi menatap mereka satu per satu. Salah sseorang berpakaian hitam-hitam itu tampak tertawa pelan, lalu menjawab, “Apa urusannya denganmu? Teman, kau tidak perlu mencari masalah dengan kami kalau tidak ingin terkena imbasnya.” Perkataan mengancam itu malah membuat Xuan Yi mendecih pelan dengan ekspresi mengejek. “Ini memang bukan urusanku, tapi kalau kau berbuat seperti ini di tangan kawasan Kota Xuanhu. Maka, jangan harap akan lepas begitu saja.” “Hei, kau memang keras kepala, ya!” sentak salah satu orang berpakaian hitam dengan topeng seram menghiasi wajahnya. Bisa dilihat lelaki itu adalah pemimpin dari mereka. “Maaf, Paman. Aku memang keras kepala, jadi jangan salahkan aku jika nanti kalian terluka,” balas Xuan Yi mengerjap polos. “Terlalu banyak bicara!” sahut salah seorang berpakaian hitam yang tengah memegang sebuah pedang di tangannya. Sedetik kemudian, perkelahian antara Xuan Yi dan beberapa orang berpakaian hitam itu pun berlangsung. Tentu saja seorang gadis bangsawan yang menyaksikan kehebatan Xuan Yi hanya bisa menatap penuh waspada. Sejujurnya, ia senang bisa ditolong oleh seseorang seperti Xuan Yi. Akan tetapi, pemuda itu jelas akan kewalahan jika melakukannya sendiri. Membuat gadis bangsawan itu pun bangklit dan berlari mencari bantuan. Sementara itu, Xuan Yi terlihat berkali-kali terkena pukulan dari orang-orang berpakaian hitam tersebut. Tentu saja pemuda tampan yang berasal dari keturunan Demi-God itu pun melirik ke arah semak-semak, tempat di mana gadis bangsawan itu bersembunyi. Kebetulan sekali ternyata gadis bangsawan itu telah kabur dari tempatnya membuat Xuan Yi tersenyum miring, lalu menerbangkan tubuhnya ke atas dengan sepasang sayap mulai merebak begitu besar. Tentu saja tindakan itu membuat orang-orang berpakaian hitam itu terkejut sekaligus tidak percaya menatap seorang dewa yang bertubuh manusia nyata berdiri tepat di hadapan mereka dengan mata berapi-api. Dalam gerakan sekali kibas, semua orang berpakaian hitam itu terhempas jauh hingga tak bernyawa. Kejadian selang beberapa detik itu membuat Xuan Yi sadar dan langsung menurunkan ilmu miliknya sekaligus merilekskan kembali tenaga dalam yang sempat berkobar-kobar. Sepasang sayap yang awalnya keluar begitu saja pun mulai menyusut menjadi kecil membuat Xuan Yi bernapas lega sekaligus tidak percaya telah apa yang terjadi tadi. Ia benar-benar kehilangan kendalinya sendiri sampai tidak sadar bahwa sepasang sayap itu kembali keluar. Untung saja tidak seorang pun melihat hal tersebut, kecuali hanya orang-orang berpakaian hitam yang kini sudah terkapar mengenaskan membuat Xuan Yi langsung bergegas pergi dari sana menggunakan energi qi miliknya. Xuan Yi terbang dalam waktu singkat dan bertepatan dengan seorang gadis bangsawan itu telah kembali dengan beberapa penduduk sekaligus pedagang membawa banyak senjata di tangannya. Mereka semua tampak sangat terkejut melihat banyak sekali mayat yang bergelimpangan bersimbah darah. Sedangkan gadis bangsawa tadi tampak menutup mulutnya tidak percaya mengetahui bahwa Xuan Yi menghadapi para penjahat itu seorang diri tanpa ada bantuan siapa pun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD