85. Berpikir Licik

1023 Words
“Komandan Hao, apa kau sudah mendengar Klan Iblis mulai membentuk pasukan untung melakukan p*********n?” celetuk salah satu penduduk yang baru saja kembali dari mencari kayu bakar. Sontak dua orang komandan yang bercengkrama itu langsung bangkit dari tempat duduknya terkejut. Bahkan Komandan Hao mendengar hal tersebut pun mengajak penduduk itu untuk berdiskusi di dalam tenda milikkua agar tidak menimbulkan kekhawatiran. Sedangkan komandan dari perbatasan Timur itu pun kembali ke tempat pelatihan para prajurit. Tentu saja ia ingin memberikan persiapan lebih awal, termasuk mengirimkan pesan pada Gu Sheng Jun yang berada di istana. Sebab, lelaki itu belum tahu kalau dirinya menyembunyikan anak Gu Sheng Jun sekaligus penjaganya yang bersikeras melakukan pelatihan. Jarak yang ia tempuh tidak terlalu jauh membuat Komandan Hwang itu telah sampai di sebuah pagar tinggi berisikan tiga prajurit yang berjaga. Mereka langsung membukakan pintu untuk komandan berkuda perang yang begitu mewah. “Komandan Hwang,” sapa dua prajurit yang mengambil kuda tersebut dan membawanya ke arah kandung. “Panggilkan seluruh prajurit untuk berkumpul di lapangan tanah merah. Aku ingin mengatakan sesuatu!” titah Komandan Hwang membuat dua prajurit yang hendak membawa kuda itu pun mengangguk. Kemudian, seorang lelaki berjubah merah nan gagah itu melangkah menyusuri pinggiran tenda kosong. Ia yakin bahwa beberapa prajurit sedang mencuci pakaian. Sehingga terlihat sedikit sekali yang masih berjaga di tenda pelatihan. Bahkan tiga pemuda yang sempat menarik perhatian Komandan Hwang itu pun sama sekali tidak terlihat. Sepertinya mereka sedang melakukan pendekatan dengan prajurit lainnya. Mengingat ketiganya masih kesulitan dalam mensejajarkan diri dengan prajurit lama yang memang sudah dilatih untuk menjadi seorang pembela negara. Kini Komandan Hwang terlihat duduk di sebuah potongan kayu besar yang memang biasa digunakan untuk prajurit bercengkarama. Tak lama kemudian, rombongan prajurit dari sungai sembari membawa sebuah ember berisikan air itu pun datang. Mereka terlihat bingung sekaligus tidak percaya ketika mendengar bahwa Komandan Hwang memerintahkan untuk segera kembali. Bahkan kebingungan itu tampak juga terlihat juga pada ekspresi Xuan Yi dan Xiao Pingjing yang langsung terpaku pada seorang lelaki gagah tengah menunggu kedatangan mereka. Sontak tatapan itu pun membuat beberapa prajurit mempercepat langkah mereka, termasuk Xuan Yi yang ikut mempercepat langkahnya. Walaupun semua orang terasa sangat kesulitan, lain halnya dengan Xuan Yi yang tampak biasa saja. Karena sejak dulu pemuda itu selalu melakukan beberapa pelatihan fisik yang dicampur dengan kultivasi. Sehingga daya tahan tubuhnya lebih kuat daripada orang lain. Setelah semua telah selesai menaruh air dari dalam ember ke sebuah wadah besar yang biasa digunakan untuk memasak itu pun melakukan pembarisan sesuai dengan kemampuan dan usia mereka. Tiga pemuda dari Akademi Tangyi tampak memisahkan diri dengan barisan paling ujung membuat Komandan Hwang mengernyit bingung. Ia memang beberapa kali memperhatikan bakat dan kemampuan dari mereka yang cukup unggul dibandingkan lain. Akan tetapi, Komandan Hwang jelas tidak ingin dilihat melakukan pilih kasih sehingga ia merubah perhatiannya itu menjadi sifat galak dan menginginkan mereka untuk tetap unggul melebihi kemampuannya sendiri. “Prajurit Gu, Xiao, dan Chang Qi, kenapa kalian bertiga ada di sana?” tanya Komandan Hwang lantang. Xuan Yi terjengit pelan ketika mendengar namanya disebutkan oleh lelaki gagah berjubah merah yang terlihat memperhatikan dirinya dengan tajam. Entah kenapa ini perasaannya sendiri atau memang lelaki itu benar-benar berbeda. “Kalian bertiga jangan berada di sini,” ucap seorang prajurit yang berada di samping Chang Qi. “Mengapa?” tanya Xiao Pingjing bingung. “Komandan Hwang mungkin tidak ingin melihat kalian bertiga ada di sini, jadi cepatlah pergi sebelum ada kemarahan yang terjadi. Apalagi Komandan terlihat sangat marah,” jawab prajurit lainnya mendorong tubuh Xuan Yi untuk meninggalkan barisan. Akhirnya, tiga pemuda yang menyamar menjadi prajurit itu pun benar-benar meninggalkan barisan. Melangkah dari belakang menuju tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat Komandan Hwang berdiri. Kini Xuan Yi dapat melihat jelas tatapan tajam dari seorang lelaki yang sangat ia hormati. Ditambah tatapan penasaran dari beberapa prajurit yang melihat mereka bertiga dengan penasaran. “Apa kalian sudah mendengar bahwa Klan Iblis membentuk pasukan? Aku dengar bahwa mereka sudah melakukan persiapan peperangan yang sama seperti dulu. Karena dilihat dari situasi dan kondisi yang sama persis seperti dua puluh tahun lalu,” ucap Komandan Hwang mulai membuka pembicaraan. Terlihat beberapa barisan prajurit tampak berbisik pelan, sedangkan Xuan Yi memiringkan kepalanya tidak mengerti. Kemudian, ia membalikkan tubuh menatap Xiao Pingjing dan Chang Qi yang menggeleng pelan. “Aku sudah mengatakan semua ini kepada Jenderal Gu. Jadi, kita bisa melakukan persiapan yang sama sebelum Yang Mulia Kaisar menurunkan dekrit untuk perjanjian perdamaian, sebelum akhirnya melakukan satu-satunya serangan ketika tidak bisa dilakukan secara kekeluargaan,” sambung Komandan Hwang melirik ke arah seorang pemuda yang terlihat biasa saja. Sebenarnya, Xuan Yi sudah terlatih ketika mendegar nama ayahnya di tempat umum. Mengingat dirinya menyandang sebuah keluarga terhormat yang tidak bisa melakukan sembarang sesuatu. “Komandan, pada saat kami melakukan perjalanan ke sini. Tanpa sengaja aku melihat beberapa rombongan Klan Iblis tanpa senjata yang tersesat di hutan. Bagaimana kalau kita menangkap mereka untuk dijadikan tawanan?” tanya salah satu prajurit yang kelewat berani membuat Xuan Yi menoleh terkejut. Bahkan mungkin bukan Xuan Yi saja, melainkan ada seorang lelaki berjubah merah yang mengernyitkan keningnya bingung. Sebab, baru kali ini dirinya mendengar sebuah rombongan Klan Iblis yang tersesat di hutan tanpa senjata. “Kalau kalian bisa menangkapnya dan dijadikan tawanan, mungkin kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” jawab Komandan Hwang mengangguk tertarik. “Komandan, bukankah itu sangat licik?” sela Xuan Yi mengejutkan semua prajurit yang ada di sana. Sedangkan komandan perbatasan Timur itu pun menghela napas panjang. Ia tahu kalau Xuan Yi terkadang memiliki pertanyaan yang di luar dugaan. Salah satunya seperti ini,] “Prajurit Gu, apa kau keberatan melakukan p**********n bagi Klan Iblis?” tanya Komandan Hwang turun dari sebuah panggung pengumuman kecil yang berada di depan tenda milik dirinya. “Aku tidak keberatan. Hanya saja aku tahu pasti dari rombongan itu memiliki beberapa anak kecil yang rasanya sangat tidak pantas menyaksikan kekejaman kita. Karena itu akan membuat perasaannya sedikit terganggu dan menyebabkan trauma atas peperangan ini,” jawab Xuan Yi menggeleng pelan dengan alasan masuk akalnya. Tentu saja hal tersebut disambut dengan anggukan percaya sekaligus tidak menyangka bahwa Xuan Yi akan berpikir lebih matang daripada usianya yang baru saja menginjak dua puluh tahun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD