53. Mulai Membaik

1071 Words
Setelah berbincang dari sekian lama mengalami perseteruan, Xuan Yi dan Gu Sheng Jun kini memiliki hubungan yang lumayan membaik. Keduanya tidak lagi saling melarang berkat keteguhan Xuan Yi terus-menerus menjadi pribadi kebangaan Keluarga Gu. Jelas ia menjadi sesosok pemuda yang paling bersinar di Akademi Tangyi berkat kemampuannya di atas rata-rata. Karena mempelajari banyak hal bukanlah hal yang sulit bagi pemuda itu. Akan tetapi, Xuan Yi masih menyembunyikan sebuah fakta di mana dirinya menjadi seorang keturunan Demi-God dari siapa pun. Bahkan Chang Qi tidak mengetahui hal tersebut, lebih tepatnya ia tidak pernah memberi tahu siapa pun mengenai hal yang menjadi rahasia terbesar dalam hidupnya. Bahkan hari di mana ia mengetahui bahwa sayap itu bukanlah sembarangan. Xuan Yi menceritakan dengan begitu jelas pada sang ayah membuat Gu Sheng Jun mendadak khawatir. Meskipun begitu, Xuan Yi memiliki kemampuan menyembunyikan sesuatu dengan sangat rapi. Sehingga Gu Sheng Jun hanya sesekali memperingatkan untuk tidak melakukan sesuatu di luar batas kesabarannya. Karena setelah ini Xuan Yi akan berubah menjadi pemuda yang mudah tersinggung akibat meningkatnya ilmu kultivasi. Kalau dipikir memang tidak mudah menjadi Xuan Yi yang hidup dan tinggal bersama dua orang lainnya, Shen Jia dan Chang Qi. Walaupun keduanya tidak selalu bersama karena memiliki kesibukan yang berbeda, tetapi tetap saja ketika malam tiba mereka kan bersama. “Tuan Muda, pakaiannya sudah siap,” celetuk Chang Qi secara tiba-tiba. Sontak hal tersebut membuat Xuan Yi terjengit kecil, lalu menghela napas pelan. “Kau mengejutkanku saja, Chang Qi.” “Kau ... melamun?” ucap Chang Qi sedikit tidak yakin. “Tentu saja tidak!” balas Xuan Yi cepat. Kemudian, pemuda itu melenggang pergi meninggalkan Chang Qi yang terdiam sejenak. Jelas pemuda itu tampak bingung sekaligus tidak mengerti melihat Xuan Yi akhir-akhir ini sering kali terkejut akan sesuatu. Namun, tidak ingin diambil pusing, Chang Qi pun segera menyusul langkah Xuan Yi masuk ke dalam kamar. Karena sesaat tadi pemuda itu duduk di pagar pembatas kamar kediaman yang hanya memiliki tinggi sebatas pinggangnya saja. Saat pemuda itu hendak masu, tiba-tiba dari kejauhan ia melihat seorang gadis terlihat sangat ribut dengan penampilannya sendiri. Membuat Chang Qi menepikan tubuhnya dan membiarkan Shen Jia melintas lebih dulu. Akan tetapi, gadis itu yang menyadari ada seseorang selain dirinya pun berkata, “Chang Qi, tolong pasangkan ini di kepalaku. Aku benar-benar tidak bisa dan ingin meminta bantuan siapa pun.” “Di mana, Youlan Qing Qu?” tanya Chang Qi menerima tusuk konde giok di tangannya. “Di sini saja. Tapi, berhati-hati jangan sampai menusuk kepalaku,” jawab Shen Jia menunjukkan sebuah lipatan rambut yang ia buat sendiri. Sebab, pagi ini tiba-tiba Sang Qi diharuskan untuk pulang. Padahal Shen Jia sudah berpesan agar pelayan itu berada di sisinya sampai pagi tiba. Akan tetapi, Sang Qi telah menghilang pada saat dirinya terlelap dalam tidur. Dengan bersusah payah menusukkan konde tersebut dengan rapi, Chang Qi pun menghela napas panjang. Ia benar-benar sangat fokus pada pekerjaannya. Mengingat sesosok gadis bebas di hadapannya adalah seorang putri dari Kekaisaran Mouyu. “Terima kasih, Chang Qi,” ucap Shen Jia tulus saat ia merasakan tusuk konde tersebut sudah terpasang rapi di kepalanya. Chang Qi mengangguk singkat, dan hendak melenggang masuk ke dalam. Akan tetapi, gerakan tersebut diurungkan karena Shen Jia tiba-tiba menahan seragam Chang Qi dengan mencubit bahan sisa di tangannya. Sontak langkah Chang Qi pun terhenti dan menatap Shen Jia dengan alis berkerut bingung. Ia jelas tidak mengerti, mengapa gadis secantik Shen Jia bisa berteman dengan siapa pun tanpa memedukan apakah dirinya akan terkenal sebagai pribadi yang baik, atau memang sebaliknya. “Bukankah kita berdua ada pelatihan pedang?” tanya Shen Jia dengan alis berkerut bingung. “Iya, benar,” jawab Chang Qi mengangguk singkat. “Kalau begitu, kita harus segera bergegas, Chang Qi. Sudah tidak ada waktu untuk menunggu Xuan Yi. Lagi pula hari ini dia tidak mengikuti kelas bela diri, melainkan sastra yang akan diajarkan oleh Tetua Besar Xiao,” celoteh Shen Jia menatap pemuda tampan menjulang tinggi di hadapannya. “Tapi, ... bukankah lebih baik kita mengajaknya juga?” balas Chang Qi sedikit cemas. Akan tetapi, perkataan Chang Qi memang ada benarnya. Jelas Xuan Yi tidak bisa ditinggalkan seorang diri. Mengingat pemuda itu terus saja merasa khawatir ketika meninggalkan Xuan Yi dalam melakukan hal tersebut. Shen Jia menggeleng pelan. “Itu tidak wakjb. Lagi pulal Xiuan Yi memiliki banyak yeman. Meskipun aku sendiri tidak yakin bahwa teman-teman semeja akan mau berteman denganku. Karena entah datang dari banyak kesejerahkan soialnya.” Tidak ingin memperhambat waktu kedatangan, akhirnya Chang Qi dan Shen Jia pun melnggang pergi bersama meninggalkan kamar kediaman yang tanpa mereka sadari ada sebuah telinga tidak terduga menempel tidak terduga dari Xuan Yi. Kemudian, Xuan Yi pun melenggang keluar dengan pakaian yang sudah rapi ala pelajar elegan. Dengan pakaian seragam dan rambut terikat rapi. Akan tetapi, pemuda itu melangkah ringan dengan arah yang berlawanan. “Baiklah, Xuan Yi. Perjuangan hidupmu akan berakhir dfi sini,” pungkas pemuda itu bergumam pelan. Namun, tanpa pemuda itu sadari ternyata tepat di belakangnya ada seorang pemuda yang mengikuti dalam diam. Akan tetapi, sebagai seseorang yang memiliki kepekaan tertinggi, akhirnya Xuan Yi pun membalikkan tubuh dengan cepat membuat pemuda itu sedikit terkejut. “Pingjing? Sedang apa kau mengikutiku?” tanya Xuan Yi mengernyit bingung melihat ekspresi terkejut Xiao Pingjing.  “Astaga, Xuan Yi! Kau benar-benar mengejutkanku,” keluh Xiao Pingjing menghela napas lega sembari merangkul pundak pemuda itu dengan menyanggah tubuhnya. “Seharusnya aku yang terkejut melihatmu tiba-tiba berada di belakang,” sindir Xuan Yi tersenyum paksa. Akan tetapi, Xiao Pingjing hanya tertawa pelan. Pemuda itu mengajak Xuan Yi kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda akibat keterkejutan tadi. Di sela-sela langkah kaki, Xiao Pingjing menjadi teringat bahwa sahabatnya tidak memiliki kelas yang sama seperti Chang Qi. Mengigat pada saat pembagian tugas mereka berdua memang terpisah. “Di mana Chang Qi? Apa sudah pergi ke kelasnya?” tanya Xiao Pingjing penasaran. “Iya, dia sudah pergi sesaat sebelum aku pergi,” jawab Xuan Yi mengangguk pelan. “Aku dengar dia bersama dengan Shen Jia, bukan?” tebak Xiao Pingjing dengan alis terangkat. “Iya, Shen Jia dan Chang Qi memiliki kelas yang sama. Seperti aku dan kau memiliki kelas yang sama, Pingjing. Memangnya kenapa? Kau terus menanyakan Shen Jia sejak tadi,” balas Xuan Yi mendadak penasaran. “Tidak ada. Aku hanya menanyakan dia karena kebetulan sekali sejak kemarin aku tidak melihat gadis itu,” elak Xiao Pingjing membuat Xuan Yi tersenyum ringan. “Baiklah. Aku tahu,” balas Xuan Yi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD