bc

Accidentally In Love With You

book_age18+
136
FOLLOW
1.2K
READ
billionaire
possessive
arrogant
dominant
drama
ambitious
city
enimies to lovers
widow/widower
seductive
like
intro-logo
Blurb

Steve Jameson baru saja bercerai dari mantan istri, Camilla, tapi sudah dipaksa oleh sang ayah, Lorenzo Jameson, untuk pergi ke negara asing, dengan alasan untuk bersenang-senang di sana. Dia sudah mencoba untuk menolak, tapi tetap harus pergi ke negara antah berantah dengan hati tak rela.

Ketika Steve dan asisten tiba di Jakarta, secara tidak sengaja ia mendengarkan percakapan tangan kanannya dengan sang ayah, Lorenzo, ketika mereka berbicara di telepon. Dari sana, pria tinggi tegap nan rupawan itu mendengar sesuatu yang mengejutkan hati.

Steve berpura-pura tidak pernah mendengarkan percakapan tersebut, lalu bersikap seolah semua baik-baik saja, sementara dia bertekad akan menyelidiki apa tujuan sebenarnya dari rencana Lorenzo yang menyebabkan harus pergi dari New York.

Perjalanan yang tak terduga yang dimulai dari paksaan sang ayah, telah mengubah hidup Steve. Apakah yang telah terjadi di Indonesia? Takdir macam apa yang menunggu dia di Jakarta? Temukan jawabannya di novel ini

chap-preview
Free preview
I Hate Love!
I swear that I won't falling in love again! Betapa malunya aku! gumam Steve di dalam hati. Perasaan penuh kebencian menjalar, karena telah dikhianati oleh Camilla, mantan pasangan hidup yang pernah dicinta sepenuh hati.   Bagi Steve, putusan hakim barusan adalah mimpi buruk yang seolah jadi nyata. Dia sudah mencoba mempertahankan pernikahan yang telah dibina sejak lima tahun lalu, tapi sia-sia saja. Hubungan mereka berdua telah memburuk sejak enam bulan terakhir, dan pria tampan itu naik pitam, ketika mengetahui Camilla berselingkuh dengan sahabat sendiri, Ricardo.   Hakim mengabulkan gugatan sang mantan istri. Di dalam hati pria mature itu bersyukur, karena harta tak berkurang sedikitpun, karena sebelum mendaftarkan perceraian ke pengadilan, ia sudah mengancam Camilla, untuk menandatangani surat kesepakatan yang berisi tak akan meminta harta saat mereka bercerai, termasuk uang tunjangan, serta tidak ada kompensasi dalam bentuk apa pun.    Awalnya, wanita bermata coklat itu keberatan, akan tetapi Steve mengatakan, bahwa akan mempersulit sidang putusan perceraian, jika sang mantan istri menolak. Akibat tekanan tersebut, mau tak mau Camilla terpaksa menyetujui juga. Dia merasa rugi, karena tak mendapatkan harta, tapi lebih memilih Ricardo.   Tentu saja, perempuan bertubuh tinggi langsing merasa kesal, karena harus menghadapi ulah pria keras kepala dan tak mau dibantah. Camilla berselingkuh, karena hidup dengan Steve terasa begitu monoton. Ketika dipaksa menandatangani surat perjanjian, sempat terpikir untuk mengurungkan niat, tapi tetap dilakukan, agar bisa hidup bebas dengan pria pilihan yang lebih baik menurut penilaiannya.    "Ayolah, Steve. Kita masih bisa berteman, bahkan setelah perceraian ini," bujuk Camilla, ketika sidang perceraian telah selesai.   Wajah Steve tampak muram. Ia tak mengatakan apa pun, karena bagi lelaki itu tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Camilla melihat ke arah mantan suami. Di dalam hati, wanita cantik tersebut merasa waspada, karena takut nanti akan terjadi sesuatu yang buruk setelah perceraian terjadi. Hakim, panitera, saksi, dan semua orang yang tadi ada di ruang sidang, mereka telah pergi beberapa menit lalu. Tinggal Steve dan Camilla yang berada di sana. Pria yang memiliki tinggi seratus sembilan puluh lima centimeter dan memiliki tato di sekujur tubuh, masih tak menyangka, bahwa pernikahan yang dibangun susah payah, pada akhirnya berakhir tragis seperti ini. Dia merasa, bahwa sudah memberikan cinta, kesetiaan, waktu, dan uang, tapi tetap saja itu belum cukup untuk mantan istri.   Steve menatap sinis ke arah Camilla, lalu pergi begitu saja. Sebagai pria yang menjunjung kesetiaan, ia masih tak percaya jika wanita yang paling dicintai, tega berkhianat di belakang, bahkan mengajukan gugatan cerai. Dia merasa marah, kesal, dan tersakiti.   "Steve! Steve!" panggil Camilla. Ia mengambil resiko menghadang mantan suami, dengan nekat membentangkan kedua tangan, sehingga laki-laki itu tak bisa lewat.   Steve tak mengeluarkan sepatah katapun. Pria itu menatap sinis ke arah wanita yang telah mendampingi selama lima tahun. Sudah tak ada lagi cinta di antara mereka, persetan dengan itu semua!   "Kau mau mati, eh?" Steve akhirnya membuka mulut.   Camilla merasa sakit hati dengan perkataan sang mantan suami. Dia sadar, kalau telah berbuat salah, tapi tak mau kehilangan pria itu seorang teman, apalagi mereka pernah saling mencintai satu sama lain.   "Steve, aku tahu kalau aku salah, tapi jangan seperti ini! Jangan benci aku!" Camilla setengah berteriak, karena mengetahui, sia-sia memperbaiki semuanya.   Steve sudah jijik meladeni perkataan Camilla. Baginya, sudah hilang semua perasaan yang dulu ada di hati. Pria yang masih terluka akibat perceraian itu, lalu melihat ke arah anak buah yang berjumlah sepuluh orang. Mereka berdiri di depan pintu ruang sidang yang terbuka lebar.   Steve mengarahkan kepala ke arah wanita itu dan salah satu dari anak buah maju dan menangkap tubuh Camilla.   "Hei, lepaskan! Steve!" Camilla berteriak. Ia tak menyangka, jika akan ditangkap oleh salah satu anak buah sang mantan suami.   "Dengar, Ja*lang! Kau ingin aku bisa berteman denganmu, setelah semua pengkhianatan yang kau lakukan? In your dream! Don't waste my precious time!" Steve berkata dengan sinis dan dingin.   Camilla tak menyangka bahwa sifat gelap Steve kembali bangkit. Dia sudah menangis, karena tubuhnya dikurung secara kasar oleh salah satu bodyguard sang mantan suami yang terkenal sadis dan tak kenal ampun.   "Steve, kumohon ...." Camilla terisak. Dia tahu, bahwa sebentar lagi akan mati, kalau pria itu sudah mulai mengeluarkan perintah selanjutnya.   Steve mengangkat satu tangan ke arah bodyguard, seraya berkata, "Bereskan dia!"   "Baik, Tuan!" Bodyguard menjawab patuh. Ia lalu membawa mantan istri sang bos pergi.   Camilla kehilangan kata-kata. Wanita cantik itu sudah mencoba memberontak, namun tetap saja tak dilepaskan. Dia tak tahu bagaimana nasib setelah ini, karena sudah mengetahui, bahwa mantan suami pasti lebih dari sanggup untuk membayar semua petugas di sana, agar tutup mulut, bila melihat atau mendengar ada seseorang yang dianiaya.   "Ayo, kita pergi!" Steve memerintah bodyguard yang lain.   "Siap, Tuan!" sahut mereka patuh.   Steve pergi dengan kesembilan bodyguard, lalu menuju ke elevator. Dia bersumpah dalam hati, bahwa tak akan pernah mau percaya cinta lagi. Tepat sesaat setelah pintu elevator terbuka, terdengar suara telepon genggam berdering. Pria itu mengambil ponsel dari saku jas.   Sepasang mata berwarna hijau safir nan indah, menatap ke layar ponsel. Sesaat ia tertegun, lalu pria itu bergerak ke tempat yang agak sepi, dan segera mengangkat panggilan telepon tersebut. Steve merasa aneh, karena melihat nama sang ayah muncul di layer telepon genggam.    Steve: "Halo."   Dad: "Halo, Son."   Steve: "Ada apa, Dad?"   Dad: "Berliburlah kau selama satu bulan!"   Steve: "Berlibur? Untuk apa?"   Dad: "Tak usah tanya. Tentu saja untuk mendinginkan kepalamu!"   Steve paham watak sang ayah tercinta yang menganjurkan pergi berlibur. Jujur saja, pria yang memiliki harga diri tinggi itu, tak mau ke luar dari Kota New York, hanya demi menenangkan diri, pasca bercerai dari Camilla. Ia tidak mau terlihat lemah dan ingin membuktikan, bahwa tanpa mantan istri, lelaki yang disegani di dunia hitam tersebut akan tetap hidup dan bisa melanjutkan hidup seperti biasa.   Steve: "No need, Dad!"   Dad: "Yeah, you must! It's an order from me!"   Steve: "I am okay, Dad."   Dad: "No, you are not okay! Steve, aku mengenalmu selama tiga puluh lima tahun dan jika ingin berkelit, maka harus lebih pandai berbohong, apalagi dengan orang tua yang telah mengajari berbicara sejak kecil! You have no choice! Meet me in fifteen minutes in the mansion before you go on vacation. Enjoy your time!"   Steve: "But, Dad ...."   Panggilan pun dimatikan secara sepihak oleh si penelepon. Steve menghela napas berat. Pria bertubuh tegap itu, memahami betul karakter kepala keluarga Jameson yang tak mau ditentang, dan sifat itu menurun dengan baik padanya.   Tak ada gunanya membantah Dad. Dia pasti sudah mempersiapkan semua dan kalau masih tak menurut, pasti akan tetap memaksa. Memang aku sedang stress, ide berlibur juga tak buruk. Dad adalah orang pertama yang menentang hubungan dengan Camilla, bahkan tidak hadir saat kami berdua menikah, and now he is right, pikir Steve.   Steve kembali berjalan ke luar gedung, diiringi oleh para bodyguard yang setia menanti. Sebuah mobil mewah, telah menunggu di dekat lobi dan mereka segera naik ke dalam. Dia memandang pemandangan di luar dengan tatapan datar.   Semua wanita sama saja! Mereka hanya  menginginkan    uang, serta kemewahan, tapi tidak mencintai dengan tulus! Mulai saat ini, aku tak akan mau diperdaya lagi oleh iblis betina! Persetan dengan cinta! Untung saja kami belum memiliki seorang anak, sehingga dia tak menjadi korban dari perceraian kami. Mom, Dad, maafkan aku yang telah salah memilih pasangan hidup, tapi tetap membela Camilla, Steve menyesal di dalam hati.    Mobil semakin melaju dan membelah jalanan padat di kota New York. Steve hanya bisa menatap kosong ke arah luar. Ia tidak mengeluarkan perkataan apa pun. Semua perasaan di dalam jiwa seolah mati, apalagi setelah sidang perceraian yang terjadi.   Tadinya sudah berencana akan menyibukkan diri dengan pekerjaan, supaya tidak terpikir tentang Camilla. Tapi, dad ingin agar aku segera pergi liburan, meskipun alasan yang dikemukan agar menenangkan diri. Semoga saja apa yang dikatakan oleh beliau adalah ide yang baik, karena pria tua itu selalu memiliki rencana luar biasa, yang terkadang tak pernah timbul di pikiran orang awam. Tiba-tiba teringat akan mom, sebaiknya setelah pulang dari liburan, pergi ke sana untuk mengunjungi makamnya.  ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M
bc

TERSESAT RINDU

read
333.4K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
400.5K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

Istri Muda

read
392.2K
bc

Loving The Pain

read
3.0M
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook