Butterfly-1
secercah harapan yang tidak akan pernah ada kembali teringat. Membuat langit yang cerah terlihat mendung dimata seorang pria, kini ia telah menjadi apa yang ia mau cita-citanya telah terwujudkan karena,sebuah kejadian yang begitu jelas baginya."Tak ada kata berhenti,untuk terus bermimpi!! jika ingin menyerah tuhan akan mematikan mu saat ini juga,berhenti menangis derai air matamu hanya membuat mu semakin terluka dan lelah".
Hanya kata-kata itu yang membuatnya kembali tersadar dari lamunan,sepertinya dia harus segera pergi ke tempat yang sudah lama ia ingin kunjungi,sebelum pergi...mengingat kenangan suka dan duka sepertinya bukanlah hal yang buruk baginya.
12 FEBRUARI .
pagi itu gadis bernama Sarah berjalan berkeliling mengelilingi sekitaran komplek rumahnya,di pagi hari yang cerah,ada ide yang terlintas dibenaknya.Sarah punya teman lelaki yang seumuran dengannya,bernama Erik.
Bagi Sarah,tak sulit untuk memasuki rumah erik,hanya dengan mengetuk pintu dan memberitahu namanya.kedua orang tua erik sudah pasti mempersilahkan masuk.
Dia juga tak perlu mengendap-endap pergi ke kamar tidur Erik seperti tikus,memakan kue di rumah ini pun mudah bagi Sarah.
"Erik?"Sarah menunjukan batang hidungnya sambil melihat sekeliling kamar,ternyata anak tuan rumah ini belum bangun sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 9.
"Erik,bangun...sudah pukul berapa ini? bukankah kita ingin berkeliling sambil bermain bersama?"
Sarah mengguncangkan tubuh Erik sementara sang empu hanya menggeliat kecil
"Ah!? kenapa Sarah,aku masih mengantuk uukhh.."
"saatnya bangun tuan Erik tampan,banyak gadis di luar sana yang menunggumu" sebenarnya sulit bagi Sarah untuk mengatakan Erik tampan,karena perutnya bergejolak ingin memuntahkan sesuatu.Entahlah rasanya cukup jijik untuk mengatakan itu.Erik langsung terbangun dan turun sambil melompat,ia cukup karena mendengar perkataan Sarah mengenai banyak gadis yang menunggunya di luar sana.
"Baik,tunggu aku sebentar...aku ingin mandi dan menunjukan tempat,rahasia..."
"ya-ya terserah,aku hanya ingin kita bermain sudah cukup"
Tak perlu lama menunggu Erik mandi,karena anak itu tidak sampai 5 menit sudah selesai entah apa yang dia bersihkan sampai bisa secepat itu.Dia sudah sangat tampan tanpa harus memakai baju formal,baju biasa dia gunakan sudah tampan,hanya dengan membenarkan sedikit arah rambutnya sudah cukup bagi Erik Josef untuk membuat gadis-gadis menjerit meneriaki namanya.
"katanya kau ingin menunjukan tempat yang,rahasia..."Sarah mengikuti perkataan Erik saat menyebut kata rahasia,sedangkan Erik tertawa geli melihat perilaku temannya itu tapi janji adalah janji dia menepati perkataannya untuk menunjukan tempat rahasia."Ayo,tempatnya ada di dekat dapur jangan lupa untuk tidak berisik aku tidak mau gadis di luar sana tau tempat itu"
Sarah hanya menganggu kan kepala,mengikuti instruksi yang diberikan sahabatnya dan benar,banyak gadis diluar sana yang menunggu Erik,padahal tadinya Sarah hanya membual.
Dapur di rumah Erik mempunyai pintu yang langsung mengarah ke halaman depan rumah,dan di depan rumah sudah banyak gadis genit yang menunggunya.
"Disini Sarah kemari,masuk ke bawah sini"
sarah masuk dan benar disini tepatnya di bawah lantai dapur ada tempat rahasia,dan ada pintu kecil mengarah ke halaman belakang."ayo,keluar dari sini lewat pintu itu dan kita akan ke halaman belakang rumahku"
Ternyata mereka salah,anak-anak perempuan yang menyukai Erik sangat antusias ketika melihatnya namun wajah mereka berubah masam dan kesal ketika melihat Sarah,ikut berjalan bersama Erik.Dengan sangat terpaksa mereka berdua harus terburu-buru mengayunkan sepeda,tak sedikit orang-orang melihat aksi kejar mengejar,itu membuat Erik maupun Sarah malu untuk menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi.
Akhirnya mereka berdua berhasil untuk pergi mengelabui gadis gadis itu,bersembunyi di dekat taman bermain adalah jawabannya banyak anak kecil di sana dan manusia berlalu lalang.Tempatnya begitu asri,ditumbuhi dedaunan dan rerumputan membuat tanah ini menjadi jika sejuk dipandang,tenang rasanya mereka bisa menghirup udara segar disekitaran taman kanak-kanak.
Sudah hampir 15 menit mereka harus berpencar,ada perasaan bersama pada Erik karena membuat Sarah kelelahan akibat ulahnya tepatnya ketampanan Erik.
"Maaf Sarah,seharusnya aku berbicara baik-baik pada mereka,supaya kau—m maksudnya kita, aman".Malu sangat malu,Erik hampir saja berkata seolah-olah hanya mengkhawatirkan Sarah saja.
Tak ada jawaban dari Sarah,anak itu hanya melamun entah memikirkan apa
"hey...Erik"
"ya?"
"jika kita,kau dan aku tidak terlahir menjadi manusia maksudku terlahir menjadi hewan...kau ingin menjadi apa?"
"kenapa memangnya"
Sarah menggeleng"entahlah,aku hanya ingin tau"
Erik terlihat berpikir,menurutnya pertanyaan Sarah cukup aneh tapi dia tetap akan menjawab."aku ingin menjadi singa!"
"kenapa"
Erik duduk tegap seolah terlihat gagah atau, mungkin ingin dibilang mirip singa.
"karena singa adalah pemimpin! dia hebat dan gagah hidupnya selalu berkelompok ayah ku juga sering berkata bahwa aku harus berani seperti singa,dan singa mempunyai banyak teman,aku ingin kau salah satunya,Sarah"
mata Erik berbinar-binar saat setelah mengatakan itu.Sesekali mata Erik melirik Sarah agar bereaksi atas jawabannya namun Sarah malah menggeleng dan berkata
"maaf Erik,aku tidak ingin menjadi singa"
"lalu apa,bukannya kau ini pecinta binatang"
melihat tingkah Sarah yang berbeda, membuatnya khawatir Sarah marah padanya.
"ya,aku cinta pada binatang,tapi aku lebih menyukai serangga,binatang melata dan burung"
baru ingin berkomentar Sarah sudah berbicara lebih dulu"aku ingin menjadi kupu-kupu,karena dia bisa terbang setinggi mungkin tanpa terbebani,ya aku tahu burung juga bisa terbang setinggi langit tapi aku memilih kupu-kupu bukan tanpa alasan,sejak kecil aku tahu bahwa kupu-kupu memiliki kelompok tapi jarang terlihat dia bersama kelompoknya,tapi kupu-kupu tak pernah sedih dia bahkan terbang dengan bebas tanpa beban yang mengelilinginya,aku..juga ingin seperti itu,Erik"
Erik bingung ingin bicara apa,dia tidak yakin jika Sarah marah padanya.Sarah sepertinya sedang bersedih tapi,Erik takut untuk menanyakan hal itu untuk sekedar memastikannya."Aku hanya ingin tidak sedih,karena..kedua orang tuaku yang selalu sibuk sedangkan aku selalu sendirian"
Erik kini sadar,sepertinya Sarah merasa kesepian karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka tanpa tau,Sarah sering sendirian."jangan sedih Sarah,kamu tak perlu takut untuk datang ke rumahku jika bosan"
Sarah tersenyum simpul,mendengar sahabatnya menghibur dirinya demi kembali senang.
"Ah,Erik kamu memang cocok menjadi adikku,kemari kau!"
Erik terbahak,sambil berlari berkata"lari,ada nenek peot yang mengejar ku"
Keduanya tertawa bersama,terlihat sangat bahagia sambil berlari seperti di alam bebas,hingga akhirnya...kejadian buruk menimpa Sarah yang mulai berteriak sambil mengeluh kesakitan. "Aduuhh,Erik!!"
Erik yang panik pun datang"kenapa Sarah,hei!,Sarah ada apa"
beberapa orang mulai berdatangan menanyai hal yang sama Erik lakukan,harap maklum tempat mereka tak pernah sepi manusia.Terlihat Sarah bersimpuh di tanah karena tak kuat menahan rasa sakit yang ada di dadanya."Sarah! ayo jawab aku kamu kenapa!?"
"lebih baik di bawa ke rumah sakit terdekat saja dik"seseorang yang lebih dewasa di banding nya mencoba memberikan sebuah solusi.Sepmua yang ada di sana setuju,akhirnya mereka semua membawa Sarah menuju rumah sakit terdekat,belum ada yang tahu apa yang terjadi pada Sarah bahkan Erik,sahabat mada kecilnya belum mengetahui apa pun tentang ini.
Setelah pihak rumah sakit telah memberitahu kedua orang tua anak ini,Erik menunggu di samping bangsal rumah sakit yang di tiduri Sarah.Erik semakin yakin bahwa ini kesalahannya yang membuat Sarah seperti ini belum sempat dia berpikir apa yang terjadi tiba-tiba ada orang dewasa yang masuk ke dalam ruang itu,dia adalah ibu Erik.Dengan wajah khawatir dan was-was,wanita bernama Angela Josef datang menghampiri putranya yang sama khawatir.
Erik hampir saja menangis jika ibunya tidak datang,mungkin matanya sudah sembab akibat menangis.Erik sebenarnya bingung dan takut akan apa yang telah terjadi pada Sarah di satu sisi dia bingung apa yang membuat Sarah sakit dan di satu sisi dia takut itu adalah ulah nya.
"Mama,apa yang telah Terjadi pada Sarah?"
melihat putranya yang khawatir Angela pun berusaha menenangkan anaknya itu,sambil mengelus rambut nya dengan lembut ia menjelaskan bahwa ini murni bukan
kesalahannya.
Akhirnya ke salah pahaman yang ada di pikiran Erik,pun pudar.Tapi dia belum tau apa yang membuat sahabat lamanya ini sakit yang pastinya ini bukan salahnya."Erik lebih baik mama jelaskan yang terjadi pada Sarah,di rumah saja,ya?" Angela akhirnya bersuara dalam keheningan yang menyelimuti ruangan bernuansa putih.Erik mengangguk,menuruti apa yang ibunya bicara kan yang terpenting Sarah baik-baik saja.
tapi ada yabg mengganjal pada pikirannya yaitu orang tua Sarah,hampir 1 jam kedua orang tua Sarah belum menunjukkan batak hidungnya,akhirnya dia pun bertanya ada ibunya agar lebih jelas.
"Mama,dimana orang tua Sarah?,tadi..pihak rumah sakit menelpon tapi,aku tidak mendengar dengan jelas apa yang diutarakan kedua orang tua Sarah pada mereka,aku hanya memastikan mama,agar nanti Sarah tidak sedih"
Angela mengerti jika Erik mengkhawatirkan Sarah yang akan sendirian di rumah sakit tapi dia sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan sang anak.
"Sayang,kedua orang tua Sarah berpesan pada mama jika mereka belum bisa pulang beberapa hari ini tapi jangan takut,Sarah pasti mengerti jika orang tuanya bekerja hanya demi anak semata wayangnya dan soal sekolah,kau bisa kan untuk bersedia mencatat dan memberitahu pelajaran yang ada di sekolah? jika kau ke sekolah mama yang akan menjaganya.Tenang saja,mama tahu yang terbaik untukmu"
sang ibu mencoba memberi saran kepada anaknya yang khawatir terhadap kondisi teman itu,akhirnya Erik setuju,apa yang ibunya sarankan cukup membantu dan membuatnya tenang.