Part 8

723 Words
"Kak Lien, main yukk." ajak Pangeran Xiumin riang dengan mata yang berbinar-binar. "Jangan bertingkah kekanakan terus, Xiu! Kau sudah 17 tahun! Tidak pantas berlaku kekanakan lagi!!" tegur Zhu Yi kesal akibat tingkah kekanakan anaknya itu. Baginya, memiliki anak seperti Pangeran Xiumin adalah sebuah aib. Tidak banyak yang tahu bahwa Zhu Yi adalah wanita yang bersifat jahat dan licik. Ia akan melakukan berbagai cara agar anaknya, Chun, naik tahta menggantikan sang suami nantinya. Bahkan wanita itu nekat menjodohkan Kaisar Chun dengan putri ke empat Kekaisaran X yang dikabarkan buruk rupa. Tidak peduli seperti apa rupa menantunya, yang terpenting kekuasaan berada di tangan anaknya. Sudah banyak hal yang dia lakukan dan korbankan demi naiknya sang anak sebagai kaisar. Tapi, sayangnya anaknya itu tidak menganggap dirinya sebagai seorang ibu. Anaknya selalu berlaku dingin dan acuh tak acuh padanya. Tidak hanya anak pertamanya yang cuek dan dingin pada dirinya tapi juga anak terakhirnya, yaitu Putri Wang Li An yang masih berusia 10 tahun. "Hikss. Ibu jangan marah ke Xiu." tangis Pangeran Xiumin. "Sttt. Jangan menangis, sayang. Ibumu tidak marah kok, dia hanya menasehatimu." hibur Zhi Lui. Berbeda dengan Zhu Yi, Zhi Lui malah memiliki sifat yang baik, lemah lembut, dan penyayang. Karena sifatnya yang seperti itu, ia menjadi sering ditindas oleh istri sah kaisar dan selir utama kaisar. Namun, ia tak pernah mengadukan bahwa dirinya sering ditindas oleh kedua wanita itu. Dirinya bahkan tidak pernah membenci keduanya. Betapa baik 'kan dirinya? Wanita itu tidak memiliki anak karena tiap kali dirinya hamil maka ia akan keguguran. Maka dari itu, ia sangat menyayangi Pangeran Xiumin dan pangeran lainnya meski itu anak-anak dari wanita yang sering menindasnya. "Kau jangan terlalu berlebihan dengan Pangeran Xiumin." kekeh Liu Hua dengan nada yang mencemooh. Sama halnya dengan Zhu Yi, selir utama kaisar ini memiliki sifat yang jahat dan licik. Dia juga berusaha membuat anaknya naik jabatan sebagai kaisar tapi sayangnya dia hanya seorang selir dan putranya tidak lebih dulu lahir dari Kaisar Chun. Memiliki anak yang bernama Chen Li Quong dan Zhen Li Quong. Kedua anaknya dia didik sejak dini menjadi licik sehingga kedua anaknya itu menjadi haus kekuasaan. "Kami pergi dulu. Ada hal yang harus ku urus dengan istriku," kata Kaisar Chun yang malas melihat drama keluarganya karena ia tahu persis akan seperti apa kelanjutannya. Pria tampan itu menyeret lengan baju Lien tanpa beban. Jika tidak ingat ada orang lain di sana, maka sudah dapat dipastikan Lien akan menggerutu kesal. "KAK LIEENNN!!! XIU INGIN MAIN DENGAN KAK LIEENN!!!!" teriak Pangeran Xiumin menggila dan mengejar keduanya. Kala sudah sampai di sana, ia langsung menarik kuat tangan Lien yang menganggur sehingga tubuh gadis itu terjatuh dalam dekapannya. Kaisar Chun melotot. Meski itu adiknya dan bersifat kekanakan, ia tidak akan rela kalau adiknya sampai memeluk istrinya. Hanya dirinya yang boleh menyentuh Lien. "Lepaskan pelukanmu darinya atau ku masukkan kau ke dalam kandang buaya." ancam Kaisar Chun tidak main-main. Pangeran Xiumin terlihat ketakutan dan segera melepaskan pelukannya dari Lien. Menunduk takut dengan bahu yang bergetar akibat menangis. Lien sampai menghela nafas lelah menghadapi drama keluarga suaminya. "Cucun, jangan mengancam adikmu lagi. Lihat lah, dia begitu ketakutan. Apa kau tidak merasa kasihan??" "Dianya saja yang terlalu lemah. Lebih parahnya lagi, jenis kelaminnya pria tapi kelakuannya tidak lebih seperti wanita. Memalukan." decih Kaisar Chun pedas. Lien sampai geleng-geleng kepala sendiri mendengar ucapan pedas pria itu. Apalagi ketika mendengar tangisan Pangeran Xiumin yang semakin keras. "Jangan menangis ya, Xiu. Nanti Kak Lien tidak mau main dengan Xiu lagi kalau Xiu masih menangis." rajuknya. Pangeran Xiumin berusaha menghentikan tangisnya, menatap Lien dengan tatapannya yang berbinar polos. "Xiu tidak akan menangis lagi. Tapi janji ya Kak Lien mau main dengan Xiu seperti dulu." ujarnya masih dengan isakannya yang belum terhenti sepenuhnya. "Iya, Xiu sayang. Bukan kah dari dulu kita selalu bersama? Mana mungkin kakak akan melupakanmu. Xiu adalah orang pertama yang menerima kehadiran kakak di sini." Ucapan Lien bagaikan panah yang menancap tepat di ulu hati Kaisar Chun. Dari dulu istrinya memang selalu bersama adiknya. Dari dulu, dia selalu acuh tak acuh dengan siapa istrinya dekat. Dari dulu, ia tidak pernah mempedulikan istrinya. Tapi, kenapa sekarang dia begitu repot melihat istri dan adiknya bersama?? Kenapa sekarang rasanya berbeda?! "Yeayy!! Xiu sayang Kak Lien." girang Pangeran Xiumin dan memeluk tubuh Lien gemas. "Kakak juga sayang Xiu." Yang lebih anehnya, hati Kaisar Chun terasa panas mendengar ucapan keduanya. -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD