Tanam Saham

730 Words
Langkah kaki lelaki berprofesi sebagai seorang dosen itu terdengar begitu menggema memasuki ruangan direktur utama dari perusahaan percetakaan swasta yang memegang kendali segala jenis percetakan di kancah Asia Tenggara. Regan menghembuskan napasnya panjang, dia mendobrak masuk ke dalam ruangan sahabatnya. Napasnya terengah-engah seakan usai dikejar anjing liar. Seorang lelaki di dalam sana terkejut, dia lantas menoleh ke arah pintu yang terbuka. Keningnya berkerut, menatap sahabatnya penuh tanda tanya. “Regan? Kenapa ke mari?” tanya lelaki berambut hitam legam, sangat kontras dengan manik matanya yang gelap. Racka Deo Saputra, mantan kekasih Viona berdiri dari tempat duduknya. Menghampiri sahabatnya yang kini terengah-engah. Tumben sekali sahabatnya itu datang ke kantornya tanpa memberi kabar lebih dulu. “Vi-Viona, dia kembali ke Indonesia,” jelas Regan membuat netra Racka terbelalak tidak percaya. Mantan kekasih yang sampai sekarang masih sangat dia cintai telah kembali. Berbagai sumber dia telusuri untuk mencari keberadaan dari Viona. Tapi nyali Racka menciut mengingat bagaimana kejamnya dia sebagai seorang lelaki meninggalkan Viona seorang diri. Racka begitu menyesali kebodohannya. Racka merasa menjadi lelaki paling bodoh di dunia ini karena merelakan hubungannya bersama Viona atas perjodohan yang telah ibunya lakukan atas dirinya. Racka menatap Regan menyelidik. “Kamu serius, Re?” tanya Racka dengan tatapan menelisik, mencari kebohongan di mata sahabatnya. Tidak sekali ataupun dua kali, teman-temannya memang suka mengejek dirinya atau bahkan memberikan informasi palsu tentang Viona karena mereka tahu bahwa Racka masih mencintai wanita yang sama meski tahun telah berganti. “Ini, aku sengaja mengabadikannya untukmu,” tunjuk Regan mengeluarkan ponselnya, memberikan bukti dokumentasi bahwa dirinya benar-benar bertemu dengan Viona. Racka meraih ponsel milik Regan, lelaki itu menekan ponsel itu, memfokuskan penglihatannya pada sosok wanita yang tengah berdiri di memakai celana training navi dan atasan berwarna putih tulang. “Di mana dia sekarang?” Racka sangat merindukan wanita itu. Belum sempat Racka mengucapkan maaf, belum sempat Racka meminta pengampunan atas kebodohannya meninggalkan Viona dengan menikahi wanita pilihan ibunya. “Sepertinya dia tinggal di sekitar komplek tentara,” jelas Regan saat mengamati Viona berjalan menuju komplek perumahan mewah. Tidak berubah. Racka memang sering menurunkan Viona di sana. Wanita itu sepertinya tidak berubah sama sekali. Masih tetap cantik seperti terakhir kali mereka bertemu. “Bagaimana caranya aku bisa menemuinya?” lirih Racka berbicara kepada dirinya sendiri. “Dia sedang merintis perusahaan recording, dia mencari beberapa investor untuk menjalankannya,” jawab Regan yang sempat mencari tahu tentang Viona dalam percakapannya bersama wanita itu. Racka menatap sahabatnya, memeluk Regan dengan erat. “Sumpah, otakmu selalu encer,” seru Racka merasa bangga memiliki sahabat seperti Regan. Racka lantas memanggil sekretaris pribadinya, memintanya untuk mencari info atas daftar perusahaan recording yang akan didirikan oleh Viona. Lelaki itu memiliki cara agar bisa berkomunikasi lagi bersama dengan Viona. Apapun caranya, Racka akan berusaha semaksimal mungkin demi mendapatkan wanita yang dia cintai kembali ke pelukannya. “Dasar tidak tahu diri,” ejek Regan menatap sahabatnya dengan miris. Dia berharap semoga saja kelak kisah percintaannya dengan wanita yang akan menjadi jodohnya tidak dramatis seperti kisah cinta Racka dan Viona. Tapi, siapa yang tahu rahasia Sang Takdir? Di sisi lain, Viona nampak asing berbincang dengan salah satu investor yang akan menanamkan sahamnya pada perusahaan recording miliknya. Kini mereka makan siang di salah satu restaurant sea food terkenal di kota itu. Senyum bahagia terlukis kentara pada wajah ayu anak tunggal dari pasangan keluarga Corlyn dan Keynand. Menjadi anak yatim piatu di usia masih muda tidak menjadikan Viona patah semangat. Kasih sayang dari Vere dan Reivan kepadanya tidak pernah terbatas. Viona dan Sisil diperlakukan sama oleh pasangan itu. Keduanya mendapatkan perhatian dan juga fasilitas yang sama di tengah keluarga penuh cinta. “Terimakasih, Pak. Saya tidak akan mengecewakan Anda,” ucap Viona menjabat tangan rekannya dengan penuh kebahagiaan. Ah, betapa bahagianya Viona. Dia akan memiliki perusahaan recordingnya sendiri, mencoba meniti karirnya meskipun Viona tidak lepas tangan dari tugas perusahaan keluarganya. “Kamu sangat gigih sekali, seperti papamu,” ucap rekan bisnis Viona teringat akan mendiang ayah Viona. “Saya anggap itu pujian, Pak,” jawab Viona tersenyum bahagia. Satu pesan masuk di ponselnya membuat wanita itu mengecek benda segi empat berukuran 6,4 inch itu. Ada perusahaan percetakan yang ingin menanam saham di perusahaan recordingmu. Pesan dari tim managementnya seperti pasokan oksigen bagi Viona. Wanita tidak mampu menutupi kebahagiaannya. Viona langsung mengetik jawaban di sana. 'Langsung saja, atur pertemuan untuk tanda tangan tender.' Viona menatap ke luar restaurant, dirinya sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan keberuntungan berlipat ganda pada hari ini. Malam ini, Viona akan mengajak seluruh keluarganya makan di luar untuk merayakan kebahagiannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD