bc

Come On, Black!

book_age16+
918
FOLLOW
4.2K
READ
family
badgirl
tomboy
drama
comedy
sweet
humorous
genius
football
secrets
like
intro-logo
Blurb

Radiva Fernando Archer (21)—Gadis tanpa masa depan, tentu saja menurut banyak orang itu adalah gadis yang menyukai kata tongkrongan, merokok bahkan menjadi ketua geng motor ternyata memiliki bakat terpendamnya. Namun karena pekerjaannya yang hanya tidur, keluar malam, makan dan hura-hura sejak di DO dari kampusnya, membuat bakatnya sebagai penulis semakin tersembunyi.

Sampai satu hari, Radiva mendapat tawaran yang sangat menggiurkan dari salah satu perusahaan penerbit. Yang harus Radiva lakukan hanya membuat sebuah cerita dengan genre romantis. Yang sayangnya bukan hal yang Radiva kuasai. Sampai ia menemukan sosok Dandi Chikal Januar (22). Lelaki yang Radiva jadikan sebagai bahan dari novelnya dengan permintaanya yang terang-terangan pada lelaki itu.

Namun bukannya merasa bersyukur setelah 2 bulan menjadikan Dandi bahannya, Radiva malah melunjak dan meminta lelaki itu menjadi suaminya!

“Gimana kalau sekalian nikah aja?”

“Gila!”

chap-preview
Free preview
Prolog
Siapa yang tidak mengenal novel terbaru buatan HITAMANA. Novel yang akhir-akhir ini— Pip. Gadis dengan rambut hitam yang digelung menjadi satu itu menghela napas. Tangannya terangkat guna mengusap wajahnya sekali sebelum akhirnya menutup mata karena merasa lelah. Baru akan menenangkan kepalanya yang terasa akan meledak saat itu juga, gadis itu merasakan sofa yang ia duduki berguncang. Membuatnya mendengkus dan menolehkan kepala ke arah samping. Ada kembarannya yang kini tengah tersenyum seraya memperlihatkan sebuah novel. Membuat gadis yang tengah dilanda kefrustasian itu berdecih acuh. “Mau pamer lo?” Tanyanya yang tentu saja diangguki oleh kembarannya. Membuat gadis dengan nama lengkap Radiva Fernado Archer itu membuang wajah ke samping. “Gitu banget responnya! Ini gua dapet dari perjuangan nunggu PO semaleman tahu, gak?!” Radiva tidak mendengarkan ocehan kembarannya dan memilih mengecek ponselnya yang terus bergetar karena banyak sekali pesanan yang terus berdatangan. Seakan dirinya adalah artis paling terkenal yang dibutuhkan karena ke-viralannya. “Hape lo berisik banget, dah. Ada chat dari siapa?” “Hamil buat jiwa kekepoan lu meningkat?” Tanya Radiva sarkas. Gadis itu menatap wajah kembarannya dengan tampang kesal. Membuat wanita yang kini tengah hamil muda itu mendengkus seraya mencebik. Membuang wajah ke samping, Kakak Radiva yang tak lain dan tak bukan adalah Raline itu mengusap pipinya yang basah. Hal yang sangat Radiva benci. Kenapa orang hamil sensitive sekali, sih? Apa tidak bisa seperti biasanya saja? Radiva jadi merasa jijik daripada kasihan. “Lo jangan nangis, dong. Kesel gua liatnya,” jawab Radiva jujur. Gadis itu seakan tidak peduli dengan apa yang Raline rasakan saat ini. “Jangan sampe lo ngadu sama suami lo, ya! Kalau lo ngadu, gua usir lo dari apartemen!” “Lo kok sekarang jahat?” Tanya Raline dengan wajah yang berubah sangat menggemaskan. Wajah bulatnya karena kehamilan itu mebuat siapapun jelas akan luluh. Namun sayangnya itu tidak berpengaruh pada Radiva. Gadis 21 tahun itu malah menunjukkan raut jijiknya seraya menjauhkan wajah. Membuat Raline benar-benar menangis. “Lo pasti mikir kalau gua baperan, kan? Pasti mikirnya gua jelek, kan? Makanya lo gitu?” Kalau iya, Raline bakal tambah kejer gak ya? “Udahlah. Lo ngapain sih ke sini? Cuman mau numpang open PO novel doang, kan?” “Iyalah! Kan di sini wifinya cepet banget. Yang gua langsung ke accept tau! Padahal biasanya kalau novel yang laris suka gak kebagian. Kalau sekarang langsung dapet, tau!” Bangga Raline seraya memeluk novel berwarna hitam dengan judul COME ON, BLACK!. Matanya terlihat bahagia. Membuat Radiva mendengkus geli. Jelas saja wanita itu bisa mendapatkannya, orang penulisnya saja ada di sebelah. “Seseneng itu cuman karena lo bisa PO novel?” “Iyalah! Tapi anehnya, kok novelnya udah langsung nyampe sehari, ya? Biasanya kan nyampenya seminggu abis PO. Ini langsung dikirim,” ujar Raline bingung. Radiva spontan berdehem seraya menelan salivanya susah. “Ekhem, mungkin karena deket sini kali penerbitannya. Tapi lo gak buat status, kan?” Tanya Radiva waspada. “Nggak,” jawab Raline polos. “Soalnya kata penulisnya jangan dulu buat status. Takut nanti yang lain iri. Mungkin karena kasian kali ya, gua lagi hamil?” Radiva mengangguk semangat. “Iya! Kayanya dia tahu lo lagi hamil makanya dia kasian.” “Tapi kenapa dia bisa tahu gua hamil?” Radiva gagap. Ia tidak bisa menjawab lagi. Seakan dibuat skak matt. “Atau dia follow IG gua terus liatin story gua, ya? Makanya dia tahu?” Dih, merasa famous sekali Anda. Orang gua penulisnya. Gabut banget orangnya liat story lo, batin Radiva merasa jengah dengan apa yang Raline pikirkan. Namun tak urung bernapas lega karena wanita muda itu tidak menyadari tentangnya. “Lo kapan dijemput sama Rey, sih? Gua mau berangkat nih!” “Mau kumpul motor lagi, ya?” Tebak Raline seraya menunjuk wajah Radiva dengan jari telunjuknya. “Gak usah pake jari bisa, gak?” Raline mendengkus. Ia bersedekap d**a melihat adik kembarnya yang kini tengah menatap ke arah lain dengan tatapan tajamnya. Bola mata birunya itu sangat kentara untuk terlihat kasar. Belum lagi halis tebal yang sudah persis seperti ulat bulu semakin membuat Radiva terlihat sangat galak. Radiva memang terlihat menyeramkan jika sedang diam. “Lo gak kasian sama Bunda? Div, Bunda sama Abang udah sering larang—“ “Kalau gua bisa sebahagia lo, gak akan gua nyari tempat istirahat di luar! Mending lo masuk kamar. Gua bakal telepon Rey buat jemput lo,” ucap Radiva malas. “Kalau emang lo gak mau buat Bunda khawatir, seenggaknya lo kasih kabar sama—“ “Lo diem di kamar apa pulang?!” Tanya Radiva dengan nada dinginnya. Raline menghela napas dan menunduk. Wanita itu mengusap perutnya sekali sebelum akhirnya bangkit dan pergi ke kamar. “Nak, jangan kaya Tante kamu, ya. Darah tinggi Mama kalau kamu kaya dia. Amit-amit!” Gumam Raline seraya menatap Radiva kesal. Sementara di sofa Radiva hanya bisa menghela napas dan mengedikkan bahunya acuh. Ya, semoga saja tidak ada yang bernasib sama dengannya. Setidaknya masa kecil anak Raline tidak boleh merasakan apa yang dirasakannya. “Gua berangkat! Udah gua chat suami lo. Jangan ke mana-mana kalau Rey belum ke sini!” Teriak Radiva setelah mendengar suara pintu yang ditutup dengan sangat keras. “Bodo amat!” Teriak Raline dari dalam kamar. Membuat Radiva mau tak mau tertawa mendengarnya. “Awas ada yang nge-bel nanti!” “Jangan nakutin!” Tawa Radiva semakin keras. “Gua pulang ke rumah malam ini.” BRRMM. “Tumben lo pake mobil? Mana si jago?” “Ada. Pesenin gua mie ayam, dong Cad. Laper gua.” “Siap, Ibu BOS!” Radiva membuka jaket kebanggannya sebelum duduk lesehan bersama dengan teman-temannya. Gadis itu menarik sebuah asbak di dekat Mocin—teman perempuannya yang tengah bermain game online di ponsel. “Lo tumben ke sini. Emang kembaran lo udah balik?” Tanya Uya. Lelaki dengan rambut cepak yang diberi warna cokelat itu menatap Radiva dengan tatapan heran. “Udah gede. Punya suami juga. Kenapa harus gua yang urus?” Jawab Radiva sarkas. Gadis itu lalu mengeluarkan sebuah rokok dari kantung celana trainingnya. Rokok berwarna putih dengan ukuran kecil itu lalu ia bakar dengan pematik yang diberikan Uya. Menghisap dalam-dalam asap rokok yang ada di mulutnya, Radiva melihat sekeliling yang tampak ramai. “Udah mulai banyak yang datang. Kayanya cara Mocin narik pelanggan lewat IGnya berhasil.” Radiva mengangguk. Wanita itu mengeluarkan asap dari bibir dan hidungnya. Rasanya semua bebannya menghilang bersamaan dengan kepulan asap yang keluar. “Iyalah! Selebgram kaya gua masa gak bisa narik pelanggan,” sombong Mocin seraya mengibaskan rambut panjangnya. Radiva mendengkus mendengarnya. Ia memang berterima kasih pada Mocin. Karena dengan usaha gadis itu, usaha dagang kecil-kecilan Radiva yang bekerja sama dengan pedagang jalanan berjalan lancar. Belum lagi sekarang terlihat sangat ramai dari biasanya. Rasa syukur tak henti Radiva panjatkan pada yang Maha Kuasa. “Tapi, Div. Kemarin ada pelanggan yang ganteng banget! Motornya juga asik.” Radiva mengangkat halisnya menatap Mocin. “Siapa?” “Gak tahu namanya. Tapi ganteng parah sih, asli!” Puji Mocin seraya mengangkat tinggi ponselnya yang tengah menampilkan game online. Double kill! “Mati tuh game, lo,” ujar Radiva seraya menunjuk ponsel Mocin dengan rokoknya. Mocin yang mendengar itu langsung berteriak heboh seraya menatap kesal pada Radiva yang tidak dianggap sama sekali oleh Radiva. “Ganteng sih, tapi kaya orang mau ngelayat. Pake baju item-item. Dikira ada yang mati di sini,” celetuk Viza sinis. Lelaki dengan rambut panjangnya itu menatap geli pada Mocin yang kini mendelik tak terima karena lelaki yang baru saja disebut oleh Mocin dihina begitu saja. “Apa sih, Za! Gak bisa banget liat orang bahagia!” gerutu Mocin tidak terima. Viza tertawa. Lelaki itu hanya bisa menyugar rambut panjangnya ke belakang seraya mengejek Mocin lebih kuat. “Div, datang lagi orangnya!” Pekik Mocin bahagia seraya menunjuk pada lelaki yang baru saja turun dari motor vespa berwarna hitam. Mocin memegang dadanya dramatis. Membuat Viza diam-diam berdecih kesal karena perhatian Mocin kembai terfokus pada pelanggan yang tidak ada bagus-bagusnya sama sekali menurut Viza. Uya yang sadar jika Viza menunjukkan sikap tidak biasanya hanya bisa menahan tawa. “Dia?” Tanya Radiva seraya menunjuk lelaki yang kini tengah masuk ke dalam restoran ala-ala Radiva. Mocin mengangguk. “Tuh, dia ke tempat mie ayam. Lo juga mesen mie ayam kan? Udah sana deketin. Siapa tahu bisa menguntungkan buat lo,” goda Mocin seraya menyenggol lengan Radiva dengan ponselnya. Radiva mendengkus geli. Menguntungkan untuk apa? Ting. Focus Radiva terpecah karena suara ponselnya. Ia melihat benda persegi panjang itu sebelum akhirnya mendelik kecil. “Menguntungkan, ya?” Senyum miring Radiva muncul. Baiklah, apa lelaki ini memang menguntungkan baginya? Mematikan rokok yang ia hisap, gadis 21 tahun itu lalu bangkit dari duduknya. Meninggalkan ponselnya di atas meja. Editor Geri Jangan lupa buat bikin sinop romance! Saya tunggu sampai besok malam.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook