bc

perjalanan hidup Safira

book_age18+
26
FOLLOW
1K
READ
HE
forced
tragedy
small town
like
intro-logo
Blurb

Saat usia 16 tahun Egoisnya hidup merenggut dunia bermainku ,awalnya aku berpikir saat lulus SMP semuanya akan berubah .aku tidak lagi terbelenggung di dalam pekerjaan – pekerjaan yang sangat menyiksaku.tapi ternyata aku salah,meski aku sudah duduk di bangku kelas satu SMK semuanya tidak ada yang berubah.bekerja dan belajar adalah dua hal yang sangat melelahkan.waktu ku yang habis untuk bekerja membuat ku kehilangan kesempatan untuk bermain dengan teman – teman sebaya ku,semua itu ahirnya membuat ku bertingkah laku dan berpikir lebih tua dari usia ku.Aku tumbuh menjadi pribadi yang kaku dan sulit untuk bergaul.Aku tidak punya teman akrab,di sekolah aku hanya berteman dengan diri ku sendiri sementara di rumah aku hanya berteman dengan tugas – tugas wajib ku yaitu bekerja.namun bagi ku sesulit apapun keadaan itu aku harus mampu bertahan. Walau pun di tengah malam yang sunyi. Aku terbangun dan tinggalkan indahnya mimpi. Rasa dingin yang menembus kulit sampai ke hati. Aku tidak peduli,hanya demi nyataanya mimpi Dentuman suara air beradu dengan ember hitam. memecah kesunyian malam. di saat seluruh alam. seakan kaku membisu dalam diam. aku tidak peduli betapa lelahnya tubuh ku ini. aku tak peduli betapa dinginnya malam ini . namun di sini,aku punya harapan . meski bekerja hanya untuk sesuap nasi dan selembar uang lima ribuan. aku telah berjanji pada diri ku sendiri. akan ku hadapi batas nyata dan mimpi. di tengah topan hidup yang menderu. di tengah padang hidup yang gersang. biarlah ku hidup untuk menunggu. walau sore tinggalkan siang. dalam hidupku yang gamang.

chap-preview
Free preview
1.rutinitas setiap hari nya
Jam baru saja menunjuk kan pukul 03.00 dini hari , saat aku terbangun dari tidur ku . Udara malam terasa menembus tulang ku . Masih seperti biasa, aku harus mulai mengerjakan pekerjaan ku . Saat seisi rumah masih bersembunyi di balik selimut mereka . Dengan malas ku hampiri sumur yang berada di dekat dapur , ku ambil tali timba yang bergelantungan . Lalu aku pun mulai menimba air mengisi bak mandi yang berukuran 4x5 meter untuk keperluan seisi rumah nanti . Untuk ukuran bak mandi sebesar itu , butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan nya . Namun karena pekerjaan itu sudah biasa ku lakukan maka dalam waktu setengah jam saja bak mandi itu sudah terisi penuh . Aku menghela nafas lega , namun pekerjaan ku belum selesai sampai di situ saja . Masih mengantri deretan - deretan pekerjaan yang menunggu untuk ku selesaikan sebelum azan subuh berkumandang . Setelah selesai mengisi bak mandi , saat nya aku untuk membersih kan kulit sapi yang sudah di rendam sejak tadi malam untuk menghilang kan rasa tawas nya . Setelah selesai ku cuci dan rasa tawas nya pun sudah hilang , baru lah ku masuk kan ke dalam karung yang sudah di sediakan .setelah urusan kulit sapi selesai , kini pekerjaan ku beralih ke sagu dari pohon aren yang sudah di buat kan makanan kalau dalam bahasa daerah ku di sebut pencok . Walaupun tidak perlu di rendam dan bersih kan seperti kulit sapi tapi pekerjaan ini lebih rumit . Aku harus memasuk kan nya ke dalam kantong - kantong plastik kecil dengan hitungan 25 biji per kantong nya . Hitungan nya tidak boleh kurang ataupun lebih . Dengan menahan rasa kantuk , semua itu harus ku laku kan seorang diri di balik selimut udara pagi yang begitu dingin . 20 menit kemudian , di hadapan ku sudah menumpuk kurang lebih 120 bungkus . " hemmm masih banyak yang belum di bungkus " pikir ku . Sememtara jam sudah menunjuk kan pukul 03.55 WIB . Sebentar lagi azan subuh akan berkumandang itu arti nya aku harus menggunakan tenaga extra untuk memyelesaikan pekerjaan ku tepat pada waktu nya . Ahir nya sekitar 15 menit , semua nya sudah habis terbungkus . Setelah itu aku pun beralih ke tugas selanjut nya yaitu menghangat kan santan kelapa yang sudah di beri bumbu untuk menjadi campuran kulit sapi dan sagu tersebut . Setelah mendidih baru ku turun kan dan ku masuk kan ke dalam panci yang akan di gunakan untuk membawa nya ke pasar . Jam 04.39 WIB , azan subuh pun sayup - sayup terdengar dari puncak menara masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah ku . Aku bergegas kek kamar mandi, ku guyur tubuh penat penuh keringat ku dengan air dingin . "BYUUURRR.........." air dingin mulai membasahi seluruh tubuh ku . Setidak nya itu mampu menghilangkan rasa capek yang menjalar di seluruh tubuh ku . Ku biar kan busa sabun mandi yang ku gunakan melenggak lenggok di tubuh ku . Dengan pikiran yang mengawan kembali ku guyur tubuh ku dengan air berkali - kali . Rasa dingun air air pun kembali terasa namun kali ini lebih dingin sangat dingin , sedingin alam perasaan ku . Selesai mandi ku ambil air wudhuk , saat itu lah satu persatu penghuni rumah mulai terbangun . Semua lampu pun sudah di nyalakan , suara - suara pun sudah mulai terdengar ribut saat aku menggelar sajadah usang ku di lantai yang hanya di lapisi oleh kasur lantai yang tipis . Sesaat kemudian aku pun mulai menunaikan solat subuh , ku bersimpuh di hadapan sang maha pencipta menangis dalam sujud ku . Selesai solat tidak lupa ku panjat kan do'a untuk ke dua orang tua ku. Setelah itu ku lipat sajadah usang ku , lalu dengan tetap menggunakan kain solat ku baring kan tubuh ku sambil membaca buku pelajaran yang akan ku pelajari pagi ini . Pukul 05.30 , nenek ku yang bertugas menjual kulit sapi dan sagu yang ku kerjakan semalam pun sudah siap dengan seragam dinas nya . Sebuah kebaya zaman dulu dan sarung panjang motif batik yang sudah agak sedikit bumar di kenakan nya . Karena letak rumah ku di tengah - tengah sawah dengan jalan setapak yang licin dan gelap serta sedikit jauh dari jalan raya , maka untuk membawa barang dagangan nya keluar ke jalan raya harus dengan cara di usung . Dan itu lagi - lagi menjadi tugas wajib ku . Aku harus menempuh jarak sekitar 100 meter lebih sambil mengusung susunan bak dan karung yang berisi kulit sapi dan sagu , sementara sebelah tangan ku harus menenteng panci berisi cairan ragi . Berat beban di kepala serta tangan terkadang membuat ku sulit untuk berjalan . Kalau jumlah nya terlalu banyak , aku pun terpaksa bolak - balik dua kali . Karena melihat kondisi nenek ku yang sudah tua dengan badan yang agak sedikit membungkuk , rasa nya tidak mungkin bagi nya untuk membantu ku . Setelah sampai di jalan raya , aku pun meletak kan semua barang dagangan nenek ku di tempat yang biasa dia menunggu angkutan umum. Lalu sebelum aku pulang , nenenek ku pun menyerah kan selembar uang lima ribuan ke pada ku . Ku langkah kan kaki ku menyusuri jalan - jalan penuh krikil . Uang lima ribuan yang di berikan nenek ku masih tergenggam di tangan ku . Seperti jalan yang ku lalui , aku merasa melihat masa depan ku penuh krikil dan tampak suram . Begitulah kegiatan ku setiap hari nya , semua itu berawal ketika keras dan kejam nya hidup membuat ibu ku harus meninggal kan kami anak - anak nya . Untuk merantau menjadi TKW ke malaysia . Saat itu usi ku masih 14 tahun . Masih terlukis jelas di ingatan ku . Pagi yang indah di bawah kolong langit biru . Perpisahan yang begitu pilu. Menjadi hiasan pagi yang kelabu . Angin yang berdesir menjadi saksi bisu . Sejuta cinta dan cerita begitu saja berlalu . Meninggal kan ku dalam kehampaan sepanjang waktu . Saat itu tanggal 23 februari beberapa tahun yang lalu . Itu lah saat ibu ku pergi . Ku tatap lambaian tangan nya hingga hilang dari pandangan kami . Kepergian nya tanpa kata perpisahan . Hanya meninggal kan seulas senyuman . Sejak saat itu lah , untuk memenuhi kebutuhan ku sehari - hari aku memutus kan untuk tinggal bersama nenek sementara kakak dan adik ku tinggal di rumah kami yang tidak jauh dari rumah nenek . Sedang kan adik ku yang paling kecil , saat itu masih berusia 5 tahun karena di nilai masih membutuh kan kasih sayang seorang ibu terpaksa dia tinggal bersama bibik ku . Mulai dari hari itu , aku berubah menjadi anak paling sibuk dengan sederet jadwal pekerjaan mulai dari sebelum sekolah sampai sepulang sekolah . Semua itu terasa sangat melelah kan. Saat usia ku 16 tahun , aku lulus dari SMP dengan nilai yang membanggakan . Sebagai juara umum tentu saja menjadi kebanggaan yang tidak terhingga untuk ku . Mengingat waktu ku untuk belajar sangat kurang karena habis untuk bekerja . Yang pastinya aku mendapat kan semua itu dengan kerja keras , belajar sambil bekerja itu adalah hal yang biasa aku kerjakan . Tidak heran kalau dari kelas satu sampai lulus SMP aku tidak pernah bergeser dari peringkat satu . Dan semua itu merupakan anugrah dari ALLAH SWT yanga sangat ku syukuri . Meski kadang aku sedih karena tidak bisa menikmati masa - masa SMP ku seperti orang lain yang belajar sambil bermain . Egois nya hidup merenggut dunia bermain ku . Awal nya aku berpikir setelah lulus SMP semua nya akan berubah , aku tidak lagi terbelenggung dalam pekerjaan - pekerjaan yang sangat menyiksa ku . Tapi ternyata aku salah , meski aku sudah duduk di bangku kelas satu SMK semua nya tidak ada yang berubah . Bekerja dan belajar adalah dua hal yang sangat melelah kan . Waktu yang habis untuk bekerja membuat ku kehilangan kesempatan untuk bermain dengan teman - teman sebaya ku , semua itu ahir nya membuat ku bertingkah laku dan berpikir lebih tua dari usia ku . Aku tumbuh menjadi pribadi yang kaku dan sulit untuk bergaul . Aku tidak punya teman akrab , di sekolah aku hanya berteman dengan diri ku sendiri sementara di rumah aku hanya berteman dengan tugas - tugas wajib ku yaitu bekerja . Namun bagi ku sesulit apapun hidup aku harus bisa untuk bertahan . Walaupun di tengah malam yang sunyi . Aku terbangun dan tinggal kan indah nya mimpi . Rasa dingin yang menembus kulit sampai ke hati . Aku tidak perduli hanya demi nyatanya mimpi . Dentuman suara air yang beradu dengan ember hitam . Memecah kesunyian malam . Di saat seluruh alam . Seakan kaku membisu dalam diam . Aku tidak perduli betapa lelah nya tubuh ku ini . Aku tak perduli betapa dingin nya malam ini . Namun di sini aku punya harapan . Meski bekerja hanya untuk sesuap nasi dan selembar uang lima ribuan . Aku telah berjanji pada diri ku sendiri . Kan ku hadapi batas nyata dan mimpi . Di tengah topan hidup yang menderu . Di tengah padang hidup yang gersang . Biar lah ku hidup untuk menunggu . Walau sore tinggal kan siang . Dalam hidup ku yang gamang .

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Revenge

read
35.4K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook