cara menghindari mantan ala Raya

1036 Words
"Emm.. soal Reinal gue bakal pikirin nanti." jawab Raya. Ia juga bingung sendiri caranya untuk putus dengan Reinal. pagi ini ia sengaja janjian dengan Reinal ditaman dekat sekolah, Raya bergaya tak seperti biasanya. Ia sengaja menggunakan baju latihan taekwondonya lengkap dengan sabuk hitam, ia yakin Reinal akan merasa terintimidasi dengan tampilannya kini. Reinal yang baru saja datang merasa kebingungan dengan tampilan Raya dan keadaan sekitar yang banyak anak laki-laki yang bergelimpangan dengan wajah yang babak belur. bahkan satu anak terlihat sedang dijambak rambutnya oleh Raya. "Lo lihatkan Rei, gue kalau lagi marah suka galak" ucap Raya angkuh. terlihat Reinal yang berusaha menenggak salivanya dengan kasar. 'Gimana kalo nanti gue yang jadi begitu..' pikir Reinal dalam hati. dengan senyum yang dipaksakan Reinal pamit pergi dari hadapan Raya. "Ray.. kayak engghh... gue gak bisa jalan-jalan deh hari ini sama lo, tapi, tapi.. ini sama sekali bukan salah lo kok. gue tiba tiba ada urusan kayaknya kucing tetangga lahiran. gue kudu bantu.. gak papa kan Ray" jelas Reinal takut-takut. bisa dipastikan laki-laki itu tak akan lagi berani muncul dihadapan Raya. "Eemmmmghh.." dengus Raya sebagai jawaban, matanya memincing tepat kearah Reinal, ia kadi terlihat sangat seram. setelah mendapat persetujuan pergi Reinal langsung lari terbirit-b***t disusul datangnya Okta.. "Hahahhaahhaaa.... gilak sumpah gilak ide lo Ray" bangga Okta keteman satunya ini, entah ide dari mana namun Rayalah dibalik semuanya. Ia merencanakan untuk menakut-nakuti Reinal dengan kekuatan, ia bahkan rela membayar anak laki-laki sebagai modelnya. tentu saja babak belur itu hanya make up yang dibantu oleh kak Meysa. sebenarnya kak Mesya tak setuju, tapi setelah mendengar cerita Raya. iapun akhirnya luluh. "Udahan syutingnya.. ini gue bayar kalian" ucap Raya sambil memberikan selembar uang 50 ribu kesetiap anak. 'Uang jajan gue selama seminggu..hikss hikss' ucap Raya dalam hati. Flashback.. 'Gue kudu singkirin Reinal segera dari hidup gue, tapi gimanayah caranya' pikir Raya ia nampak serius mencari cara, dahinya bahkan berkerut. matanya menyipit untuk berfikir. tiba tiba saja ia melihat genk Melissa yang sedang sibuk berdandan. "Duh.. bibir lo menor banget si Jeng.. lo kayak abis ditonjok deh kalo bibir lo warnanya begitu.. hahahaa..." seloroh Chelsea ke Ajeng. entah mengapa Raya justru merasa mendapat ide dari perkataan Chelsea. 'ahk.. babak belur.. sabuk hitam .. yes. Makasihya Chel' gumam Raya dalam hati. sesampainya dirumah.. "Kak.. kay Mesya mauyah bantu aku buat dandanin temen aku, ala-ala babak belur gitu." rengek Raya. "Buat apa de.. kok ala babak belur?" "Gini kak. Jadi aku tuh terpaksa. Ini terpaksayah kak. Aku jadian sama cowok namanya Reinal. tapi aku gak suka, dia orangnya kasar. Aku mau buat dia lari dari hadapan aku. aku punya caranya. tapi aku butuh bantuan kakak. mauyah kak?" mohon Raya, ia sebenarnya takut karena ketahuan pacaran. "Loh.. bukannya kemarin kamu bilangnya gak mau pacaran?" benar saja, bahkan sekarang Mesya merasa curiga dan sedikit marah karena adiknya ini ketahuan pacaran. "Aduh kak.. itu bahasnya nanti ajah deh. sekarang mauyah buat dia pergi dari hidup aku. Please kak" ucap Raya memelas, ia menyatukan kedua tangannya memohon. "Kenapa gak ngomongin baik-baik saja. awali baik akhiri dengan baik dong." "aku maunya malah gak pernah mulai kakak, tapi ini udah terlanjur.. terus dia orangnya emosian gitu yang ada kalau aku putusin cara baik-baik dia bakalan gak terima. Jadi aku harus susun rencana lain kak" terang Raya. "Hemmm... baik kalau gitu kakak akan bantu kamu." Flashback off Karena hal itulah Raya melakukan acting dengan beberapa anak laki-laki. ----- seminggu kemudian Raya mendapatkan berita bahagia, yah.. kak Mesya diketahui sudah hamil.tidak hanya Athalla, dan kak Mesya yang bahagia. tetapi Raya juga ayah sangat senang bisa menyambut anggota keluarga baru. "Jadi cewek apa cowok nih kak?" tanya Raya antusias. "Hehehe..yah belum ketauan dek. hamil berapa bulan ajah kakak gak tahu" kekeh Meysa mendengarkan pertanyaan polos Raya. "tau nih si Raya, lagi kalau cewek kenapa? Kalau cowok kenapa ?" Ledek Athalla. "Kalau cewek harus secantik aku dong, kalau cowok segagah ayah" jawab Raya bangga. "Lah.. kok gak ada yang mirip kakak? lagi juga katanya kamu gak suka cantik, terus ngapain suruh dedeknya secantik kamu" timpal Athalla yang memang suka mengejek sang adik. "ya nantikan aku bisa ajarin taekwondo ke dedeknya. biar kalau ada yang bully dia pada takut" kilah Raya. "Besok kakak mau cek up ke dokter, Raya mau ikut" pinta kak Mesya yang disambut dengan tepuk tangan riang dari Raya.. "Mau kak.. mau asik. Liat dedek bayi." Ucapnya sambil berlari kearah kamar kegirangan. --- pagi-pagi sekali Raya sudah bangun, ia bahkan sudah tampil cantik." "Ayok kak" ajak Raya sambil mengalungkan tangannya kelengan kak Mesya. "Tunggu kak Athalla dulu Ray," pinta Kak Mesya. "Udah kak gak usah tinggal ajah yuk" Raya sudah sangat tak sabaran ingin kerumah sakit. "Siapa yang mau ditinggal?" tanya Athalla yang sudah duduk dibangku kemudi mobil. "Emang kamu ajah dek yang gak sabaran" ucap Athalla tak mau kalah, sementara Mesya hanya bisa tersenyum mendapat perhatian dari kedua kakak beradik ini. sesampainya dirumah sakit ibu dan anak mereka langsung ketempat pemeriksaan rutin, kehamilan Mesya diketahui baru jalan 6 minggu. Mereka bahkan mencetak hasil usg tadi. terlihat Athalla dan Raya saling berebut hasil USG. "Siniin dek.." desak Athalla mencoba menarik foto USG. "Iihkk.. kakak peluk ajah kak Mesya, ini nya buat aku" jawab Raya sambil berlari. tiba-tiba saja dduugghh...."aww..." pekik Raya kesakitan. Ia baru saja menabrak seorang laki-laki, dan sekarang foto hasil USG Mesya jatuh ketangannya. "Siniin itu punya aku" pinta Raya ke laki-laki yang baru saja ia tabrak. "Emm.. 6 minggu" gumam laki-laki tersebut saat melihat hasil USG. "Kok tahu sih?" pekik Raya langsung mendekat, pemuda itu tampak tersenyum miring melihat Raya. "Yusuf" ucapnya sambil menjulurkan tangan, Raya awalnya tak ingin membalas namun ia merasa tak enak jika harus judes dengan orang yang baru ia kenal. "Raya.." balasnya datar. "Ini punyamu?" Kembali Yusuf bertanya, alis sebelahnya terangkat tak percaya jika Raya sedang hamil. "Bukan. Itu punya kakakku" sinis Raya. "syukurlah itu artinya aku masih punya kesempatan mendekatimu" seringainya berusaha menggoda Raya. "Jika kau ingin foto ini kembali, maka besok temui aku ditaman ujung jalan sana" titah Yusuf sambil menunjuk taman yang berada diseberang jalan. Kemudian ia pergi meninggalkan Raya yang masih mencoba melihat taman yang dimaksud. "Eh..tunggu.. yah.. kok pergi sih!" Kesal Raya setelah melihat Yusuf pergi membawa hasil USG pertama kak Mesya. 'aku harus dapatin lagi gimanapun caranya' nekat Raya dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD