love after marriage

1033 Words
"Aku yakin kok mba, suatu saat Yusuf akan sadar ketulusan hati mba" ucap Raya sambil mengelus lembut punggung Rani. "Aku tahu Ray, ia hanya belum siap menerima kenyataan dijodohkan lalu ssbentar lagi punya anak, sebenarnya akupun belum terlalu mengenal Yusuf lama. aku hanya mengetahuinya dari pamanku yang menjodohkan aku" "Terus kenapa sampai harus test DNA segala Rani?" sebenarnya dari tadi Raya bingung, jika cuma belum siap punya anak tak perlukan sampai test DNA. terlihat Rani yang tersenyum dengan pertanyaan Raya, dilihatnya Raya yang tidak terlihat sama sekali ragu bertanya hal pribadi. yah.. Raya memang selalu tanpa sungkan bertanya apabila hal itu mengganggu fikirannya. "aku dijodohkan pamanku dengan Yusuf karena pernikahanku yang gagal. aku hampir saja jadi pelakor Raya, jika saja malam itu aku tak mengetahui kalau calon suamiku laki laki berisitri mungkin semua tak akan seperti ini. malam itu juga aku memutuskan hubunganku dengan dia, tak peduli dengan persiapan pernikahan yang tinggal ijab sah saja. aku yang sedih mengurung diri dirumah sodaraku diBandung seorang diri tanpa ada yang tahu. tapi orangtuaku mengira aku lari dengan mantan calon suamiku. karena malu mereka meminta pamanku mencarikan aku jodoh. dan Yusuflah jodohku. Yusuf mengira aku sudah melakukan hubungan intim dengan mantan calon suamiku, tapi sungguh Raya hanya Yusuf laki laki yang sudah menyentuhku. aku sudah menjelaskan padanya, malam pertama ia menyentuhku, aku masih perawan. tapi sayang Yusuf laki-laki kolot yang menganggap malam pertama harus keluar bercak darah. padahal semua itu sudah dijelaskan ilmu kedokteran jika ada beberapa wanita yang tak mengalaminya namun bukan berarti mereka tak lagi virgin. dan kehamilanku yang begitu cepatpun ia merasa curiga. seharusnya Yusuf lebih banyak belajar sebelum ia mencurigaiku. Kehamilan itu ditentukan saat terakhir menstruasi bukan saat kapan pertama berhubungan badan. Iyahkan Raya?" Jelas Rani panjang lebar. Raya hanya bisa menganga lebar, matanya menerjap-nerjap. karena jujur iapun baru tahu dari penjelasan Rani. "dan saat aku mencari mantan calon suamiku untuk meminta bantuannya menjelaskan aku yang sama sekali tak pernah kabur dengan dia, Yusuf melihatku. Ia cemburu dan marah, sejak itu Yusuf tak lagi percaya padaku. setiap hari kami selalu bertengkar. stress membuat kandunganku dalam masalah. Karena itu aku rutin periksa kedokter. tapi aku sama sekali tak menyesal Raya menikah dengan Yusuf. Ia laki laki yang baik, dan aku mencintainya. aku selalu berharap Allah membukakan mata hatinya dan melihat anak yang aku kandung ini adalah anaknya. aku percaya suatu hari aku, Yusuf dan anak kita akan bahagia, sekarang mungkin ini cobaanku dalam rumah tangga, sungguh aku ikhlas Raya... hikss... hikss..." ucap Rani tanpa bisa lagi membendung kepedihannya. Rayapun ikut meneteskan air mata ia begitu kagum dengan Rani, rasa hormat, sayang dan persahabatan mengelayar didada Raya, dengan tarikan lembut Raya membawa Rani dalam pelukkannya menenangkan Rani yang masih terisak. saat Raya membuka mata ia melihat Yusuf yang juga sudah menangis. Yusuf terlihat menempelkan jari dimulutnya, meminta Raya untuk diam melihat kehadirannya. dengan hati-hati Yusuf memegang pundak Rani, tentu saja Rani yang sejak tadi menangis jadi kaget dibuatnya. Ia menoleh demi melihat tangan siapa yang ada dipundaknya kini. "Yusuf.." gumamnya dengan wajah yang memerah khas orang baru saja menangis. Yusuf mengitar menghadap Rani, iapin berjongkok tepat dibawah wanita itu. "Maafkan aku.. maaf.. hikss.. hikksss... " pintanya, kedua tangannya menggengam erat kedua tangan Rani, sesekali ia sesegukkan dipunggung tangan Rani. "Maafkan ayah nak, tak mempercayaimu. ayah sungguh menyayangimu" ucap Yusuf kembali sambil mengelus lembut perut Rani dengan dahinya. sementara tangannya masih menggengam erat tangan Rani. "Kau tak perlu minta maaf mas, i-ini... bukan salah ka..." buru-buru Yusuf menutup mulut Rani dengan jarinya. Ia tak mau Rani kembali menyalahkan dirinya sendiri. Kini Yusuf dan Rani saling pandang dengan intens melupakan Raya yang duduk disampingnya. Raya yang canggungpun berdehem bermaksud pergi. "Ehemmm.. hemm.. maaf kayaknya gue belum cukup umur deh buat ngeliat adegan ini" goda Raya. Yusuf dan Rani sama-sama sadar dan tertawa. "Hahahha.. maafya gue udah bawa loe kecerita hidup gue. tapi makasih berkat loe semua masalah gue clear" ucap Yusuf santai, seolah dirinya tadi tak pernah menembak Raya depan istrinya sendiri. "Mba Rani, besok-besok kalau Yusuf ketahuan selingkuh lagi bilang sama aku mba, mau tak hikkksss..." ucap Raya menakuti, memperagakan orang yang sedang mencekek leher orang lain. "Kamu tenang saja Ray, kalau sampai ada hari itu. aku pastiin ia akan kehilangan junior yang didalam celananya" jawab Rani santai. "Heehh... kok kalian sama saja sih, sama-sama gak berperasaan" kesal Yusuf. Ia bahkan bergidik sendiri mendengar penuturan dua wanita didepannya. "Kalau gak mau jangan selingkuh lagi" saran Raya tegas. Ia bahkan bertolak pinggang dan sarannya mendapat dua acungan jempol dari Rani. "Pinter kamu Raya" pujinya tulus. tak lama Raya pergi meninggalkan sepasang suami istri yang masih saja heboh menjelaskan kejadian tadi, dari jauh terlihat Rani yang cemberut sedang Yusuf yang berusaha merayu. nampaknya sekarang kekuasaan berada ditangan Rani seutuhnya. Raya hanya tersenyum simpul sambil mengeleng berniat pulang. Ke esokkan harinya "Gimana Raya gebetan lo yang waktu itu? jadikan pacarannya ?" tanya Okta penasaran. Ia memang sedikit tahu tentang Yusuf dari cerita Raya. "Ya walau gak sampai jadian, dan bahkan ada adegan yang gak gue sangka-sangka tapi gue puas kok sama hasil akhirnya" jawab Raya dengan sumbringah. Ia ingat betapa dewasanya Rani, 'tunggu kenapa Raya malah mengagumi wanita ? apa ada yang salah denganku?' bathin Raya sadar akan tingkahnya kini. 'Engga.. engga.. gue cuma kagum, kagum' ia kembali meyakinkan suara hatinya. "Okta, mana cowok yang mau jadi pacar gue" ucap Raya langsung, ia tak mau berlama-lama dalam perasaan tak normal ini. "tumben loe nantangin.." jawab Okta heran. "tapi sayangnya belum ada. loe sih kejutekkan" tambah Okta kesal dengan Raya. "Ahk.. gimana sih loe. masa katanya sekertaris tapi nyelesaikan job kayak gitu ajah gak bisa" ledek Raya. tiba-tiba saja seorang murid mendekati Raya. "Ini untuk kamu" ucapnya sambil menyodorkan kotak kado nan mungil. "apa ini" bingung Raya, ia menjauhkan kepalanya untuk melihat kado didepannya tanpa mengambil lebih dulu. "Ambil saja, aku cuma disuruh nganter ini" ucap siswi tersebut dan meletakkan kado itu dimeja Raya. sementara Raya dan Okta saling pandang siapa yang sudah mengirimkan Raya kado. tanya Okta dengan kedua alisnya naik keatas namun seolah mengerti Raya hanya menjawab dengan mengangkat bahunya acuh. "Kalau gitu buka Ray" pinta Okta, Raya yang juga penasaran segera membuka kotak itu. didalamnya ada tulisan tangan. dari : pengagum Rahasiamu... secret admirer "gumam Okta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD