bc

Demi Mertua

book_age18+
1.0K
FOLLOW
6.1K
READ
drama
sweet
bxg
serious
like
intro-logo
Blurb

Walaupun pernikahan Nadira dengan Marcel Prayoga di awali dengan sebuah perjodohan, akan tetapi pernikahan mereka berjalan sangat harmonis. Layaknya pasangan suami istri yang lainnya, karena Marcel memperlakukannya dengan baik melebihi dari ekspektasinya selama ini.

Namun, semua kebahagiaan yang di rasakan oleh Nadira perlahan sirna. Saat Sabrina Falery datang menjadi orang ketiga didalam rumah tangganya. Sabrina Falery masuk kedalam rumah tangga Nadira dan Marcel, atas keinginan Ibu mertua Nadira sendiri. Dengan dalih Demi Mertua.

Cover: Lana Media

chap-preview
Free preview
Part 1
“Mama sampai kapan kita seperti ini, Ma? Nadira capek, Ma.” Seorang gadis berusia delapan belas tahun, menangis terisak memeluk seorang wanita separuh baya. Mereka kini duduk bersembunyi di dekat pos ronda. Wanita paruh baya itu, melihat kekiri dan kekanan memastikan orang yang mengejar mereka sudah pergi. Setelah meresa aman, wanita paruh baya itu menarik tangan putrinya. “Ayo sayang. Kita harus cepat, sebelum papamu menemukan keberadaan kita.” “Kita mau kemana, Ma? Nadira capek, Ma!" keluh gadis bernama Nadira tersebut. “Mama nggak tau sayang, yang terpenting sekarang adalah kita harus pergi jauh dari sini Mama takut kamu di bawa papamu.” Mereka berdua mulai berlari meninggalkan tempat tersebut. Dinginnya angin malam tidak menghentikan langkah mereka untuk terus berlari. Setengah jam berlalu, gadis remaja itu terduduk di tepi jalan. Ia kembali menangis dan memeluk lututnya. “Nadira ayo bangun, Sayang. Kamu harus kuat, Nak.” “Nadira capek, Mama. Nadira nggak sanggup lagi." Nadira mengabaikan ajakan sang ibu. Bukannya ia tidak ingin lari dan lepas dari sang ayah, hanya saja rasa kini telah menyerang kedua kakinya. Wanita paruh baya bernama Ningsih tersebut, ikut duduk di samping Nadira. “Kamu harus sabar, Nak. Kamu harus kuat Mama yakin kita bisa melewati ini bersama.” "Ma ..." Cahaya lampu mobil dari belokan jalan menyilaukan pandangan mereka sekaligus memutus ucapan Nadira. Cahaya lampu yang berasal dari sebuah truk terlihat dari ujung jalan, menuju ke arah mereka. Wanita paruh baya itu langsung berdiri, dan mencoba menghentikan truk tersebut. Berharap sang supir mau memberikan tumpangan untuk mereka berdua. Saat supir truk itu melihat ada seorang wanita melambaikan tangannya, ia pun langsung menghentikan laju truk tersebut. “Ada apa, Buk? Kenapa menghentikan truk saya?” “Bapak mau kemana, Pak?” “Saya ingin ke Jakarta, Buk." “Bolehkah saya dan anak saya menumpang di atas truk, Bapak?” “Memangnya Ibu mau kemana?” “Kemana saja, asalkan anak saya bisa jauh dari papanya," J awab Ningsih lirih. Supir truk tersebut mengernyit heran. “Anak saya akan di jual papa nya sendiri, kami mohon izinkan kami ikut, Pak. Anak saya sudah lelah berlari tanpa ada tujuan." Ningsih mengatupkan kedua tangannya di depan dadaa. Memohon agar supir truk tersebut mau memberikan mereka tumpangan. “Baiklah. Saya akan memberikan tumpangan untuk kalian.” Supir truk tersebut membukakan pintu mobilnya untuk mereka berdua.“Kenalkan nama saya Darto," ucapannya. Begitu mereka semua telah menaiki truk tersebut. “Saya Ningsih, Pak. Dan ini putri saya namanya Nadira Almaira.” Ningsih mengusap kepala Nadira, yang mulai tertidur di dalam pelukannya. Nadira Almaira. Gadis cantik berkulit putih, dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Bulu mata yang lentik, dengan bibir mungil berwarna merah muda. Akan membuat pria jatuh hati padanya dalam satu kali pandangan saja. Termasuk si Bos tua. Atasan tempat Anton bekerja. Dan Anton adalah Papa kandung dari Nadira Almaira. Kisah kelam kehidupan rumah tangga Nadira, di mulai dari perjodohan kedua orangtuanya Ningsih dan Anton. Anton, seorang anak tunggal dari seorang pengusaha batu bara. Di jodohkan oleh orang tuanya dengan Ningsih, seorang kembang desa, yang merupakan anak tunggal dari pengusaha tekstil. Perjodohan itu terjadi karena ada hutang budi di antara kedua orang tua mereka. Anton yang pemabuk, suka berjudi, dan main perempuan. Membuat orang tuanya menikahkannya dengan Ningsih. Gadis polos, penyabar dan baik hati. Membuat orang tua Anton yakin, Anton akan berubah jika menikah dengan Ningsih. Anton mulai berubah saat baru menikah dengan Ningsih. Ia berubah menjadi sosok hangat dan penyayang. Dua tahun pernikahan mereka, Nadira Almaira lahir melengkapi kebahagiaan mereka. Saat Nadira berumur empat tahun, kedua orang tua Anton meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Kecelakaan orang tuanya membuat Anton mulai menjadi Anton yang dulu. Bahkan ia tidak segan membawa wanita lain kedalam rumahnya. Pengelolaan ke keuangan perusahaan yang amburadul, Membuat perusahaan batu bara milik orang tua Anton bangkrut. Di saat Nadira berusia sepuluh tahun. Anton mulai melirik perusahaan Ningsih. Bujuk rayu dan kata maaf yang keluar dari mulut Anton, membuat Ningsih luluh juga kepadanya. Perusahaan Ningsih pun bernasib sama seperti perusahaan Anton. Saat Nadira berumur empat belas tahun harta yang mereka miliki hanya tinggal sebuah mobil. Ningsih menjual mobil tersebut, dan mencoba membuka usaha kecil-kecilan. Hidup mereka lebih layak karena usaha yang di rintis Ningsih. Nadira meminta kepada mamanya agar menceraikan Anton, papanya sendiri. Tetapi, Ningsih tetap mempertahankan Anton untuk menjadi suaminya. Karena Ningsih telah berjanji kepada kedua mertuanya untuk selalu mendampingi Anton, dan mengubah pria tersebut. Setiap hari pekerjaan Anton hanya mabuk dan judi. Saat ia kalah dalam berjudi, Ningsih akan menjadi sasaran kemarahannya. Membuat Nadira selalu memohon kepada Ningsih untuk menceraikan papanya itu. Saat Nadira berumur enam belas tahun, pikiran Anton mulai terbuka, karena penyakit mulai menggerogoti tubuhnya. Dan kini ia bekerja sebagai supir di sebuah kantor. Setiap hari Ningsih akan mengantarkan makanan ke kantor tempat Anton bekerja. Hingga waktu berlalu dengan cepat, sekarang umur Nadira menuju tujuh belas tahun. Bos Anton sangat terpesona terhadap Ningsih. Walaupun penampilannya sedikit kumal tidak menghilangkan aura kecantikan yang ia miliki. Kulit putih mulus, bulu mata lentik, dengan tubuh sintal yang sangat mempesona. Membuat lelaki tua berusia enam puluh tahun itu tidak berhenti menelan salivanya setiap ia bertemu dengan Ningsih. Hingga akhirnya, Bos tua itu memanggil Anton. Ia ingin berbicara dengan Anton secara empat mata. Boss tua itu ingin Anton menyerahkan Ningsih kepadanya, dengan mahar lima puluh juta rupiah. Anton sedikit ragu, karena ia sendiri sangat mencintai istrinya tersebut. Sehingga Anton meminta Bos tua itu menunggu selama seminggu, karena ia ingin memikirkan tawaran tersebut terlebih dahulu. Lima hari sebelum keputusan itu, Ningsih jatuh sakit. Sehingga ia tidak bisa mengantarkan makan siang kepada suaminya. Ningsih meminta Nadira untuk menggantikannya mengantarkan makan siang untuk Anton. Setiap jam makan siang tiba, Bos tua itu pasti akan datang menemui Anton hanya untuk sekedar basa basi padahal ia ingin melihat Ningsih. Tapi siang ini Ningsih tidak datang. Yang datang mengantarkan makan siang Anton, seorang gadis cantik jauh lebih muda dari padanya. Saat Nadira sampai di hadapan mereka, Anton langsung memperkenalkan putrinya tersebut kepada Bosnya. Bos tua tersebut tidak mampu mengucapkan sepatah kata apapun. Dia hanya diam mematung dengan pikiran kotor yang mulai menguasainya. Dalam sekejap ia melupakan Ningsih, dan ingin beralih kepada Nadira. Saat Nadira kembali pulang, Bos tua tersebut memanggil Anton kedalam ruangannya. “Selamat siang, Bos. Apa Bos memanggil saya?” “Silahkan duduk dulu calon mertua, jangan terlalu kaku seperti itu kepada menantu.” Bos tua tersebut tersenyum mengejek kepada Anton. Perlahan Anton masuk. dan duduk di kursi yang ada di seberang meja kerja Bos tua tersebut. Sapaan mertua padanya, cukup mengejutkan tentunya. “Saya ingin menjadi menantu kamu, Anton!” Tanpa banyak basa-basi Bos tua tersebut langsung mengutarakan keinginan nya. “Ma-maksud Anda, Bos?” “Tadi yang mengantarkan kamu makan siang, putrimu bukan?” “Iya Bos. Namanya Nadira. Dia putri tunggal saya.” “Saya akan memberikan uang lima puluh juta rupiah untukmu, sebagai mahar pernikahan saya dan Nadira.” “Tapi, Bos,” “Masih kurang? Saya akan memberikan dua puluh persen penghasilan saya kepada Nadira. Sebagai bentuk nafkah untuknya. Nadira akan tetap tinggal bersama mu. Sebab saya tidak ingin istri saya yang lainnya, mengetahui kalau saya menikah lagi. Saya akan menemui Nadira kerumah mu, jika saya sedang menginginkannya. Bagaimana?” Bos tua itu menaikkan kedua alisnya. “Baiklah saya setuju. Tapi, Pak Bos harus menunggu Nadira tamat terlebih dahulu. Pak Bos tenang saja, Nadira akan lulus dalam hitungan Minggu." “Baiklah Pak mertua. Saya menyanggupinya. Ini ada sedikit uang untuk Nadira membeli baju, besok minta Nadira untuk datang kesini. Aku sudah merindukannya.” “Baik, Pak Bos.” Anton menerima amplop coklat yang di sodorkan Bos tua kepadanya. Dari ukuran dan tebalnya amplop, bisa di pastikan isinya sangatlah banyak. Dengan wajah yang berbinar Anton meninggalkan ruangan Bos tua tersebut. Dari sana, Anton langsung izin pulang kerumah dengan alasan istrinya sedang sakit, dan harus segera di bawa kerumah sakit. Padahal, niat Anton untuk pulang adalah menghitung uang yang di berikan Bos tua. Anton sudah sangat merindukan para wanita pemuas nafsu, karena Ningsih sakit dan tidak bisa menunaikan tugasnya. Setengah jam perjalanan dengan motor bututnya, Anton sampai di rumah yang sangat sederhana. Namun, tetap terlihat bersih dan minimalis. Anton langsung memasukkan motornya kedalam halaman rumahnya itu. Setelah memarkirkan motornya dengan baik, Anton langsung mengambil amplop coklat yang tadi ia simpan di bawah jok motor. Ia langsung membawa amplop tersebut kedalam kamar. Perlahan ia buka amplop tersebut. Satu ikat uang seratus ribu, berjumlah sepuluh juta rupiah terpampang nyata di hadapannya. Anton menutup mulut, ia tidak percaya dengan apa yang ada di tangannya kini. Langsung ia menyembunyikan uang tersebut ke atas loteng kamar tidurnya.l, agar tidak ada yang menemukan uang tersebut. Sebelum meletakkan uang tersebut, Anton menyisihkan sebanyak lima lembar untuk di serahkan kepada Nadira. Seperti pesan Bos tua, Nadira harus membeli pakaian untuk datang ke kantor nya besok. “Ningsih ... Ningsih.” “Iya, Mas.” Ningsih langsung berlari menemui Anton yang sedang berada di dalam kamar. “Mas sudah pulang?” “Seperti yang kau lihat, aku sudah berada disini. Berarti aku sudah pulang.” Anton mendengus kesal kepada Ningsih. “Biasanya ....” “Jangan banyak bicara! Cepat panggil Nadira, aku tunggu kalian berdua di ruang tamu!” “Baik, Mas.” Ningsih langsung berlari kebelakang rumah untuk memanggil Nadira putrinya. “Dira, Ayo ikut Mama, Mak. Kita di panggil Papa.” Nadira, dan Ningsih berjalan beriringan menuju ke ruang tamu. Disana Anton telah menanti. Ia duduk dengan kaki yang terletak di atas meja yang ada di depannya. “Duduklah! Ada yang ingin Papa bicarakan dengan kalian berdua!” Anton menunjuk kursi yang ada di hadapannya. “Ambil ini Ningsih! Belikan anak mu pakaian yang layak dan bagus. Besok Nadira harus datang ketempat ku berkerja. Siapa tahu, saat dia lulus nanti ada lowongan pekerjaan untuknya di sana.” Anton melempar uang pecahan seratus ribu, yang tadi ia sisihkan. “Banyak sekali mas, U ...," “Jangan banyak bertanya, lakukan tugasmu. Pilih pakaian yang sesuai dengan umur Nadira. Jangan sampai kau membelikannya baju untuk ibu-ibu. Seperti yang di pakai Nadira Sekarang.” Anton menunjuk kearah Nadira dan memperhatikan gadis tersebut dari ujung kaki sampai ujung rambut. Anton tersenyum mengejek melihat pakaian yang digunakan oleh Nadira. Baju kaos lengan panjang yang longgar, dan celana panjang katun yang tidak kalah longgarnya. “Maksud ...” “Kau harus menungguku selesai berbicara Ningsih. Baru kau boleh membuka mulutmu.” Anton mengangkat telapak tangannya untuk menghentikan Ningsih berbicara. Tatapan mata Anton juga terlihat sangatlah tajam. Membuat Nadira dan Ningsih menundukkan kepalanya. “Kau harus membelikan baju yang agak seksi, seperti yang dipakai oleh artis-artis Ibu kota. Aku ingin Nadira terlihat seperti anak orang kaya. Dan satu hal lagi, ini khusus untuk kalian berdua. Begitu Nadira tamat SMA, dia akan langsung aku nikahkan. Calon suamimu itu orang kaya Dira, kau tidak perlu khawatir. Suamimu juga tidak akan melarang kau bekerja, jika nanti kau di terima di tempat Papa bekerja. Walaupun suami mu orang kaya, kau harus bisa mencari uang sendiri untuk membiayai kedua orang tuamu. Sampai disini kalian paham dengan semua ucapanku?" Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut Nadira dan Ningsih. Mereka berdua begitu sangat terkejut mendengar semua perintah dari Anton. “Kalau tidak ada yang bersuara, berarti kalian berdua setuju.” Anton langsung meninggalkan Nadira, dan Ningsih yang masih termangu menatap kepergian Anton masuk kedalam kamar. “Mama ..., Nadira belum siap untuk menikah, Mama.” Mata Nadira mulai berkaca-kaca menghadap kepada Ningsih. “Mama akan mencoba berbicara kepada papa mu nanti, Nak. Mama yakin Papa mau mengubah keputusannya.” “Keputusan yang telah aku buat tidak bisa di ganggu gugat. Dan untuk mu Ningsih, jika pakaian yang kau belikan tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, bersiaplah! Aku akan menghukummu. Bahkan, aku akan membawa Nadira pergi jauh darimu.” Anton menutup pintu rumah dengan sangat kuat. Membuat Nadira, dan Ningsih tidak mampu menahan air matanya. “Sampai kapan kita seperti ini, Ma? Nadira capek Mama!" keluh Nadira. Mengusap kasar air matanya. “Kamu harus sabar, Sayang. Kita tidak bisa meninggalkan papamu. Mama yakin suatu saat papamu pasti akan berubah, Mama jugq harus memenuhi amanat dari nenekmu, jadi kita tidak bisa pergi begitu saja.” Ningsih menghapus air mata Nadira yang tidak berhenti menetes. “Tetapi, bukan berarti Mama harus mengorbankan kebahagiaan Mama sendiri, Ma.” “Mama yakin. Suatu hari papa kamu pasti akan berubah Nadira.” “Nadira juga berharap seperti itu Mama. Nadira juga berharap, waktu itu segera tiba.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.6K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.4K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
473.9K
bc

Orang Ketiga

read
3.6M
bc

PATAH

read
514.0K
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook