Chapter 10 - ON

1629 Words
Beverly Hills-Los Angeles |California Setelah berkendara selama setengah jam, akhirnya mobil mewah yang hampir berjalan sangat mulus itu terlihat mulai memasuki sebuah rumah mewah dikawasan elite. Semua orang tentu paham, jika siapun yang memiliki bangunan diatas tanah tersebut aalah golongan orang dengan status sosial tinggi. Bahkan kata Konglomerat terlalu sederhana untuk menjabarkan kekayaan yang mereka miliki. Jacky terlalu terpesona dengan pemandangan yang dilewatinya sedari tadi. Dapat masuk kawasan yang dulu hanya ada dalam imajinasinya adalah satu hal yang sangat membahagiakan. Ditambah dengan kendaraan seharga fantastis yang dinaikinya, membuat Jacky bagai seorang ratu kerajaan. Mobil dengan interior mewah tersebut nyaris tidak bergetar ketika menikung ataupun melewati jalanan berkerikil. Berbeda jauh dengan mobil tua Jacky yang terasa semakin rusak jika dipaksa berkendara dengan kecepatan diatas 60km/jam. Bahkan tulangmu terasa ngilu jika terus berkendara tanpa istirahat. Belum lagi keadaan akinya yang dapat mengeluarkan asap ketika sedang mengalami kepanasan. "Apa kau akan terus diam didalam mobil nona?" suara bariton membuyarkan lamunan kosongnya. Baiklah Jacky,sekarang kau tampak sangat kampungan dengan wajah kasihanmu dan binar bahagia yang tak henti terpancar ketika bisa melihat deretan rumah mewah. Ia yakin pasti wajahnya merona sekarang. Tapi siapa peduli,ia tidak akan membiarkan kesempatan emas ini. Toh berhaap bisa masuk kekawasan ini hanya mimpi baginya.Apalagi bisa tinggal didalamnya. "Hem maafkan aku tuan, tapi tempat ini membuatku terpana." ujarnya jujur.Ia tidak senang berbasa-basi. Tidak ada respon dari pria dihaapanya. Orion hanya diam sambil menaikan alisnya. Kenapa gadis ini sangt polos dan jujur. Kelemahan bagi Orion. Bagaimana ia tidak tertarik dengan gadis dihadapanya jika sudah seperti ini. Kenapa Orion tidak bisa membaca pikiran gadis tersebut. Sangat sulit baginya walu hanya memfokuskan pikiranya. Dan Orion langsungemutus kontak mata mereka.Berlalu keluar dari dakam mobil. Gerakanya iikuti oleh Jacky yang tampak berlari kecil sambil terburu. Berusaha menyamakn langkh kaki Orion yang semakin masuk kedalam rumah. Ia sempat menengok kebelakang disela larinya,sekear memastikan jika ini nyata. Dan memang benar. Halaman luas terpampang nyata dengan taman bungan yang luasnya tidak diragukan lagi. Mobil mewah tadi juga masih berada ditempat terakhir ditinggalkan. Dan gerbang besar menjulang tinggi keangkasa. Ujungnya ampak seperti hendak meyentuh langit cerah yang berwarna biru laut. Dan jika kau perhatikan. Ada lambang aneh dibagian depan gerbangnya. Seperti tiga pangeran dengan menjunjung benua-benua didunia. Entahlah, Jacky juga tidak terlalu yakin dengan penglihatanya. Karena mobil tersebut melaju cepat setelah gerbang terbuka secara otomatis. Hingga saat ia kembali menegok kearah depan. Sebuah pungggung kokoh dan lebar menyambut wajah putihnya. Tentu kalian tahu kejadian apa yang akan segera terjadi. Selanjutnya dengan kecepatan penuh Jacky menambrak punggung tersebut, bahkan dengan amat keras hingga membuatnya berteriak nyaring. Lembut dan harum parfum kelas dunia menyapa ujung hidungnya ketika tanpa sengaja menyentuh secara kasar kemeja satin berwarna putih gading tersebut. "Awww!" teriaknya sebelum jatuh terduduk diatas lantai marmer yang tampak mengkilap. Kini Jacky menyentuh ujung pantatnya yang mendarat secara bebas .Bahkan kau bisa mendengar tulangmu saling beradu. Kau sudah dewasa tapi tingkahmu sangatlah konyol Jacquellin. Ini memalukan. Batinya ketika pemilik punggung yang tadi ditabraknya berbalik dengan ekspresi datar dan berjongkok tepat dihadapanya. "Dasar gadis ceroboh!" ujarnya menatap tajam kearah bibir Jacky. Dan setelah itu,ia menarik tubuhnya menjauh dan bangkit sebelum berlalu masuk tanpa memperdulikan Jacky. Namun belum sempat Jacky saar dari rasa terkejutnya, pria tersebut sangatlah menyeramkan. Yah diakui Jacky jika dibalik wajah tampan tersebut, tersembunyi pribadi misterius. Tapi dirinya juga yakin, jika pria tersebut tidaklah jahat. Jacky bisa melihat dari sorot matanya yang bersahaja. Bahkan saat ia mengucapkan berbagai ejekan menghina kepada Jacky. Dirinya berusaha bangkit dari jatuh ketika tangan besar terulur kearahnya. "Aku rasa kau perlu bantuan, mungkin saja akan tersesat." ujarnya dengan senyum ramah. Jacky yang masih kaget hanya menatap dalam diam sebelum otaknya bekerja dan mencerna apa yang terjadi denganya sekarang. Dia hanya tersenyum dan tidak membalas uluran tangan dari pria tersebut. Beranjak bangkit dan kini menatap penuh senyum tulus kepada pria yang tengah mengenakan kimono mandi berwarna putih. Wajahnya tampan . Bahkan sangat tampan.Senyum mengembang lebar tidak pernah luntur dari bibir maskulinya. Dan jangan lupakan pula otot sempurna dibalik jubah mandi tersebut. Sepertinya ia baru saja selesai berenang. Rambutnya terlihat basah dan berantakan. "Trimakasih atas bantuanya. Dan aku rasa kata tersasar dirumah ini benar." balas Jacky setelah ia sadar dari lamunan keterpukauannya. Pria tersebut hanya terkekeh. Dan itu menular pada Jacky yang bahkan tertawa dengan sangat lepas. "Kau datang bersama Orion,apa kau kekasihnya?" tanya pria tersebut masih menatap kearah Jacky. "Tidak. Aku berhutang padanya, ya setelah aku menabrak mobil mewah miliknya." "Separah itukah hingga dia mebawamu kemari?" tanyanya dengan alis mengernyit. "Hemm entahlah,tapi ia juga mebayar atas kerusakan akibat ulahku,pada mobil pengemudi lain.Intinya kami terlibat kecelakan beruntun." jelas Jacky berusaha menyembunyikan nada bergetar pada kalimatnya. "Semoga masalahmu dengan beruang tersebut cepat selesai nona, mari kuantar masuk!" "Terimakasih. Rumah ini sangat indah." ucap Jacky sambil menatap berbinar kearah sekitar rumah berwarna putih tersebut. Mereka yang sudah berjalan kembali berhenti. "Kau harus menyampaikan pada pemilknya langsung. Oh iya perkenalkan aku Briando Clifford, sahabat Orion." ujarnya mengulurkan tangan sopan kearah Jacky. "Aku Jacquellin Parker dan senang berkenalan dengan anda Mr.Clifford." balas Jacky menjabat tangan tersebut hangat. Rasanya tidak enak jika kau menolak tangan yang terasa sangat lembut itu secara dua kali. "Panggil saja aku Brian." Jacky tidak membalas perkataan tersebut. Ia malah mengucapkan kalimat yang sagat tolol "Wajahmu tidak asing dan sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya." ujarnya polos sebelum menyadari kealahan pada kalimatnya. Sungguh tidak sopan. "Maaf," lanjut Jacky dengan wajah merona malu. "Tidak masalah. Memang wajahku pasaran, tapi aku yakin ini pertemuan pertama kita." balasnya sambil terus tersenyum. "Bukan begitu maksutku, hanya saja,,,," Kalimat Jacky terpotong dengan intruksi suara lain. "Apa kalian akan terus bicara disana. Kau membuat tuan rumahnya menunggu nona ceroboh!" hardik Orion dingin. Tubuh Jacky menegang mendengar perkataan tersebut. Ia menolehkan pandanganya dan menatap wajah dingin Orion. Sedang menatapnya dengan ekspresi tidak suka,atau lebih tepatnya kearah Brian. "Ayo kita masuk, beruang penunggu goanya sudah marah." ujar Brian sambil terkekeh. Melihat itu Jacky jadi menyimpulkan satu hal, bahwa pria bernama Orion tersebut memang berwatak keras. Tapi entah mengapa Jacky merasa tertarik dengan kepribadian tersebut. "Kau tidak perlu mengantarnya Brian dan pergialah berganti baju, kau berpenampilan tidak sopan pada tamuku!" gerutu Orion. Apa dua manusia tampan ini sangat senang berdebat tidak penting semacam ini. "Sampai nanti Jacky." ucap Brian sebelum berlalu masuk terlebih dahulu,meninggalkan Jacky yang masih melotot ditempatnya. Namun yang lucu, Brian masih sempat menggoda Orion diujung tangga, parahnya ia lakukan dengan mencolek dagu Orion yang langsung ditepis kasar. "Apa kau akan diam disitu saja? Kau masih bisa berjalan dengan dua kakimu bukan?" selidik Orion dengan mata memincing. Jacky tidak menjawab dan hanya diam mengikuti langkah pria didepanya. Kenapa ia sangat senang berkata kasar sih, heran Jacky. Dirinya sibuk memperhatikan kakinya yang terbalut celana bahan putih, apa ada yang salah.Sepertinya pria tersebut menatap jijik kearahnya tadi. Sebegitu menyedihkanya ia. Tapi jacky tidak peduli, ini hidupnya. Perlakuan yang dilakukan Orion tidak ada tandingan dengan perjalan hidupnya yang berat . Ia kuat dan gadis hebat. Cemooh semacam itu tidak akan menggoyangkan prinsip dan ketegaran hidupnya. Ingatlah jika kau pernah mengalami hal buruk, bahkan berkali lipat lebih buruk dari sikap pria asing tersebut . Sederhana saja, segera lunasi hutangmu dan kau akan terbebas darinya. Mudah bukan, semoga saja benar. Bugggghhhh Namnn tiba-tiba tubuhnya terasa menabrak seseorang. Kepala bagian depanya membentur otot yang keras. Ia tahu harum ini. Dan saat itu seseorang seperti menarik tubuhnya mendekat agar Jacky tidak jatuh terlentang. Ya membentur lantai untuk yang kedua kalinya. Matanya yang semula terpejam,terbuka ketika sebuah nafas menerpa permukaan wajahnya. Hangat dan enak. Tunggu dulu, enak. Dan ketika matanya, menatap manik biru tersebut Jacky nyaris membelalak dan mrmbuatnya jatuh jika tangan besar dipunggungnya tidak menahan dengan erat. Wajah itu dipahat begitu sempurna. Rahang kokoh, hidung mancung dengan bibir maskulin. Dan jangan lupakan mata biru sedalam samudra. Sangat indah dan menghipnotis. "Apa sudah selesai mengaguminya? Aku ingin tahu bagaimana reaksimu ketika menyadari jika tanganku menyentuh bebas p****t kecilmu. Dasar gadis ceroboh dengan tubuh rata." jelasnya membuat Jacky melebarkan mulutnya dan memberontak hingga ia jatuh sungguhan. "Kau!" hardik Jacky dari posisi duduknya. "Berlakulah sopan nona." ucap Orion jongkok tepat dihadapan Jacky. Meluruskan jari telunjuk yang mengacung tepat pada wajah tampannya. Tanganya menangkup wajah Jacky yang berubah pucat pasi. Seperti melihat hantu. Menarik wajah ketakutan tersebut hingga kedua ujung hidung mereka saling bersentuhan. Orion cukup lama melakukan hal tersebut dengan mata tertutup. Ia tampak berkonsentrasi pada sesuatu. Hanya nafas keduanya yang saling beradu dalam keheningam. Hingga Orion mebuka matanya dan menatap wajah damai dihadapanya, sedang menutup mata sambil menggigit bibir bawahnya. Orion mengernyitkan alisnya sebelum menarik bibirnya mendekat ketelingan Jacky. "Kenapa kau sangat sulit untuk k****a, siapa sebenarnya dirimu Jacquellin Parker?!" lirihnya. Jacky yang mendengar itu langsung membuka matanya dan dalam sekejap mendorong tubuh besar dihadapanya. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya bergetar. Orion diam dan bangkit. "Apa kau berfikir jika aku akan menciumu?" ucapnya dengan sinis. "Aku tidak menyangka kau masih mengingat ciuman kita kala itu." lanjutnya sambil memasukan tanganya kedalam saku. "Bukan karena aku berhutang banyak padaku ,kau berhak bersikap rendah padaku Mr.Luciano"ucap Jacky dingin. Ia beranjak bangkit dan membalik badanya,berencana berjalan keluar pintu. "Tidak perlu bersikap jual mahal,kau tahu itu semakin membuat hidupmu rumit.Aku paham bagaimana riwayat keuanganmu Mrs.Parker" Ia menggeram. Menahan matanya yang mendadak sangat pedih. Tanganya mengepal disisu tubuh. Kau benar Jacky. Tidak ada hal yang bisa kau lakukan, bahkan hanya sekedar menyelamatkan keadaanmu sekarang. Pria itu benar. Jangan memperburuk keadaan dan bersikaplah baik. Dialah satu-satunya penolongmu. Kau hanya perlu bersabar. "Lalu,apa yang harus kulakukan agar aku bisa keluar dari tempat menyedihkan ini Mr.Luciano." "Aku tersinggung dengan istilah yang kau gunakan untuk mengambarkan kediamanku. Dan satu lagi, jangan pernah memanggilku dengan nada semacam itu!" jelasnya panjang lebar sambil membanting seberkas map putih yang digenggamnya keatas meja kaca. "Ola!" teriaknya masih menatap Jacky dengan tajam Dan tak berselang lama, seorang wanita paruh baya berlari tergopoh kearah Orion. "Jangan berlari dan membuat dirimu jatuh." ujar Orion dengan intonasi suara merendah. "Bagaiman aku tidak lari ketika kau memanggilku bagai kesetanann?" alas wanita berseragam serba putih tersebut. "Urus tamu terhormatku, Mrs.Parker." ujarnya dengan senyum samar yang tampak bagai seringai. "Si tuan." balas Ola yang langsung mengalihkan pandanganya kearah Jacky yang tidak membalas kecuali anggukan dan senyum kecil. Ia sibuk menyelami netra biru dihadapanya. "Hai Jacky ,kita bertemu lagi dan apa kau sudah melihat penyu koleksi Orion, jika belum mari kutunjukan padamu." suara riang Brian dari ujung tangga membuyarkan lamunan Jacky. Dan tepat setelah kata terakhir tersebut selesai diucapkan, Orion memutus kontak mata mereka dengan angkuh dan berjalan masuk kesisi yang berlawanann. Dasar aneh, batinya bersuara.        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD