Chapter 05 - Bad Liar

2592 Words
California 07.30 Am Pagi itu adalah hari Senin yang menyebalkan. Tepat pukul tujuh tadi, ia sudah selesai dengan ritual mandinya yang entah mengapa berlangsung lebih lama dari biasanya. Setelah kepulanganya dari restaurant kemarin. Jacquellin terpaksa tidur dibutik dan baru mengendari mobil untuk pulang pukul dua dini hari. Terpaksa Jacky lakukan itu. Bukan tanpa alasan, karena seminggu lagi, butiknya akan mengadakan kolaborasi dengan butik pakaian dalam milik Mrs.Scott. Ya istri dari pria tua tersebutlah yang dengan baik hati menawarkan kerjasama. Tentu saja Jacky langsung menerima, keputusan tersebut sangat membantu dalam mengembalikan eksistensi butik miliknya yang sempat mati karena hampir bangkrut satu tahun yang lalu.  Scott Apparel Underwear. Adalah nama brand kebanggan Amerika. Dan suatu kehormatan ketika butik miliknya dapat berpartisipasi dalam acara fashion show bulanan  tersebut. Dan sepertinya nyonya tua tersebut sangat tertarik dengan desain desain karya Jacky. Hingga ia sempat menyinggung tentang pembuatan brand tunggal antar dua butik tersebut.  S&W, kira-kira nama itu yang terbayang dibenak Mrs.Scott. Jika boleh memilih, Jacky kurang setuju atas pembuatan brand tunggal tersebut. Ya pihak Mrs.Scott hanya memberi modal tanpa ikut dalam proses produksi. Dan kerjasama semacam itu tetaplah menguntungkan pihak pertama. Tapi ia sadar jika tidak seharusnya ia menolak. Itu adalah awal yang besar bagi kemajuan dan perkembangan butiknya kedepan. Jacky butuh modal untuk menghidupkan butiknya yang sempat tutup. Membayar tunggakan gaji para karyawanya. Melunasi hutang dengan bank dan menepati janji pemberian asuransi pekerja.   Dan Mrs.Scott sendiri butuh desaigner muda dengan ide-ide baru untuk semakin melejitkan kekayaanya. Dan disitulah ia menemukan Jacky. Sungguh takdir yang sangat indah bukan. Mungkin itulah alasan kenapa Mr.Scott sangat baik padanya. Membiayai pendidikanya hingga S2.  Atau pasangan suami istri tersebut hanya merasa kasihan dan berniat menolongnya. Jacky tidak tahu jelasnya. Setelah memasukan satu botol s**u perah murni kedalam tas bekalnya. Jacquellin berjalan keluar dari kamar tidurnya. Ya dia memang tinggal diapartemen sendirian. Sebenarnya ada rumah, tapi letaknya di New York. Keluarga Scott beberapa kali menawarkan rumah padanya, tapi dengan beribu alasan Jacky menolak semua tawaran. Ia rasa sudah terlaku banyak keluarga konglomerat tersebut membantunya. Ia tidak ingin terlaku banyak berhutang hingga membuatnya tidak bisa jauh dari mereka dan kebaikan tersebut akan terus menghantui Jacky bagai hutang. Kehidupanya sudah lebih baik sekarang. Bahkan ia bisa membiayai hidup dan kuliahnya. Keinginannya tidak muluk, bisa lulus dengan baik dan mengembangkan butik yang dirintisnya dari nol. Oh iya, sudah hampir lima tahun lebih ia tidak menghubungi ibunya. Bukanya tidak mau, hanya saja ia berfikir jika ibunya telah tewas dibunuh oleh para musuhnya.  Yang Jaacky tahu rahasia hidup ibunya. Tapi yang masih menghantui setiap tidur malamnya adalah masa lalu sang ibu dan keberadaan ayah kandungnya. Misteri yang masih menjadi alasan kenapa Jacky tetap bertahan hidup hingga sekarang.   Lagipula jika ibunya masih hidup. Pasti ia mencari keberadaan dirinya. Jadi karena tidak ada yang mencarinya, Jacky menyimpulkan jika sang ibu juga telah tewas. Toh ia juga sudah tiak memiliki keluarga. Entahlah. Hidupnya sungguhlah rumit. Kendati ia masih merasa sakit hati atas kalimat terakhir yang ia dengar dari ibunya. Tapi ia sering menangis merindukan wajah sejuk tersebut. Ia tidak pernah benci ataupun dendam pada sang ibu. Jacky paham alasan kenapa selama ini sang ibu menyembunyikan rahasia tersebut. Tidak masalah karena pada akhirnya Jacky tahu kebenaranya. Hanya saja masih ada satu misi yang harus diselesaikannya. Dan itu adalah puncak dari pencarian hidupnya selama ini. Tangan putihnya terampil mengoleskan selai kacang keatas lembar roti tawar yang sebelumnya telah dipanggang. Sambil menumpuknya dengan bagin roti yang lain ,Jacky menuang jus jeruk dari dalam kulkas. Bibir kecilnya tampak sibuk mengunyah roti rersebut hingga tanpa sadar meninggalkan remah disudut dagunya. Sesekali ia menegak jus berwarna kuning dalam gelas panjang miliknya guna membantu menelan roti penuh serat tersebut berhasil masuk kedalam tenggoroknnya. Bahkan ia makan dalam keadaan berdiri. Dengan mata berlapis kacamata yang sibuk mengamati setiap bagian dalam koran yang dibacanya. Sebagai seorang yang bergerak dibidang fashion, baginya memantau perkembangan setiap hari dunia berbusana adalah hal yang wajib. Dulu ia sering sekali berlangganan majalah fashion kelas dunia. Tapi setelah krisis yang dihadapinya, Jacky jadi berfikir hingga tiga kali hanya untuk membeli satu majalah dengan harga yang menurutnya berubah jadi sangat mahal tersebut. Memang seperti itulah ironi kehidupan. Jadi sekarang koran adalah sahabat terbaiknya.Terutama rubik seputar fashion dihalaman keduanya,menjadi bacaan yang selalu dibacanya bahkan dapat berulang kali.    Seulas senyum samar terukir dibibirnya. Ya, tepat setelah netra miliknya membaca sebuah judul dalam koran yang bertukiskan. "SAU Merilis Jadwal Fashion Show keliling Amerika Mereka, dan Yang Menarik Adalah Kabar Kolaborasinya Dengan WON Collection" Jacquellin semakin melebarkan senyumnya ketika melihat foto dan namanya terpampang jelas sebagai owner dari butiknya. Suatu kebanggan tersendiri baginya. Dan itu berujung pada gigitan terakhirnya yang hampir menelan seperempat bagian roti yang tersisa. Dan sedetik kemudian Jacky terpaksa menuju washtafle untuk memuntahkan isi roti yang ditelanya. Dirinya tersedak dan sedetik kemudian satu gelas jus jeruk telah raib kedalam lambungnya. Setelah membasuh bibirnya dengan air, Jacky segera mengelapnya menggunakan tisu wajah yang diambilnya dari dalam tasnya. Memoles bibirnya dengan lipstic yang memiliki warna sama dengan sebelumnya. Setelah memastikan dandananya rapi, ia meraih gelas tersebut dan mencucinya. Meletakanya dirak tempat penyimpanan gelas sambil berlalu keluar dengan tas memenuhi dua tanganya. Tak lupa ia menunduk untuk mengelus puncak kepala Luther si anjing peliaran Jacky. Ketika ia keluar dari dalam kamar apartemen, seseorang menyapanya. Jacquellin terpaksa menjawab sapaan dengan gerakan menunduk, karena tanpa sengaja menjatuhkan kartu untuk alat masuk apartemen miliknya. Baginya kartu lebih praktis daripada memasukan secara manual kombinasi angka password yang kadang ia sendiri lupa. "Pagi Jacky!" sapa suara lembut yang terdengar bagai nada desahan.  "Oh hai Takuella!" ujarnya membalas sapaan yang ditujukan padanya. Tanpa melihat kearah orang yang menyapa ia tahu siapa pemilkk suara sexy tersebut. Wanita dewasa dengan usia tiga tahun diatasnya. Wanita cantik dengan tubuh proposinal yang mampu membuatnya mendapat jukukan ratu kupu-kupu malam di Dunhill Club. Salah satu club malam terbesar di California. Bukan rahasia umum lagi. Pada mulanya Jacky memilih untuk menjaga jarak dengan wanita tersebut. Apalagi setelah tahu profesi yang ditekuninya. Pantas saja tubuh dan wajahnya tiak pernah terlihat jelek. Bahkan yang membuat Jacky semakin enggan adalah kenyataan jika Takuella sering membawa pulang para pelangganya. Uh membayangkanya saja mebuat Jacky mual. Tapi pada akhirnya semua pertahananya runtuh. Sebenarnya Takuella adalah sosok wanita yang ramah dan kembut. Dia juga baik hati karena beberapa kali memberikan makanan pada Jacky. Bahkan disuatu hari ia pernah membantu Jacky mengatasi saluran air panas dikamar mandinya yang mendadak mati. Ya karena terlalu lama menunggu pihak apartemen, wanita tersebut juga menawari Jacky untuk ikut menggunakan kamar mandi miliknya. Dan yang membuat Jacky semakin berterimakasih ketika Takuella bersedia merawat luther yang tersesat setelah keluar dari pat shop yang mendadak terkunci karena dirinya sedang ada di Las Vegas. Saat itu Jacky sedang panik dan lupa jika anjing peliharaanya masih ada di tempat penitipan hewan apartemen, dilantai bawah. Sudah semestinya luther pulang ketika jam kerja Jacky selesai, tapi naasnya ia mendapati pintu apartemen Jacky dalam keadaan tertutup. Tidak dapat dibayangkan bagaimana jika Takuella tidak datang dan menolong Luther yag nyaris mati kedinginan. Ya saat itu Amerika sedang mengalami musim dingin ekstrem. Sepertinya Takuella sedang keluar dari dalam kamarnya dengan seorang pria. Terdengar dari langkah kaki mereka ketika masuk kedalam lift. Dan benar saja, punggung lebar dibalut jaket kulit berwarna hiam tampak sekilas sebelum terhalang pintu lift yang mulai menutup. Jacquellin hanya menggeleng samar atas gaya hidup tetangga apartemenya tersebut. Bagimana tidak, karena lokasi kamar mereka yang berhadapan, hampir setiap hari Jacky melihat wanita itu tanpa busana yang pantas. Sebenarnya bisa saja jika ia berlari dan ikut masuk kedalam lift yang dinaiki Takuella. Tapi entah mengapa Jacky tidak tertarik sama sekalih. Mengingat pengalaman buruk saat tanpa sengaja berada satu lift dengan Takuella dan pelanganya. Bahkan mereka tanpa malu b******u didalam lift yang saat itu sedang ada dirinya. Apa saat itu mereka tidak menyadari keberadaan Jacky. Yang benar saja, bahkan mereka sempat menunggu lift terbuka bersamaan.   ⏳⏳⏳ 15 menit adalah waktu yang dibutuhkan Jacky untuk tiba dibutiknya. Itu ditempuhnya dengan keadaan mobil yang sangat pelan. Ia tidak ingin menyia-yiakan pagi yang sangat singkat dan cepat berganti. Ia tidak termasuk pengagum senja, tapi bukan berati ia tidak menukai moment saat langit berubah jingga. Ia juga suka senja, tapi lebih menyukai pagi yang datangnya selalu dinanti. Tidak biasanya langit California terlihat sangat terang. Dan cahaya mataharinya terasa hangat saat menerpa kulit. Jacky sampai dipelataran butiknya. Pagi itu lalu lalang dijalan St.Neva tampak padat. Mungkin karena pagi itu adakah hari pertama jam kerja. "Selamat pagi Doly!" sapa Jacky sambil meletakan beberapa lembar dolar kedalam tas terbuka milik seorang seniman jalanan. "Selamat pagi nona Parker!" balas pria berusia sebaya tersebut. Jangan heran jika dikota besar seperti California sering kau jumpai para seniman jalanan yang biasa memamerkan keahlian mereka disepanjang jalan dan trotoar kota. Berbeda lagi dengan tuna wisma yang lebih sering memadati area kota ketika malam hari tiba. Kendati para seniman sering menciptakan keramaian ditempat umum, pemerintah kota mengapresiasi para penggerak seni. Tentu saja karena itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis. Sedangkan Doly adalah pria berambut putih yang entah bagaimana ceritanya telah menempati lorong diantara butik milik Jacky dan sebuah resto seafood disisi timurnya. Pria tersebut sangat baik. Bahkan dengan sukarela sering membawakan lagu dari band rock vaforitnya, The Beatless. "Selamat pagi miss!" sapa Susan dari bakik manequin berkepla botak. "Selamat pagi Susan!" balas Jacky dengan senyum simpul. Kemarin, sekertarisnya itu sudah menjelaskan kenapa Mr.Scott bisa mencarinya diarea parkir. Karena Jacky tak kunjung datang,akhirnya Susan berasumsi jika majikan mudanya tersebut sedang keluar mengambil dompet yang tertinggal didalam mobil. Dan tanpa diduga, pak tua tersebut langsung  mencarinya diarea parkir. Sedangkan Susan sendiri merutuki ucapan bibirnya. Tapi ya sudahlah. Jacky tidak marah padanya. Itu sangat melegakan. Majikannya tersebut memang sangat pengertian dan baik hati. Sayang sekalih nasib sedang tidak berpihak padanya. Susan adalah satu-satunya karyawan yang bertahan untuk tetap  bekerja bersamannya. Bahkan ketika butiknya tutup dan para karyawan melakukan demo besar guna menuntut hak mereka. Susan tetap setia dibelakangnya. Bukanya ikut melayangkan protes,gadis tersebut malah memberikan dukungan pada Jacky.Padahal jika dipikir, diantara para karyawan butiknya, Susanlah yang mendapat kerugian paling banyak. Mengingat jabatanya sebagai CEO  butik, menggantikan Jacky yang saat itu sedang menempuh pendidikan di Australia. Bahkan setelah butiknya benar-benar bangkrut dan tutup. Susan tetap setia membantunya secara keuangan. Ya karena Jacky terpaksa pulang dan berhenti kuliah selama setengah tahun. Sebelum keluarga Scott yang memang salah satu pelanggannya datang menawarkan bantuan. Dengan uang dan jabatan yang dimiliki pasangan suami istri tersebut, butik milik Jacky kembali beroprasi, mengangkat karyawan baru dan meminjamkan dana untuk semua hutang denda pada karyawan yang harus dibayar Jacky dengan segera. Bahakan mereka juga membiayai kuliahnya hingga sarjana sebelum Jacky memutuskan untuk kembali ke California dan mengembangkan butiknya lagi. Ia tidak ingin butiknya dibawah pengawaan orang lain. Bukanya ia tak percaya pada Susan. Melihat kesetiaan yang ditunjukan karyawanya tersebut, Jacky harus berfikir ulang jika kelalaian kerja Susan lah yang menyebapkan butiknya bangkrut. Jacky sendiri masih menyelidiki hingga tak berselang lama ia tahu jika salah satu karyawan yang memegang bagian keuangan melakukan penggelapan dana. Dan sepertinya itu alasan yang tepat untuk kebangkrutan butiknya. Dua bulan setelah kasus tersebut terungkap, lewat bantuan Susan. Jacky melaporkan kasus tersebut, berkat kuasa hukum ia berhasil memenjarakan wanita munafik tersebut. Penghianatan. Sepertinya Jacky akan sangat sulit percaya paia orang lain. Jadi ia sangat menghargai apa yang telah Susan berikan padanya. Pertolonganya ketika ia tak mampu membayar tagihan apartemen, biaya makan dan seleruh keperluan hidupnya. Saat itu Jacky benar-benar kehabisan uang, bahkan ia terpaksa menjual mobil pribadinya. Sebelum akhirnya ia mampu membeli yang baru, meskipun tidak sama tapi ia bersyukur .   Sempat pula ia betniat menjual benda berharga baginya. Rumahnya di New York. Tapi tidak jadi karena Susan mengatakan jika itu akan berguna untuk masa mendatang. Jacky tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika saat terpuruk itu ia tidak memeiliki sahabat sekaligus partner kerja seperti Susan. Ia harus semangat kerja dan mengembangkan butiknya lebih maju. Ia harus bisa menunjukan pada Susan jika pengorbanan yang dilakukanya untuk menolong Jacky tidaklah percuma. Dan rasa syukurnya bertambah ketika tiga bulan yang lalu ia berhasil menyumbangkan dana untuk proses pernikahan Susan. Dan dengan senang hati meminjamkan rumah mewahnya di New York untuk tempat mereka menginap selama bulan madu. Ya Susan yang seusia dengannya memang sudah menikah. Dengan kakak tingkatnya di SMA dulu. Rasanya jadi rindu dengan teman-teman SMA. Apa kabar kedua sahabatnya. Jacky ingin menghubungi mereka, tapi waktunya tidak tepat. Seminggu ini ia akan sangat sibuk.  Mungkin setelah acara fashion show Jacky berniat untuk mengambil masa liburan dengan mengunjungi sahabat kecilnya, Bella yang sekarang menetap di Malibu. Ya nasib baik menyertai sahabatnya tersebut. Ia berhasil menjadi salah satu aktris Hollywood terkenal. Bahkan kerap beberapa kali Jacky melihat wajah temanya tersebut dilayar TV dan beberapa majalah dunia.  Ngomong-ngomong , sahabatnya tersebut tidak tahu perihal kebangkrutan butik Jacky. Yang ia tahu saat sedang mengalami masa sulit rersebut, Jacky masih ada di Australia untuk bersekolah. Rasanya sangat miris melihat kesuksesan temanya.Jika hanya dibandingkan dirinya yang memiki butik kecil yang pernah bangkrut dan sekarang terjerat hutang dengan keluarga konglomerat, meski mereka tidak menekan Jacky pada bantuan yang pernah mereka berikan. Tetap saja Jacky harus menggantinya .  Ia ingin bebas dan tak ingin terikat dengan siapapun, apalagi karena alasan hutamg. Ia percaya ia memiliki bakat dan Jacky harus mengembangkanya. Berkarya untuknya, bukan untuk orang lain yang memang mampu menyediakan modal yang tidak bisa dipenuhinya. Menyedihkan sekali bukan.Sama halnya kau menjual keahlianmu untuk melipat gandakan pendapatan orang lain. Beberapa bulan terakhir Bella sering mengunjunginya ke California. Hanya ketika gadis tersebut tidak sibuk dengan kehidupan selebritisnya. Bahkan Bella sering menghubunginya dahulu ,hanya sekedar menayakan kabar dan hala-hal tidak mutu yang biasa mereka bahas sejak dulu. Sempurna sekalih hidup sahabatnya itu. Dan Jacquellin merasa bangga sekaligus bahagia melihat kesuksesan Bella. Berarti benar kata pepatah jika beruntunglah kamu yang lahir dengan wajah cantik. Bukti nyatanya ada pada Bella. Jadi jangan iri jika hidupmu slalu susah Jacky, karena kau saja tidak cantik. Lelucon seperti itulah yang bisa dijadikan Jacky untuk semangat berkarya ketika ia sedang mengalami pergolakan hati. Namanya juga manusia biasa, jadi lumrah ketika ia sering merasa tak berarti. Tapi Jacky lebih beruntung karean ia masih memiliki banyak hal yang pantas dibanggakanya. Ada sesuatu yang dimilikinya dan itu tidak dimilikk Bella atau bahkan beberapa wanita cantik lainya. Bayangkan saja, ia yang tidak cantik berhasil memikat pria kaya yang telah beristri. Bagaimana jika ia cantik. Bisa-bisa seluruh pria didunia memujanya. Dan tiak ada yang tersisa untuk wanita lain. Begitulah suara hatinya menghibur ketika ia merasa sedang berada dibawah. Jujur Jacky sering merasa tidak percaya diri. Terlebih karena keadaan dan masa lalunya. Tapi syukur, berkat agama yang dianutnya ia mampu melewati masa sulit rersebut. Oh iya, sudah lama ia tidak pergi keGereja. "Kemarilah Susan, tadi aku membeli manisan diujung perempatan!" teriak Jacky menggema dari dalam ruang pribadinya.   ⏳⏳⏳ Orion sedang berenang didalam kolam pribadi rumahnya dikawasan Monterey Park. Selain rutin membentuk tubuhnya diruangn GYM Orion juga tidak pernah absen untuk berenag. Baginya bisa berenam didalam air adalah bentuk relaksasi yang sangat menenangkan. Apalagi setelah semalamam Orion tidak bisa tidur dan berkutat dengan pekerjaannya. Banyak kasus yang harus diselesaikan okeh kartelnya. Ditambah tuntutan daddy nya yang meminta agar Orion menumpas habis pemberontakan di Skotlandia. Kasus itu sangatlah rumit bagi Orion. Ia tidak paham inti utamannya .Dan perlu waktu lama agar ia mampu mempelajari kebenaranya. Dirinya tidak mungkin bertindak gegabah hanya berbekal data yang tiak akurat. Ia tidak akan mengambil resiko besar yang mungkin diakibatkan dari tindakan bodohnya. Tapi satu yang diyakininya jika hal tersebut berkaitan dengan masa lalu orang tuanya. Meskipun sang daddy tidak memberitahukan secara langsung, tapi Orion tidak bodoh untuk menebak situasi yang terjadi. Orion bangkit dari dalam molam renang dan erjalan ketepi untuk meraih kimono mandi sebelum diikat menutupi tubuh nakednya. Tangan besarnya bergerak kebelakng untuk menyugar rambut. Dan setelah itu matanya memincing menatap layar ponselnya yang menyala dan mencetak nama Brian dipermukaanya. Orion mengabaikan panggilan tersebut hingga ponselnya mati secara otomatis. Ia memilih menegak jus jeruk kesukaanya sebekum ponselnya kembali bergetar dan nada dering mengusik ketenangan telingannya. Sialan. Ada apa dengan pria ini. Batinya menggerutu. Tangannya kembali meakan gelas berisi minuman berwarna kuning yang tinggal setengah dan meriah ponsel miliknya. Menekan tombol hijau dan menempelkan ditelinga kanannya. "Lama sekali kau mengangkat telfonku dude!" cecar suara serak dari sebrang telfon. Sedangkan Orion sendiri hanya diam tanpa berusaha mejawab.   Dan setelah itu sambungan dimatikan. Dasar bodoh. Ia hanya  menelfon untuk bertanya apa Orion memiliki komputer dan jaringan internet dirumahnya. Dia pikir mereka sedang ada dimana? Dihutan rimba? Dasar bodoh. Umpat Orion untuk temannya,bagaimana ia bisa berteman dengan pria t***l seperti dia. Heran Orion dalam hati.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD