POV Aji Saputra
"AYAAAA!!!!"
Aku berteriak sampai serak, kepala Aya terpisah dari tubuhnya dan terhempas ke lantai, sementara aku hanya bisa terpojok di dinding sambil memegangi luka di perutku yang menganga.
Laki-laki berbaju batik dan berkeris aneh didepanku menyeringai, ia membuatku terjebak dalam keputusasaanku sendiri dengan membuat gadis palasik yang barusan memotong leher Aya mendekatiku.
Seandainya aku membuat rencana matang terlebih dahulu, mungkin semuanya takkan berakhir seperti ini.
Gadis Palasik itu mendekati lelaki batik itu, wujudnya saat ini terlihat mengerikan dengan taring panjang dan lidah kecil panjang yang bergerak-gerak di udara bagaikan seekor ular.
"Riwayatmu hanya sampai disini bocah..."
Alina mengayunkan lidahnya, saat ia mendekatiku samar-samar aku melihat
