"Selamat pagi, Tante!" Anyelir memasang senyum lebar saat kakinya menjejaki lantai ruang makan. Ternyata dirinya menjadi yang terakhir datang karena baik Vitta, Vian, bahkan Varhian sudah duduk manis di kursi masing-masing berhadapan dengan berbagai menu sarapan yang dimasak oleh Nyonya besar rumah ini. "Selamat pagi, Anye! Ayo duduk!" ajak Meta. Anyelir mengangguk, dia menoleh ke arah Varhian yang tengah tersenyum padanya. "Kayak bukan Anye yang biasanya," ujar pria tinggi berkacamata itu. Anyelir menaikan sebelah alisnya dengan bingung. "Emang biasanya aku gimana?" tanyanya penasaran. Kakak sepupunya itu tertawa kecil sambil menggigit roti bakar miliknya. "Suram. Kamu biasanya kebanyakan ngelamun, atau engga fokus. Tapi sekarang lebih kelihatan lepas aja gitu," jawabnya. Anyeli

