2

998 Words
Malam ini, bapak minta di pijetin sama aku, katanya kangen pijetanku. Jadi sambil bapak geletakan di tiker dengan ku pijet, Ibu sama Ero sesekali mengajakku dan bapak bercakap-cakap. "Udah ketemu sama Ali, kak?" "Udah" jawabku. "Gimana?" "Apanya yang gimana?" "Ganteng kan?" tanya adekku itu. Aku mengernyit "B aja tuh, lagian aku kan tiap tahun juga liat dia kalo pulang" "Eleh, bilang aja mata kamu seger bisa terawang yang kotak-kotak di balik kemejanya" ledeknya. Aku hanya mencebikkan bibir sebagai balasan tanpa berbicara. Toh yang dia bilang bener. Tadi sore aja pas dia nganter aku pake motornya, rasanya tanganku gatel pengen peluk dia. Apalagi harumnya..uhhhh...ngga nahan, menusuk-nusuk indera penciumanku. "Hehe, ngebayangin Ali kan kamu" duganya. "Iyalah, masa ngebayangin situ" judesku. "Kamu tuh kak, bibirnya udah bisa di kasih rem yang kenceng, biar ngga lancar banget ngomongnya. Malu, udah tua masih kolokan" tegur Ibu. "Tau tuh, itu tuh yang buat ngga laku" lagi dan lagi Ero cari gara-gara. "Diem kamu" sentakku. "Bener tuh yang di bilang adek, kamu pasti ngga laku karena bibirmu yang asal jeplak" dukung Ibu. "Ngga kan Pak?" tanyaku pada bapak berusaha mencari dukungan. "Bener kata Ibumu" Ingin ku mengumpat, tapi takut dosa. "Yaelah pak, bu, kalo pun Prilly belum ketemu jodoh, itu bukan karena bibir Prilly yang asal ceplos, tapi karena jodoh Prilly masih punya orang" "Sebahagiamu aja lah kak bikin alasan" kata adekku. "Oh ya Ro, kok Ali disini?" tanyaku. Ali itu memang kerja di pekan baru, tapi di kotanya bukan di pedesaan tempat kami tinggal. Dari desa kami ke pekanbaru kota itu biasanya tiga jam-an lah. "Iyalah, dia kan kadang sabtu minggu pulang ke sini" "Oh, pantes" "Jadi gimana kak, udah kamu pikir-pikir yang kemaren ibu bilang?" "Yg mana?" tanyaku. Aku kan pelupa, mangkanya bisa cepet move on dari mantan. Hehehe. "Yg ibu bilang mau jodohin kamu sama Ali" "Ngga lah bu, Prilly kan ngga deket sama Ali" "Kurang deket apaan, dari zaman Ali masih pipis celana aja mainnya udah sama kamu" begitu kata Ibu. "Itukan lain bu, Prilly maunya Ali kenal dan tau semua tentang Prilly dulu" "Terus gimana caranya kalian saling mengenal kalo kamu kerjanya di kota lain sedangkan Ali di sini. Udah gitu polisi liburnya dikit" "Yaudah, berarti ngga ada cara untuk Prilly sama Ali berjodoh" kataku santai. "Ya adalah" "Apa bu?" "Kamu menikah sama Ali secepatnya" "Ngga mau bu, pokoknya Prilly mau kenal dulu sama Ali baru menikah" "Yaudahlah, males ibu maksa kamu. Toh kamu yang bakal jomblo melulu" cibir ibu. ⭐⭐⭐ "Mau kemana Pril?" Aku menoleh dan mendapati Ali sedang menatapku. Aku memakai penglihatan tajamku untuk mendalami keseksian yang di sembunyikan kaos putih ketat yang ia pakai. "Mau ke pasar" "Mau aku temenin?" tanyanya. Maulah. "Enggak usah." Paksa dong. "Oh yaudah" katanya membuat hatiku menggeram kesal. Nih cowok berondong ngga peka amat sih. Aku membelalak ketika dia melaju meninggalkanku sendirian bagaikan jomblo hina yang malang. "ALIIIII" teriakku kesal, tak peduli suaraku menganggu warga sekitar. Ali kemudian berhenti dan menoleh ke arahku. Ia memutar kembali motornya ke tempatku berdiri. "Apa?" tanyanya santai. Kurang asem nih bocah. Tak kutuk jadi suamiku baru tau. "Kamu kenapa ngga maksa buat nganterin aku sih?" ketusku kemudian menaiki motornya. "Ya mana aku tau, kan kamu sendiri yang bilang ngga usah" "Ngga usahnya cewek itu berarti kebalikannya" "Ribet ya jadi cewek. Udah ada bahasa indonesia yang bener aja pake dibalik-balik" protesnya. "Itu kode" Kan itu hukum alam. Iya kan? Dianya aja ngga pengertian banget sama cewek sampe yg kayak gituan dia ngga tau. Ali sudah melajukan motornya membelah jalanan yang agak ramai karena ini hari minggu. Tanganku yang sedari tadi gatal ingin memeluk tubuh peluk-able itu seketika sudah melingkari perut Ali dengan erat. "Ngga punya cowok ya sampe meluk aku?" ledeknya. "Ini kebiasaan aku tau kalo di boncengin orang" alibiku. Ku rasakan ia terkekeh karena terasa dari tubuhnya yang agak bergoyang. "Mau beli apa ke pasar?" "Disuruh ibu belanja sayur sama ikan" "Emang tau?" tanyanya remeh. "Ya taulah makanya aku ke pasar" desisku sinis. Ia tertawa ganteng. Aduh...kapan sih dia jelek? Setelah kami sampai di pasar, Ali memarkirkan motornya di sebuah tempat parkir berbentuk ruko. Kami kemudian berjalan untuk ke pasar sayur dan pasar ikannya. Ngga terlalu jauh kok. Apalagi kalau jalannya berdua sama dia. "Beli apa dulu?" "Beli ikan dulu, yang paling jauh biar bawanya ke depan nanti ngga berat banget" Tin tin Sebuah motor mengklaksonku, Ali menarik ku ke sisi kirinya "Jalannya jangan ke tengah banget. Dari dulu ngga berubah ya" omelnya. Aku hanya tersenyum saja mendengar celotehannya yang menceramahiku. Ngga apa-apa deh kena omel, yang penting di gandeng. Iya, tangannya sekarang lagi megang tangan aku. ⭐⭐⭐ "Ali, ambilin kerupuknya dong" pintaku kepada Ali. Bukannya aku bersifat sok manja ya, tapi kerupuknya itu memang ada di meja belakang Ali. "Udah pesen bakso jumbo, sekarang tambah kerupuk lagi, ngga takut gendut?" katanya. Oh iya, biar kalian jangan bingung aku kasih tau, selepas kami belanja bahan pokok rumah tangga. Maksudnya rumah tangga ibu. Rumah tangga kami belum di bangun. Oke, back to the topic, kami makan bakso di warung bakso cinta. Jiahhhh...alay...judul ftv kalee. Maksud aku-istrinya Baekhyun, kita lagi makan bakso di salah satu tempat bakso favorit aku kalau balik ke kampung. Rasanya enak, makanya warungnya rame terus. "Aku ngga mau gendut, tapi aku juga ngga mau makan ku jadi terbatas karena itu" "Biasanya kan cewek begitu" katanya. "Aku engga, langsing seksi begini aja ngga ada yang mau, jadi bodo amatlah sama berat badan" Ali terkekeh manis, ganteng, imut, ah ntah apalah. Yang pasti adek ini kece baday, mampu membuat jantung kakak geter-geter kayak ada notifikasi. "Masa sih ngga ada yang mau?" tanyanya. Aku menggigit kerupukku sambil menatapnya dengan sebelah alis terangkat tinggi "Ngejek banget" desisku. "Ngga ngejek, aku kan cuma mastiin kalo cewek yang mau aku deketin ngga ada yang punya" jelasnya santai. Kunyahan ku berhenti untuk sesaat, mataku tak berkedip menatap Ali yang masih memaparkan senyum pepsodentnya. Ini anak serius atau engga ya, nanti keburu baper lagi akunya. Ya Tuhan, nikmat mana lagi yang kau dustakan jika yang di katakan kembaran Do Kyung-soo ini benar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD