BAGIAN 1 TULISAN PERTAMA

408 Words
Tiga bulan yang lalu. Amelia mengirimkan naskahnya. Yang mana, membuatnya terkenal seperti sekarang. Novel bertema thriller membuat heboh penjuru negeri. Pasalnya, kisah itu seolah nyata. Bahkan, tak sedikit yang menyukainya. Meski banyak kontra sana-sini dan menjadi bahan perdebatan di banyak kalangan. "Kapan kamu akan kemari?" Tangan Amelia bergetar membaca pesan itu. "Kenapa Kak?" "Novelmu sungguh bagus. Aku akan membantumu lagi. Membuat serial kedua." Amelia segera berlari keluar rumah. Langkahnya terhenti, ketika sebuah kotak besar ada di depan rumahnya. Amelia membuka satu persatu kotak itu. Perlahan, kotak yang dikeluarkan semakin kecil hingga berupa kotak cincin. Pelan, ia membuka kotak itu dan menemukan jari yang masih berlumur darah. "Kamu lihat cincin dijari itu?" Amelia segera membuka pesan, ketika handphone-nya bergetar. Amelia melihat cincin yang tersemat di jari itu. Perlahan diambilnya. "Pakai!" Amelia segera memakainya. "Kamu cantik mengenakannya." Amelia segera menyimpan kotak itu dalam ruang bawah tanah. Ya, rumah yang ditempatinya adalah rumah yang telah disediakan pria itu. Semenjak Amelia mengirim naskah dan demi keselamatan keluarganya, gadis itu memilih meninggalkan rumah. Amelia membuka lemari pendingin. Di mana banyak potongan tubuh manusia. Kaki yang digunakan menyerahkan hadiah berupa gelang kaki. Tangan, leher, kuping dan jari. Sebuah pesan muncul. Namun, kali ini, bukan kata-kata. Melainkan sebuah hasil dari share lokasi. "Aku akan segera ke sana." 000 Amelia berjalan memasuki area gudang. Di sana, seorang pria bertudung tengah duduk di atas sofa sambil bersandar. "Kamu sudah datang?" "Ehm." "Kamu suka hadianya?" "Aku suka." "Coba kulihat!" Ia menarik tangan Amelia. "Ternyata melihat secara langsung, tidak melalui foto itu, lebih enak." "Kamu cantik memakainya. Lain kali, akan kuberi yang lebih indah lagi dari ini." Pria itu mencium tangan Amelia. Sebelum akhirnya menarik gadis itu ke ruangan tertutup. Di sana, sudah ada seorang pria. Tubuh Amelia bergetar melihatnya. Pria itu adalah teman masa kecilnya yang belum lama ini bertemu. "Pria ini menjijikkan. Dia menggodamu. Benar-benar keterlaluan. Iya, bukan?" Hening. Tak ada tanggapan. "Iya, bukan?!" "Iya." Amelia merunduk. "Amelia? Amelia, kamu di sana? Tolong aku Amelia. Aku masih mau hidup." Amelia semakin ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat. "Amelia! Amelia!" Pria yang berdiri di dekat Amelia mengguncang tubuh gadis itu. "Dasar g****k! Kamu membuatnya takut!!" Pria itu segera mengambil kayu dan memukuli kepala teman masa kecil Amelia. "Kamu tidak apa-apa kan? Tenang saja, dia sudah mati." Pria itu mendekati Amelia dengan tubuh berlumuran darah. "Te ... terima kasih, Kak." Tubuh Amelia berguncang hebat. Pria itu segera memeluk gadisnya. "Tenang saja. Selama ada aku. Kamu akan aman."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD