Seperti biasa Nick sudah menunggu di gerbang sekolah Giana. Teman-teman Giana yg melihat Nick langsung berpamitan pada Giana.
"Bye Giii... bodyguard lu dah nunggu noh" pamit Leoni sambil senyum-senyum.
"Mantaapps niihh gebetan Giana, setia menunggu digerbang biru." ledek Zora
"Cintaku bersemi digerbang biru..." sahut Tomi yang mengundang tawa teman-teman Giana yang lain.
Giana hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala menanggapi candaan teman-temannya.
"Hii Nick" sapa Giana setelah berpisah dari teman-temannya.
"Gimana hari ini? Cape Naa?" tanya Nick sambil tersenyum hangat.
"Hehee... ga juga sih"
"Jalan yuk Na"
"Kemana?"
"Maunya kemana? Aku anter kemana kamu mau." jawab Nick
"Loh kok jadi kamu anter aku, kamu mau ajak aku kemana?"
"Aku cuma pengen jalan aja sama kamu. Tapi kalo kamu ga mau ga apa Na." jawab Nick harap-harap cemas.
"Hmmm... kemana yaaa? Gimana kalo ke toko buku aja?" usul Giana
"Boleh" jawab Nick semangat
"Tapi pulang dulu ya Nick, ganti baju dulu. Gw masih pake seragam."
"Oke. Ayo Na, hari ini aku bawa motor." ajak Nick
"Oke"
Sampai rumah, Giana ijin pada Mama Liana akan ke toko buku bersama Nick. Setelah berganti baju, Giana dan Nick pamit sama Mama Liana. Mereka langsung ke toko buku didekat rumah Giana.
Giana mencari komik-komik lucu untuk sedikit hiburan ditengah penatnya otak menghadapi ujian kelulusan. Sedangkan Nick melihat-lihat buku tentang design. Mereka asik melihat-lihat dan memilih buku yang akan mereka beli. Sesekali Nick akan menanyakan pendapat Giana tentang buku yang akan dibelinya. Giana pun melakukan hal yang sama, dia akan bertanya apakah Nick pernah membaca komik yang akan Giana beli atau tau rekomendasi komik yang bagus. Karena Nick juga suka baca komik begitupun juga dengan Giana kadang suka melihat-lihat buku tentang design. Mereka berkeliling sambil asik bertukar pendapat dan tanpa terasa hari sudah sore.
Setelah selesai Nick mengajak Giana ke cafe yang ada di sekitar toko buku.
Sampai di cafe, Nick mengajak Giana untuk duduk di outdoor dengan pemandangan taman yang teduh dan indah untuk menikmati cemilan sore.
"Kamu mau pesen apa Naa?" tanya Nick
"Ehhmm... gw jus jambu aja." jawab Giana
"Pesen cemilan yaa, chicken popcorn atau roti bakar atau mau yang berat sekalian? Ada pasta juga disini. Sukanya apa Naa?"
"Kayanya yang ringan aja Nick, Mama nanti masak ga ada yang makan."
"Chicken popcorn sama puding karamel mau Naa?."
"hmm... boleh deh. Sharing aja Nick, biar ga kebanyakan."
"Oke, aku pesenin dulu ya." kata Nick sambil beranjak untuk memesan makanan.
Giana tersenyum sambil mengangkat dua jempolnya tanda setuju.
Ga lama Nick datang dengan membawa pesanan mereka.
"Makanan datang, selamat menikmati." ucap Nick sambil memberikan pesanan Giana.
"Terima kasiiihhh... keliatannya enaaakk." jawab Giana dengan berbinar melihat cemilan mereka.
"Iya disini makanannya enak-enak. Next time cobain pastanya deh. Pasta salmonnya enak, kamu suka salmon kan Na?" Nick menjelaskan sambil bertanya kesukaan Giana.
"Ehhmm... kalo gw suka makanan apa aja yang enak. Kalo ga enak gw ga suka." jawab Giana diikuti tawa mereka.
Nick dan Giana menikmati cemilan mereka sambil bercerita banyak hal. Dari persiapan ujian sampai apa yang dicita-citakan. Mereka juga membicarakan persiapan kuliah mereka, dimana kampus yang dituju sampai hal-hal konyol pun mereka bahas.
Ketika cemilan mereka habis, Nick mulai gelisah. Nick yang sudah mempersiapkan untuk menyatakan perasaannya pada Giana mendadak blank dan gelisah setengah mati. Nick bingung harus mulai darimana, mendadak takut Giana tidak bisa menerima perasaannya dan membencinya. Dari awal kedekatan mereka lagi, Nick berkali-kali ingin menyatakan perasaannya tapi dia belum siap jauh dari Giana kalau perasaannya tidak diterima. Tapi hari ini Nick sudah meyakinkan hatinya, karena Nick juga takut kalah langkah lagi.
"Naa..." panggil Nick
"Yaa..." jawab Giana
"Jangan marah yaa!"
"Loh... kenapa? Kayanya lu ga ada salah deh sama gw." jawab Giana heran
"Naa... aku suka kamu. Mau ga kamu jadi pacar aku?" tanya Nick sambil menahan nafas.
Giana terkejut dan mendadak diam sambil memandang Nick dengan mulut menganga.
Nick menghembuskan nafas pelan kemudian tersenyum, Nick sudah menyiapkan hatinya untuk hal seperti ini.
"Naa... ditutup mulutnya. Nanti giginya masuk angin loh." kata Nick sambil tertawa, walaupun hatinya gelisah karena Giana tidak menjawab pernyataan cintanya.
"Eh... oh yaa." jawab Giana bingung harus menjawab apa dengan pernyataan Nick.
Giana nyaman dengan Nick, tapi Giana takut kehilangan sahabat. Giana masih dibayangi kejadian dengan Lois, karena berpacaran dan putus membuat mereka jadi tidak bisa bersahabat lagi.
"Maaf Nick, gw belum bisa." jawab Giana akhirnya.
"Ga apa Naa, ga usah jadi beban. Kalo kamu ga bisa jadi pacar aku, kita bisa tetep sahabatan kan?" tanya Nick
"Iyaa" hanya itu yang keluar dari mulut Giana.
•••
Hari ini Giana masih sibuk rebahan di kasur. Hahaahaaa... iya dari semalam Giana galau mikirin Nick. Setelah pernyataan cinta Nick, Nick mengantarkan Giana pulang. Dan dari semalam setelah masuk kedalam kamarnya, Giana menggalau sampai susah tidur. Yang sukses membuat matanya menjadi mata panda.
Giana memutuskan untuk membaca komik yang dibelinya kemaren di kamarnya. Otaknya butuh penyegaran dan komik adalah hiburan Giana. Giana bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk membaca komik-komik kesayangannya. Bahkan Giana tidak pernah bosan membacanya berulang kali. Sampai-sampai Mama Liana memanggil Giana untuk makan siang pun tidak terdengar karena Giana terlalu asik dengan dunianya sendiri.
"Naaaaaaaa......... " teriak Mama Liana didepan pintu kamar Giana yang terbuka.
Giana terkejut bukan main sampai melempar bukunya dan langsung berdiri dari kasur.
"Iiiiiiisssssshhhhh..... mama niiiiihhh... ngagetin aja deh." ucap Giana sambil manyun.
"Kupingmu itu loh Naa... mama dah teriak-teriak daritadi. Kalo udah baca komik dah tenggelem, lupa segala-gala. Ayo makan dulu, nanti dilanjut lagi bacanya. Papamu dah nunggu dibawah." jelas Mama Liana.
"Iya Maamaaakuuu yang caaannttiiikkk." jawab Giana sambil bergelayut manja pada lengan mamanya.
Sampai dibawah Papa Gio sudah dimeja makan.
"Ayo makan dulu Naa... kamu itu ya selalu aja lupa waktu." kata Papa Gio sambil mengusap rambut Giana yang sudah duduk disebelah papanya.
Giana hanya tersenyum sambil menempelkan kepalanya dipundak papanya. Giana selalu manja dengan papanya dan untuk hal-hal yang serius selalu dibicarakan dengan papanya. Sedangkan dengan mamanya, dia selalu bisa bercanda tentang semua hal.
Giana dan orangtuanya makan siang diselingi canda tawa dan obrolan-obrolan ringan. Setelah makan Giana kembali ke kamarnya, kembali menenggelamkan diri dalam komik-komik kesukaannya.
Ga terasa hari sudah sore, Giana turun kedapur untuk minum dan mencari cemilan. Setelah mendapatkan cemilan, Giana duduk diruang keluarga sambil mencari-cari acara tv. Giana mulai mengunyah cemilannya sambil menonton tv. Tiba-tiba Giana merasa namanya dipanggil.
"Gia... Giiiaa... Giana..."
Giana mengecilkan suara tv nya sambil mendengarkan suara yang memanggilnya. Giana merasa tidak ada temannya yang memberitahunya akan datang kerumahnya. Nick pun selalu mengabarinya jika akan main kerumah Giana. Giana memang berharap Nick yang datang, Giana merasa harus menjelaskan alasannya tidak menerima Nick. Tapi sepertinya itu bukan suara Nick. Giana pun mengintip dari balik jendela. Begitu melihat siapa yang datang, Giana langsung malas membuka pintu. Yang datang kerumahnya bukan Nick.
Melihat Lois datang kerumahnya, Giana ingin kembali masuk kedalam kamarnya, sayangnya mamanya melihat Giana yang akan berjalan kembali ke kamarnya. Mamanya meminta Giana untuk membukakan pintu. Mamanya berpesan untuk menyelesaikan semua masalah dengan baik-baik. Dan Giana juga harus menghargai orang yang sudah berniat baik dengan datang kerumah Giana. Mamanya meyakinkan Giana akan menyuruh papanya duduk di meja makan untuk mengawasi Lois. Dengan malas Giana berjalan lagi kedepan untuk membuka pintu. Dan Mama Liana menepati janjinya dengan mengajak Papa Gio untuk duduk di meja makan mengawasi Lois sambil menikmati secangkir kopi hitam dan cemilan berupa kue brownies buatan Mama Liana.
Mama Liana sudah menceritakan kejadian pelecehan yang dilakukan Lois pada Giana. Papa Gio jelas marah, tapi Papa Gio mempercayai Giana. Dan Papa Gio ingin Giana bisa belajar mengahadapi masalahnya sendiri. Tentu saja Papa Gio tetap akan membantu apabila Giana membutuhkan bantuan orangtuanya.
Ogah-ogahan Giana membuka pintu.